Bikin Nyesel! Jemaah Ini Bongkar Cerita Pahit Umrah Mandiri!

Umroh mandiri tak selalu indah! Pengalaman pahit jamaah ini saat umroh mandiri ternyata mengungkap risiko besar, kira-kira apa yang dialami?

Gambar 1 : Kisah Jemaah Pengalaman Pahit saat Umroh Mandiri

Dari Tren Umroh Mandiri, banyak orang yang tergoda dengan iming-iming “lebih fleksibel” dan “lebih murah” saat memilih umroh mandiri. Dilansir dari Himpuh ternyata, bagi Zulkarnaen (38), pengalaman yang ia jalani justru membuka mata bahwa tidak semua perjalanan ke Tanah Suci bisa dilalui tanpa pendampingan yang tepat.

Awalnya, ia hanya ingin fokus beribadah, menikmati momen spiritual tanpa gangguan. Namun harapan itu perlahan memudar begitu ia harus berhadapan dengan berbagai urusan teknis yang menumpuk, sementara perlindungan asuransi pun tidak ia dapatkan.

“Niat awalnya untuk fokus ibadah malah buyar dengan urusan teknis administratif selama di Makkah dan Madinah,” keluh Zulkarnaen, dikutip dari Detik, Jumat (28/11/2025).

Fakta Pahit dan Resiko dari Umroh Mandiri

1. Biaya Tidak Lebih Murah, Justru Lebih Melelahkan

Banyak yang memilih umroh mandiri karena percaya biayanya lebih hemat. Tapi menurut Zulkarnaen, kenyataannya tidak demikian. Biaya yang ia keluarkan ternyata hanya selisih tipis dibandingkan paket travel resmi. Kerugiannya? Waktu, tenaga, dan fokus ibadah yang terpecah karena terlalu banyak hal teknis yang harus ia tangani sendiri.

Setiap komponen perjalanan seperti tiket, hotel, visa, transportasi, hingga informasi teknis. Ternyata harus ia cari satu per satu. Tidak sedikit orang yang akhirnya menghabiskan berbulan-bulan riset hanya untuk memastikan perjalanan mereka aman.

“Namanya juga umrah mandiri, ya semuanya dikerjakan sendiri. Sampai tata cara beribadah dan bepergian juga dilakukan sendiri tanpa ada pendamping yang membimbing,” jelasnya.

Situasi makin rumit ketika melakukan ziarah atau perjalanan antar kota. Tanpa pemandu, kendala bahasa menjadi masalah besar. Sahabat yang tidak menguasai bahasa Arab akan lebih sering tersesat, bukan tenang beribadah.

Baca Juga : Umroh Mandiri Bisa Kena Tipu? Waspadai Perangkap Calo Nakal!

2. Tidak Ada Asuransi, Semua Resiko Ditanggung Sendiri

Bagian paling krusial dari risiko umroh mandiri adalah ketiadaan asuransi dan pihak yang bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak seperti travel resmi yang wajib menyediakan perlindungan, jemaah umroh mandiri harus siap menanggung semuanya sendiri.

Zulkarnaen mengaku ini sangat merepotkan. “Ribet, karena harus mengupayakan semuanya sendiri dan jika ada kendala hal tidak kita inginkan sangat sulit untuk proses klaim ke pihak Saudi-nya,” tegasnya.

Risiko ini semakin besar bagi sahabat yang membawa orang tua atau anak-anak, karena kondisi darurat bisa muncul kapan saja.

Menteri Haji dan Umrah RI, M. Irfan Yusuf, bahkan pernah menyoroti hal ini. Ia menceritakan bahwa ada kasus seorang jemaah Indonesia yang meninggal saat umrah mandiri, namun jenazahnya tidak tertangani selama 15 hari karena tidak ada pihak yang bertanggung jawab mengurus administrasinya. Teman seperjalanannya pun kebingungan harus mengurus ke mana. Situasi seperti ini menjadi contoh nyata betapa besarnya risiko perjalanan tanpa pendamping resmi.

Baca Juga : Gus Irfan: Ada Jenazah Jamaah Umroh Mandiri Terlantar 15 Hari!

Berbeda halnya jika sahabat menggunakan travel resmi. Travel seperti Ventour Travel sudah menyediakan asuransi perjalanan lengkap, sehingga jika terjadi hal yang tidak diinginkan termasuk sakit, kecelakaan, bahkan meninggal dunia, proses penanganan dan klaim akan dibantu sepenuhnya oleh pihak travel. Sahabat tidak dibiarkan kebingungan dan mengurus sendirian jika menghadapi situasi genting seperti ini.

3. Travel Resmi Terbukti Lebih Aman dan Minim Drama

Dari cerita umroh mandiri ini, Zulkarnaen akhirnya menyimpulkan bahwa menggunakan travel resmi jauh lebih ideal, terutama untuk masyarakat Indonesia. Dengan adanya pendamping, pemandu, manasik, serta bantuan administratif, jemaah bisa benar-benar fokus pada ibadah.

“Sementara itu, jika menggunakan agen travel, jemaah bisa fokus beribadah. Karena urusan teknis administratif, pendampingan, dan yang paling penting asuransi sudah disiapkan,” tuturnya.

Namun ia menambahkan, “Pastikan dulu travelnya legal dan terdaftar sebagai PPIU Kemenag.”

Dengan travel resmi, jemaah mendapat kemudahan, keamanan, dan perlindungan, tiga hal penting yang sangat dibutuhkan saat berada di negara lain.

Baca Juga : Cara Daftar Umroh Resmi & Terpercaya, Ternyata Semudah Ini!

Berapa Sebenarnya Biaya Umroh Mandiri?

Zulkarnaen juga merinci bahwa biaya umroh mandiri untuk perjalanan satu minggu berada di angka Rp 28,5–32,5 juta, meliputi:

  • Tiket CGK–Jeddah: Rp 8–10 juta
  • Visa: Rp 3–3,5 juta
  • Hotel bintang 3: Rp 500 ribu/malam/orang
  • Makan 1 minggu: Rp 3–3,5 juta
  • Transportasi lokal: Rp 3–3,5 juta

Jika dihitung, biayanya hampir sama bahkan sering lebih mahal, dibandingkan paket travel reguler yang sudah lengkap dengan fasilitas seperti asuransi, pendamping, bus resmi, mutawwif, hingga itinerary rapi.

Dari perjalanan Zulkarnaen, terlihat jelas bahwa umroh mandiri bukan pilihan yang cocok, terlebih bagi sahabat yang baru pertama kali berangkat. Mulai dari pengurusan dokumen, riset panjang, kendala bahasa, hingga risiko tanpa asuransi, semua menjadi beban tambahan yang akhirnya membuat ibadah kurang khusyuk.

Dibandingkan dengan travel umroh resmi, yang prosesnya lebih sederhana, aman, dan terstruktur, umroh mandiri justru terasa lebih rumit. Apalagi bila pada akhirnya biaya yang dikeluarkan tidak jauh berbeda.

Gambar 2 : Dokumentasi Jamaah Umroh Ventour Travel saat di Tanah Suci

Jika sahabat ingin perjalanan yang lebih nyaman, aman, dan memudahkan untuk benar-benar fokus beribadah, Ventour Travel bisa menjadi pilihan terbaik. Ventour menawarkan pengalaman umroh yang lebih unggul dengan fasilitas lengkap mulai dari pendampingan penuh, mutawwif berpengalaman, hingga perlindungan asuransi. Bahkan dengan harga jauh lebih terjangkau, mulai dari 25 jutaan sahabat sudah mendapatkan fasilitas yang super lengkap dan pelayanan yang maksimal. Sehingga perjalanan jadi lebih nyaman dan minim drama seperti yang kerap terjadi pada umroh mandiri.

Jadi, daripada mengambil risiko besar dan menghabiskan energi untuk hal teknis, lebih baik pilih perjalanan yang sudah pasti aman, nyaman, dan hemat bersama Ventour Travel!

Yuk, konsultasi sekarang. Seat terbatas, pastikan sahabat berangkat ibadah umroh dengan nyaman dan aman bersama Ventour!

Yuk Share Ke Sahabat Lainnya, Jika Artikel Ini Membantu!

Gus Irfan: Ada Jenazah Jamaah Umroh Mandiri Terlantar 15 Hari!

Risiko umroh mandiri makin disorot! Gus Irfan ungkap kasus jenazahumroh mandi yang 15 hari tak tertangani di Arab Saudi, ketahui bahayanya!

Gambar 1 : Gus Irfan Ungkap Ada Jenazah Umroh Mandiri 15 Hari Tak Tertangani di Saudi

Di tengah semakin banyaknya sahabat yang mulai melirik umroh mandiri karena terlihat lebih murah dan fleksibel, kenyataan di lapangan justru menunjukkan sisi lain yang jarang disadari.

Menteri Haji dan Umrah RI, Gus Irfan Yusuf, baru-baru ini membagikan fakta mengejutkan: ada seorang jamaah Indonesia yang meninggal di Tanah Suci dan jenazahnya tidak tertangani selama 15 hari karena tidak ada penanggung jawab resmi.

Cerita ini membuka mata banyak orang bahwa umroh mandiri bukan hanya soal keberangkatan sendiri tetapi juga tentang keamanan, perlindungan, dan birokrasi yang harus dipahami sejak awal.

Umroh Mandiri Terlihat Fleksibel vs Realita di Lapangan

Dilansir dari Himpuh, Menteri Haji dan Umrah RI, M. Irfan Yusuf, menegaskan bahwa meski umroh mandiri telah diizinkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2025, penerapannya di Indonesia belum dapat berjalan optimal.

Secara teori, sahabat memang bisa mengatur keberangkatan sendiri. Namun Gus Irfan menjelaskan bahwa praktik umroh mandiri masih terhambat oleh rangkaian proses administratif dan teknis yang rumit sehingga jamaah tetap perlu bantuan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).

Beliau menuturkan, “Secara teori umrah mandiri itu bisa. Tapi praktiknya di Indonesia belum bisa, karena masih harus melalui beberapa tahapan yang rumit dan membutuhkan kehati-hatian,” ujar Gus Irfan kepada CNN Indonesia (19/11/2025).

Inilah sebabnya banyak jamaah akhirnya kebingungan, salah langkah, atau bahkan terjebak prosedur yang tidak mereka pahami sepenuhnya.

Jenazah 15 Hari Tak Tertangani Karena Berangkat Mandiri

Di tengah penjelasannya, Gus Irfan juga membagikan sebuah pengalaman yang menyentuh sekaligus mengerikan. Saat kunjungan ke Arab Saudi, beliau bertemu kasus seorang jamaah Indonesia yang meninggal dunia ketika melaksanakan ibadah umroh. Namun karena berangkat tanpa agen resmi, jenazahnya tidak tertangani selama 15 hari.

Baca Juga : Umroh Mandiri Bisa Kena Tipu? Waspadai Perangkap Calo Nakal!

Tidak ada yang bisa mengurus proses administrasi, pemulasaraan, ataupun komunikasi dengan otoritas setempat. Teman yang berangkat bersamanya pun kebingungan harus mengurus ke mana, hingga akhirnya pihak Kemenhaj turun tangan.

Gus Irfan menegaskan, “Dia berangkat berdua saja dengan temannya, dan temannya pun bingung harus mengurus ke mana. Akhirnya kami dari Kemenhaj mencoba membantu. Ini salah satu risiko terbesar dari umrah mandiri.”

Meski umroh mandiri telah dilegalkan melalui UU No. 14 Tahun 2025, pada Pasal 86 yang mengatur tiga skema perjalanan ibadah (melalui PPIU, mandiri, atau melalui Menteri), bukan berarti semua jamaah siap menghadapi berbagai kemungkinan di lapangan.

Karena sekali sahabat berada di Tanah Suci, keamanan, perlindungan, dan penanganan darurat menjadi sesuatu yang tidak boleh dianggap sepele.

Maka tidak heran, dengan berbagai dinamika tersebut, untuk jamaah terutama yang pertama kali berangkat diimbau untuk tetap menggunakan PPIU resmi agar pendampingan dan keselamatan tetap terjamin.

Baca Juga : Cicilan Umroh Syariah Tanpa Riba, Umroh Dulu Bayarnya Nanti!

Gambar 2 : Dokumentasi Jamaah Umroh Ventour Travel saat di Tanah Suci

Melihat berbagai pengalaman nyata dan risiko yang disampaikan oleh Kemenhaj, sahabat tentu ingin perjalanan ibadah berlangsung tenang tanpa memikirkan hal-hal rumit. Ventour Travel, sebagai PPIU resmi dan berizin penuh, hadir untuk memastikan setiap jamaah mendapatkan keamanan, pendampingan, dan perlindungan yang tidak mungkin didapatkan jika berangkat lewat jalur umroh mandiri.

Mulai dari administrasi, bimbingan ibadah, hotel yang terverifikasi, hingga penanganan darurat semuanya sudah dipersiapkan agar sahabat bisa fokus beribadah, bukan mengurus hal-hal teknis yang melelahkan.

Karena untuk perjalanan suci, keamanan bukan pilihan melainkan kebutuhan.

Yuk sahabat, konsultasikan rencana umroh bersama Ventour Travel agar perjalanan ibadah sahabat lebih aman, nyaman, dan terjamin!

Yuk Share Ke Sahabat Lainnya, Jika Artikel Ini Membantu!

Umroh Mandiri Bisa Kena Tipu? Waspadai Perangkap Calo Nakal!

Umroh mandiri ternyata tak seaman yang dikira! Waspadai calo berkedok umroh mandiri serta risiko terkena penipuan yang makin marak saat ini!

Gambar 1 : Himbauan Mewaspadai Calo Berkedok Umrah Mandiri

Pernah dengar istilah “umroh mandiri” yang katanya lebih hemat dan fleksibel? Banyak sahabat mungkin sempat tergoda apalagi kalau promosinya terdengar manis, “lebih murah dan bebas atur jadwal!”

Tapi di balik tawaran itu, ternyata ada sisi lain yang perlu diwaspadai. Banyak jemaah yang akhirnya justru kehilangan uang, gagal berangkat, bahkan berurusan dengan hukum karena tertipu oleh pihak yang mengatasnamakan “umroh mandiri”. Saatnya sahabat pahami fakta dan risiko umroh mandiri disini!

Apa Itu Umroh Mandiri yang Sebenarnya?

Dilansir dari Himpuh, Sejak Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2025 disahkan, umat Islam di Indonesia memang punya alternatif untuk berangkat umroh secara mandiri, tanpa harus melalui Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).

Tujuannya baik, agar jemaah punya fleksibilitas mengatur sendiri perjalanan ibadahnya ke Tanah Suci.

Namun sayangnya, celah ini justru menimbulkan banyak salah tafsir di lapangan. Banyak pihak, terutama di media sosial, memanfaatkan istilah “umroh mandiri” untuk mengumpulkan orang, menawarkan paket, bahkan mengelola keberangkatan jemaah.

Mereka sering menggunakan kalimat manis seperti, “Kami hanya bantu urus dokumen,” “Ini umroh bareng tapi mandiri,” atau “Tanpa biro, lebih hemat!”

Padahal, begitu ada aktivitas menghimpun, menawarkan, atau mengelola keberangkatan, itu sudah termasuk kategori bertindak sebagai PPIU tanpa izin, dan jelas melanggar hukum.

Dalam Pasal 86 (1) UU No.14 Tahun 2025, disebutkan bahwa perjalanan ibadah umroh dilakukan:
a. melalui PPIU,
b. secara mandiri, atau
c. melalui Menteri.

Nah, untuk jalur mandiri, jemaah harus memenuhi syarat sendiri: memiliki paspor yang masih berlaku, tiket penerbangan ke Arab Saudi, surat keterangan sehat, visa, serta bukti pembelian layanan dari penyedia resmi melalui Sistem Informasi Kementerian.

Artinya, umroh mandiri itu benar-benar dilakukan sendiri bukan lewat perantara, bukan lewat kelompok, dan tidak boleh dikomersialkan.

Begitu ada pihak yang menarik setoran atau “membantu” dengan imbalan, maka kegiatan itu sudah tidak sah dan berpotensi melanggar hukum pidana.

Baca Juga : Cicilan Umroh Syariah Terpercaya, Umroh Dulu Bayarnya Nanti!

Risiko Berat di Balik Umroh Mandiri

Sahabat perlu tahu, perlindungan hukum antara jemaah yang berangkat lewat PPIU resmi dan umroh mandiri sangat berbeda jauh.

Gambar 2 : Travel Umroh Resmi Lebih Aman Dibandingkan Umroh Mandiri

Bagi jemaah PPIU resmi, negara menjamin perlindungan sesuai Pasal 96 UU No.14 Tahun 2025:

  • Ada jaminan keberangkatan dan kepastian layanan.
  • Ada perlindungan pembayaran dan uang muka.
  • Ada tanggung jawab dari penyelenggara jika terjadi kendala selama perjalanan.

Namun bagi jemaah umroh mandiri, perlindungan itu tidak berlaku sama sekali. Seluruh risiko harus ditanggung sendiri.

Bayangkan, jika gagal berangkat tidak ada jaminan uang kembali. Jika tertipu calo tidak ada perlindungan hukum. Jika ikut program “umroh mandiri bareng” dari pihak tak berizin sahabat bisa terjerat sanksi hukum.

Undang-Undang ini bahkan memberikan sanksi tegas bagi calo umroh mandiri, yaitu:

  • Pasal 122: penjara hingga 6 tahun dan/atau denda besar bagi siapa pun yang bertindak sebagai PPIU tanpa izin.
  • Pasal 124: penjara hingga 8 tahun bagi yang mengambil setoran jemaah tanpa hak.

Itu sebabnya, Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji ( HIMPUH ) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap calo berkedok umroh mandiri.

Jemaah boleh berangkat secara mandiri, tapi semua proses harus diurus sendiri, mulai dari tiket, visa, hingga akomodasi dan itu pun harus melalui sistem resmi pemerintah.

HIMPUH juga menegaskan “Gunakan selalu PPIU berizin agar ibadah umroh sahabat aman, nyaman, dan pasti.”

Baca Juga : Cara Daftar Umroh Resmi & Terpercaya, Ternyata Semudah Ini!

Karena pada akhirnya, umroh bukan sekadar perjalanan wisata religi, melainkan ibadah suci yang harus dijalankan sesuai syariat dan hukum negara. Jangan sampai niat baik beribadah justru berubah jadi penyesalan karena tergiur tawaran “mudah dan murah” yang tidak sah.

Kalau sahabat ingin beribadah dengan tenang tanpa khawatir risiko penipuan, Ventour Travel hadir sebagai pilihan terbaik. Ventour adalah PPIU berizin resmi dari Kementerian Agama dengan 𝐈𝐳𝐢𝐧 𝐔𝐦𝐫𝐚𝐡 𝐍𝐨.𝟏𝟖𝟎/𝟐𝟎𝟐𝟏, yang selalu memastikan keamanan, kenyamanan, dan kepastian keberangkatan setiap jemaah.

Gambar 3 : Cuplikan Momen Jamaah Umroh Ventour Travel saat Di Tanah Suci

Berbeda dengan umroh mandiri yang penuh risiko dan tak ada perlindungan, Ventour Travel memberikan jaminan keberangkatan, fasilitas terbaik, dan pendamping ibadah berpengalaman. Setiap langkah sahabat menuju Tanah Suci akan dibimbing dengan aman, sesuai aturan, dan penuh makna.

Jadi, daripada mengambil risiko besar dengan umroh mandiri, percayakan perjalanan suci sahabat kepada Ventour Travel Aman, Resmi, dan Terpercaya.

Yuk, wujudkan impian ke Tanah Suci bersama Ventour Travel. Karena ibadah suci harus dimulai dengan cara yang benar dan penuh ketenangan!

Yuk Share Ke Sahabat Lainnya, Jika Artikel Ini Membantu!