Inilah 5 Tanda Haji Mabrur, Adakah Sahabat Merasakannya?

Inilah 5 Tanda Haji Mabrur, Adakah Sahabat Merasakannya?

Haji merupakan ibadah yang memerlukan persiapan matang, mulai dari persiapan finansial, fisik, hingga pengetahuan tentang ibadah haji. Semua ini semata-mata untuk mengejar pahala haji mabrur.

Pahala Haji Mabrur

Haji mabrur akan memperoleh banyak pahala dan keuntungan dari Allah Swt. Salah satunya adalah jaminan surga. 

“Tidak ada balasan (yang layak) bagi jemaah haji mabrur selain surga.”

(H.R. Bukhari)
Ibadah wukuf di Padang Arafah
Gambar: Ibadah wukuf di Padang Arafah

Selain jaminan surga, Allah Swt. juga melimpahkan karunia bagi hamba-hamba-Nya dengan predikat haji mabrur.

Dalam kitab Nihayah, Syekh Syamsuddin ar-Ramli menyebutkan haji mabrur akan dibebaskan dari dosa kecil dan dosa besar sebagai ganjaran.

Tak hanya itu, jemaah haji mabrur yang wafat ketika menjalani ibadah haji, Allah Swt. juga membebaskan darinya segala bentuk ikatan dengan orang lain yang semestinya diselesaikan di dunia, seperti utang.

Baca Juga: Kenali 5 Tempat Miqat yang Sering Dikunjungi Jemaah Umroh

Apa Itu Haji Mabrur?

Namun, sebenarnya apa itu haji yang mabrur? Apakah semua orang yang telah selesai menunaikan ibadah haji pasti memperoleh haji mabrur?

Ternyata, tidak semua yang hajinya sah terhitung sebagai haji mabrur, Sahabat. Mabrur merupakan isim marfu’ dari kata “al-birru” yang berarti kebaikan. Haji mabrur bisa diartikan sebagai ibadah haji yang diberikan kebaikan dari Allah Swt. Ada pula yang mengartikan haji mabrur yaitu haji yang diterima oleh Allah.

Tanda haji mabrur
Gambar: Tanda haji mabrur

Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan:

“Yang hajinya mabrur sedikit, tapi mungkin Allah memberikan karunia kepada jamaah haji yang tidak baik lantaran jamaah haji yang baik.”

(Lathaiful Ma’arif Fima Li Mawasimil ‘Am Minal Wazhaif 1/68)

Sebaliknya, orang yang ibadah hajinya ditolak Allah disebut haji mardud atau haji maz’ur. Haji mardud adalah haji yang ditolak ibadahnya karena banyak dicampuri dosa dan segala sesuatu yang didapat dengan cara haram. Misalnya, pergi haji dengan uang haram hasil korupsi.

5 Tanda Haji Mabrur

Tentunya, yang menilai mabrur tidaknya haji seseorang adalah hak prerogatif Allah semata. Kita tidak bisa menilai haji seseorang adalah haji yang mabrur atau tidak.

Namun, berdasarkan hadits dan pendapat para ulama, setidaknya ada tanda-tanda mabrurnya haji seseorang.

Apa sajakah tanda-tanda haji mabrur?

Baca Juga: Asyiknya Umroh Plus Turki, Nikmati Wisata Eksotis di Cappadocia

1. Hajinya Berasal dari Harta yang Halal

Salah satu pertanda diterimanya suatu amal ibadah ialah kehalalan harta yang dipakai untuk beribadah. Tabungan hajinya harus berasal dari harta yang halal, termasuk transaksi-transaksi yang dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji.

Allah tidak akan menerima amal ibadah, kecuali yang halal, sebagaimana ditegaskan dalam hadits:

“Sungguh Allah baik, tidak menerima kecuali yang baik.”

(H.R. Muslim)
Tabungan haji harus berasal dari harta yang halal
Gambar: Tabungan haji harus berasal dari harta yang halal

2. Hajinya Dilakukan Sesuai Syari’at dan Secara Ikhlas

Pertanda lainnya amalan yang diterima Allah yaitu amalan yang dilakukan sesuai dengan syari’at dan tuntunan Nabi. Semua rukun dan kewajiban haji harus dijalankan, serta semua larangan harus ditinggalkan.

Jika tak sengaja mengerjakan larangan haji, maka hendaknya Sahabat segera membayar dam (denda) sesuai yang telah ditentukan.

Selain itu, haji yang mabrur juga memperhatikan keikhlasan hati. Demikian perkataan seorang ahli fiqih Syuraih al-Qadhi:

“Yang (benar-benar) berhaji sedikit, meski jamaah haji banyak. Alangkah banyak orang yang berbuat baik, tapi alangkah sedikit yang ikhlas karena Allah.”

(Lathaiful Ma’arif 1/257)

3. Hajinya Dipenuhi Amalan Baik

Haji mabrur ialah haji yang dipenuhi dengan banyak amalan baik, seperti memperbanyak dzikir, shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, atau berbuat baik kepada sesama jemaah haji.

Baca Juga: Paket Umroh Terlengkap 2023, Fasilitasnya Bintang 5!

Ibnu Rajab berkata:

“Maka haji mabrur adalah yang terkumpul di dalamnya amalan-amalan baik, plus menghindari perbuatan-perbuatan dosa.”

(Lathaiful Ma’arif 1/67)
Salah satu tanda haji mabrur yaitu hajinya dipenuhi amalan baik
Gambar: Salah satu tanda haji mabrur yaitu hajinya dipenuhi amalan baik

4. Setelah Haji, Ada Perubahan Positif

Dalam sebuah hadits dari sahabat Jabir r.a., para sahabat pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?”

Rasulullah Saw. pun menjawab, “Memberikan makanan kepada orang lain dan menebarkan kedamaian (salam).” (H.R. Ahmad)

Selain itu, dari kitab Umdatul Qari milik Imam Badrudin Al-Aini, Rasulullah Saw. menyebutkan ciri haji mabrur lainnya, yaitu santun dalam bertutur kata.

Rasulullah Saw. ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian menjawab, “Memberikan makanan dan santun dalam berkata.”

5. Setelah Haji, Ketakwaan Bertambah

Untuk mendapatkan haji mabrur tidak hanya dengan menjalankan ibadah haji sesuai syari’at, tapi juga memberikan dampak positif usai berhaji.

Orang yang hajinya mabrur akan semakin sering melakukan ibadah yang mendekatkan dirinya dengan Allah Swt.

Tanda haji mabrur yaitu setelah berhaji, ketakwaannya bertambah
Gambar: Tanda haji mabrur yaitu setelah berhaji, ketakwaannya bertambah

Baca Juga: Badal Umroh, Inilah Cara Mengumrohkan Orang yang Telah Wafat

Imam Hasan al-Bashri mengatakan, haji mabrur adalah pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia, mencintai akhirat, dan meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan sebelum haji.

Cara Agar Diterimanya Ibadah Haji

Meski mabrurnya haji seseorang hanya dapat ditentukan Allah Swt., Sahabat bisa tetap mengikhtiarkannya, yaitu dengan cara:

  1. Memahami ajaran Islam dengan baik, termasuk tata cara ibadah haji yang sesuai syari’at
  2. Mencari rezeki yang halal untuk ibadah haji
  3. Memperbanyak amal ibadah selama di Tanah Suci
  4. Menjalankan sunnah-sunnah pada saat ibadah haji
  5. Menjauhi segala larangan haji

7 Amalan Sunnah Haji yang Pahalanya Luar Biasa

7 Amalan Sunnah Haji yang Pahalanya Luar Biasa

Saat haji, selain memenuhi rukun dan wajib haji, tak ketinggalan kita juga dianjurkan untuk melaksanakan sunnah haji. Meski tidak wajib, namun amalan sunnah haji ini memiliki pahala yang luar biasa.

Apalagi sunnah haji hanya bisa dilakukan di Tanah Suci. Tidak seperti amalan sunnah lainnya yang bisa Sahabat lakukan di rumah. Nah, jadi manfaatkan kesempatan sebaik mungkin dengan perbanyak amalan sunnah.

Amalan sunnah haji ketika di Tanah Suci
Gambar: Amalan sunnah haji ketika di Tanah Suci

Lantas, apa saja amalan sunnah haji yang bisa dilakukan? Yuk kita bahas!

Amalan Sunnah Haji yang Berpahala

Syekh Abu Syuja dari mazhab Syafi’i menyebutkan ada beberapa hal yang disebut sunnah haji. Namun, pendapat ini dikritisi oleh ulama Syafi’iyah lainnya. Sebab ada beberapa hal yang ternyata termasuk wajib haji, bukan sunnah haji.

Jadi sunnah-sunnah haji menurut pendapat ulama Syafi’iyah yang muktamad (dapat dijadikan pegangan) yaitu:

1. Ifrad

Ada 3 tata cara pelaksanaan haji, yaitu ifrad, tamattu’, dan qiran. Ifrad yaitu pelaksanaan haji dengan mendahulukan ibadah haji dibanding umroh. Jadi, setelah selesai dari amalan-amalan haji, baru dilanjutkan amalan untuk umroh.

Para ulama mazhab Syafi’iyah berpendapat, haji ifrad lebih utama daripada haji qiran (niat haji dan umroh dalam secara bersamaan).

Baca Juga: Amalkan Doa Ini Agar Dimudahkan Umroh dan Haji!

2. Mandi Sebelum Ihram

Mandi sebelum ihram termasuk salah satu sunnah haji
Gambar: Mandi sebelum ihram termasuk salah satu sunnah haji

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit r.a.:

“Bahwasanya dia pernah melihat Nabi SAW menanggalkan pakaiannya untuk berihram dan beliau mandi.”

(H.R. Tirmidzi)

3. Memakai Wewangian Sebelum Ihram

Aisyah r.a. pernah berkata:

“Aku pernah memakaikan wangi-wangian kepada Rasulullah untuk ihramnya ketika akan memulai ihram, dan setelah bertahallul sebelum beliau thawaf (ifadah), di Baitullah.”

(H.R. Bukhari & Muslim)

4. Talbiyah

Salah satu hal yang membedakan antara ibadah haji atau umroh dengan ibadah lainnya adalah amalan talbiyah. Adapun lafaz talbiyah yaitu:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Labbaikallāhumma labbaik labbaika lā syarīka laka labbaika innal-ḥamda wan-ni’mata laka wal-mulka la syarika laka.

Artinya: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”

Baca Juga: Biaya Haji Naik Tiap Tahun, Berapa yang Perlu Disiapkan?

Membaca talbiyah ini termasuk sunnah haji, sebagaimana tercantum dari hadits nabi:

“Aku didatangi Jibril, lalu ia menyuruhku agar memerintahkan para Sahabatku untuk mengeraskan suara-suara mereka ketika berihlal dan bertalbiyah.” (H.R. Tirmidzi, Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah)

Bagi laki-laki, disunnahkan melafazkan kalimat talbiyah dengan suara lantang. Sementara untuk jemaah perempuan, cukup dengan suara pelan.

5. Tahmid, Tasbih, dan Takbir

Selain mengucapkan kalimat talbiyah, Sahabat juga disunnahkan untuk bertahmid, bertasbih, dan bertakbir sebelum mulai ihram.

Perbanyak tahmid, tasbih, dan takbir saat haji
Gambar: Perbanyak tahmid, tasbih, dan takbir saat haji

Dari Anas bin Malik r.a.:

“Rasulullah melaksanakan shalat Zuhur di Madinah empat rakaat, sedang kami bersama beliau. Kemudian, shalat Asar di Dzulhulaifah dua rakaat, lalu beliau tidur di sana hingga keesokan harinya. Setelah itu, beliau mengendarai (untanya) hingga setelah berada di padang pasir terbuka, beliau memuji Allah, bertasbih dan bertakbir, lalu beliau mengangkat suaranya untuk berihram haji dan umroh.” (H.R. Bukhari & Muslim)

6. Tawaf Qudum

Ada 3 jenis tawaf dalam ibadah haji, salah satunya adalah tawaf qudum. Tawaf qudum dilakukan saat Sahabat baru tiba di Masjidil Haram sebagai bentuk penghormatan kepada Ka’bah.

Tawaf qudum ini juga termasuk ke dalam sunnah-sunnah haji.

Baca Juga: Paket Umroh Terlengkap 2023, Fasilitasnya Bintang 5!

Tawaf qudum termasuk salah satu sunnah haji
Gambar: Tawaf qudum termasuk salah satu sunnah haji

7. Shalat Sunnah Tawaf

Setelah tawaf qudum, Sahabat juga dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah tawaf sebanyak dua raka’at.

Shalat sunnah tawaf ini bisa dilakukan di mana saja, selama masih di Tanah Suci. Namun, sebisa mungkin kita shalat sunnah tawaf di belakang Maqam Ibrahim. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

“Kelima (shalat dua rakaat thawaf), yaitu dua rakaat setelah selesai thawaf. Shalat sunnah tawaf dilakukan di belakang Maqam Ibrahim. Kalau tidak mungkin, maka shalat sunnah tawaf dilakukan di Hijr Ismail. Kalau tidak mungkin, shalat sunnah tawaf dilakukan di masjid. Kalau tidak mungkin, maka shalat sunnah thawaf dilakukan di mana saja di Tanah Haram.” (Kitab Fathul Mujibil Qarib)

Itulah ketujuh amalan sunnah haji yang bisa Sahabat lakukan. Selama masih berada di Tanah Suci, perbanyaklah amalan sunnah dan ibadah lainnya ya, Sahabat!

Haji Furoda Haji Tanpa Antri, Intip Fasilitas & Biayanya!

Haji Furoda Haji Tanpa Antri, Intip Fasilitas & Biayanya!

Salah satu persoalan haji yang dikeluhkan jamaah dari tahun ke tahun selalu sama, yaitu lamanya masa antrian haji. Namun, selain haji reguler, ternyata ada program haji furoda yang dapat memberangkatkan Sahabat Ventour untuk haji di tahun itu juga, lho!

Apa Itu Haji Furoda?

Haji furoda adalah pelaksanaan haji yang visanya menggunakan visa mujamalah (undangan)—yang dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi. Jadi, Sahabat Ventour bisa langsung berangkat haji tanpa antri. Tentunya biayanya berbeda dengan biaya haji reguler dan haji plus ya, Sahabat.

Pada tahun 2022, jamaah haji reguler berjumlah 92.825 orang, diikuti dengan 7.226 jamaah haji plus (haji khusus), dan sekitar 1.700 jamaah haji furoda.

Haji furoda tahun 2022 yang diikuti oleh sekitar 1.700 jamaah
Gambar: Haji furoda tahun 2022 yang diikuti oleh sekitar 1.700 jamaah

Apakah Haji Furoda adalah Haji yang Resmi?

Haji furoda adalah program haji legal dan telah diatur dalam UU No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh. Meski demikian, penyelenggaraan haji furoda bukan menjadi tanggung jawab Kementerian Agama, melainkan masing-masing travel yang telah memiliki izin sebagai Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).

Baca Juga: Perbedaan Paspor Umroh 24 Halaman dan 48 Halaman! Pilih Mana?

Disebutkan dalam Pasal 18:

“Warga negara Indonesia yang mendapatkan undangan visa haji mujamalah dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib berangkat melalui PIHK. PIHK yang memberangkatkan warga negara Indonesia yang mendapatkan undangan visa haji mujamalah dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi wajib melapor kepada Menteri.”

Pasal 18 UU No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh

“PIHK yang tidak melaporkan keberangkatan warga negara Indonesia yang mendapatkan undangan visa haji mujamalah dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) dikenai sanksi administratif.”

Pasal 19 UU No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh

Perlu diperhatikan juga, agar Sahabat Ventour hanya memilih travel haji yang telah terdaftar resmi di Kementerian Agama sebagai PIHK. Sebab, penyelenggaraan haji furoda yang di luar dari kontrol pemerintah membuat banyak oknum travel nakal memanfaatkan kesempatan ini.

Kasus Penipuan dan Penyalahgunaan Travel Haji

Contohnya, pada musim haji tahun 2022 diwarnai dengan pemberitaan soal 46 jamaah haji furoda yang terdampar di Jeddah, Arab Saudi. Mereka tertahan di bandara karena tak lolos dalam pengecekan administrasi oleh petugas imigrasi setempat dan akan segera dipulangkan. Diketahui bahwa visa 46 jamaah itu tertulis bukan dari Indonesia, melainkan dari Singapura dan Malaysia.

Menteri Agama akan beri sanksi tegas untuk travel haji yang melakukan penipuan dan penyalahgunaan
Gambar: Menteri Agama akan beri sanksi tegas untuk travel haji yang melakukan penipuan dan penyalahgunaan

Setelah ditelusuri, ternyata pihak travel belum memiliki izin resmi sebagai PIHK. Bahkan, diketahui lokasi kantor travel yang tertera adalah fiktif atau palsu. Maka, disimpulkan bahwa travel tersebut ilegal. Jadi, pastikan Sahabat Ventour teliti dalam memilih travel haji yang tepat, ya!

Baca Juga: Cara Mudah Membuat Paspor Secara Online untuk Umroh

Berapa Biayanya?

Nah, dibandingkan haji reguler dan haji plus, biaya haji furoda ini memang yang paling tinggi. Saat ini, biayanya berkisar antara USD 15.500-USD 20.000 atau setara dengan 250-300 juta. Namun, ini sebanding dengan fasilitas yang didapat, terutama karena Sahabat Ventour tak perlu menunggu antrian haji.

Fasilitas atau Keunggulan

Namun, dengan biaya tersebut, Sahabat dapat memperoleh fasilitas yang istimewa, yaitu

  1. Tidak perlu antri atau menunggu (langsung berangkat pada saat visanya keluar)
  2. Visa haji terdaftar resmi di portal e-Hajj Arab Saudi
  3. Dibimbing oleh tour leader dan muthawif yang berpengalaman
  4. Mendapatkan fasilitas hotel bintang 5 di Mekah dan Madinah
  5. Mendapatkan tenda ber-AC selama di Arafah dan Mina
  6. Menggunakan maskapai yang direct Jeddah
  7. Mendapatkan fasilitas shuttle bus ber-AC
  8. Jarak dekat ke Jamarat (lokasi lempar jumrah) yaitu di Maktab 113-116
  9. Free City Tour di Mekah, Madinah, dan Jeddah
  10. Free tahallul
  11. Air zam-zam sebanyak 5 liter setelah kepulangan
  12. Program manasik haji yang sesuai sunnah

Baca Juga: Penting! Inilah Cara Daftar dan Syarat Umroh 2024

Biasanya pemberitahuan disetujui atau tidaknya permohonan visa mujamalah (undangan) ini relatif dekat dengan hari pelaksanaan ibadah haji.

Jadi, Sahabat Ventour bisa mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari dokumen sampai perlengkapan haji dari jauh-jauh hari, ya!

Nikmatnya Kerja Sekaligus Ibadah, Intip Gaji Pekerja dan Askar Masjidil Haram!

Nikmatnya Kerja Sekaligus Ibadah, Intip Gaji Pekerja dan Askar Masjidil Haram!

 
Gambar 1.1.Bekerja menjadi petugas kebersihan di Masjidil Haram
Mekah, Arab Saudi memang salah satu kota yang banyak dihuni oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Bahkan, banyak pula WNI yang bekerja di Masjidil Haram, lho, Sahabat! Mulai dari petugas kebersihan, pekerja konstruksi, driver, hingga askar Masjidil Haram.
 
Kira-kira, berapa gaji para pekerja atau TKI di Masjidil Haram ya, Sahabat? Yuk kita bedah!

Peluang dan Gaji Bekerja di Arab Saudi

 
Gambar 1.2.Peluang dan gaji bekerja di Masjidil Haram, Arab Saudi
Menjadi pekerja atau TKI di Arab Saudi merupakan salah satu peluang kerja yang cukup menggiurkan. Banyak peluang kerja terbuka, mulai dari petugas kebersihan, pekerja konstruksi, driver, askar di Masjidil Haram, Asisten Rumah Tangga (ART), hingga pekerja kantoran.
 
Upah minimum Arab Saudi pun lebih tinggi dibandingkan di Jakarta. Mengutip dari Bloomberg, upah minimum Arab Saudi yaitu sebesar 1.500 SAR atau sekitar Rp 6.2 juta. Rentang gaji para TKI di Indonesia pun cukup beragam, berkisar dari Rp 4 juta hingga Rp 63 juta, tergantung profesinya.
Namun, yang perlu dipertimbangkan jika Sahabat tertarik bekerja di Arab Saudi adalah besaran biaya hidupnya. Biaya hidup di Arab Saudi meliputi tempat tinggal, makan dan minum, transportasi, komunikasi, belanja bulanan, kesehatan, serta hiburan dan rekreasi.
 
Biaya hidup di Arab Saudi relatif mahal, hampir sama seperti di Jakarta, yaitu sekitar 1.020 SAR atau Rp 4.2 juta. Namun, angka ini menyesuaikan dengan kebutuhan pribadi dan bagaimana cara Sahabat mengelola keuangan.

Gaji TKI sebagai Petugas Kebersihan Masjidil Haram

Gambar 1.3.Petugas kebersihan di Masjidil Haram, Mekah
Tak terkecuali di Masjidil Haram, banyak WNI yang menjadi pekerja atau TKI sebagai petugas kebersihan di Masjidil Haram. Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci Arab Saudi menurunkan sebanyak 2.200 – 4000 pekerja untuk membersihkan Masjidil Haram setiap harinya.
 
Ribuan petugas kebersihan di Masjidil Haram ditugaskan di area yang berbeda. Ada yang bertugas membersihkan area pelataran, area dalam, area toilet dan tempat wudhu, dan ada pula yang bertugas mengumpulkan dan membuang sampah di area Masjidil Haram.
Berdasarkan wawancara dalam YouTube Alman Mulyana, seorang petugas kebersihan di Masjidil Haram mengaku bekerja selama 7–8 jam per harinya. Waktu bekerja di Masjidil Haram sendiri dibagi menjadi 3 shift:
  • Shift 1 mulai dari pukul 05.00 – 13.30 Waktu Mekah
  • Shift 2 mulai dari pukul 14.00 – 21.30 Waktu Mekah
  • Shift 3 mulai dari pukul 10.00 – 06.00 Waktu Mekah
Gambar 1.4.Mess atau tempat penginapan para pekerja Masjidil Haram di area pegunungan Kota Mekah
Khusus pekerja laki-laki, mendapatkan mess atau tempat penginapan khusus di sekitar lereng pegunungan. Mess tersebut dilengkapi dengan pertokoan, laundry, barber, dan bus yang khusus diperuntukkan bagi pekerja Masjidil Haram.
 
Dengan profesi sebagai petugas kebersihan di Masjidil Haram dan fasilitas lengkap, ia mengaku digaji 1.400 SAR atau sekitar Rp 5.8 juta. Angka ini masih lebih besar dari upah minimum pekerja di Jakarta.

Gaji TKI sebagai Pekerja Konstruksi Masjidil Haram

Gambar 1.5.Pekerja konstruksi di Masjidil Haram yang bekerja di perusahaan konstruksi Bin Laden Group
Seperti halnya petugas kebersihan, pekerja konstruksi yang bekerja untuk Bin Laden Group di Masjidil Haram pun mendapat fasilitas yang memadai. Mulai dari tempat penginapan, makan, serta asuransi kesehatan.
 
Dalam sehari, mereka bekerja selama 8 jam. Namun, pengecualian saat bulan Ramadhan, mereka bekerja hanya sampai pukul 10.00, tapi tetap mendapat gaji pokok.
 
Gaji pokok pekerja konstruksi di Masjidil Haram berkisar antara 1.200 SAR – 1.300 SAR atau sekitar Rp 4.9 juta – 5.3 juta.

Gaji TKI sebagai Askar Masjidil Haram

Gambar 1.6.Askar di Masjidil Haram yang bertugas menjaga keamanan
Jika Sahabat melihat petugas berseragam cokelat atau loreng-loreng yang berjaga di sekitar Ka’bah saat waktu shalat, itulah Askar yang bertugas menjaga keamanan di Masjidil Haram.
 
Pada musim haji, Kerajaan Arab Saudi mengerahkan hingga 7.000 personel Askar untuk membantu meningkatkan keamanan di Masjidil Haram.
 
Dalam satu bulan, gaji seorang Askar berkisar antara 4000 SAR – 7000 SAR atau sekitar Rp 16 juta – Rp 29 juta. Namun, karena jam kerjanya yang cukup singkat, hanya 6 jam per hari, banyak Askar yang mencari pekerjaan sampingan sebagai driver. Masya Allah ya, Sahabat!
Tak hanya bekerja, mereka yang menjadi pekerja di Masjidil Haram juga berkesempatan shalat di depan Ka’bah, bahkan menunaikan ibadah umroh lebih mudah. Tentu ini adalah keuntungan yang menggiurkan jika Sahabat tertarik menjadi pekerja di Masjidil Haram.

 

Share :

Bani Syaibah, Pemegang Kunci Ka’bah Selama Ribuan Tahun

Bani Syaibah, Pemegang Kunci Ka’bah Selama Ribuan Tahun

 
Gambar 1.1. Tampak pintu Ka’bah dan grendel kunci Ka’bah

Sama seperti rumah, Ka’bah juga memiliki pintu dan kunci. Tidak semua orang bisa masuk ke dalam Ka’bah. Hanya orang tertentu yang diizinkan Raja Arab Saudi yang diperbolehkan masuk ke Ka’bah. Lantas, siapa yang ditugaskan menyimpan dan memegang kunci Ka’bah?
 
Dilansir dari Al-Arabiya, bahkan sebelum Islam datang, ada sosok terpercaya yang ditugaskan untuk menyimpan kunci Ka’bah, yaitu Qushay bin Kilab. Siapakah Qushay bin Kilab?

Qushay bin Kilab, Sosok Penjaga Ka’bah

Gambar 1.2. Tampak pintu Ka’bah dan grendel kunci Ka’bah
Mengutip dari buku “Mekkah: Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim”, dahulu kaum Quraisy membagi tiga jabatan untuk mengelola Kota Mekah. Pertama, al-Sadanah, yang bertanggung jawab untuk merawat Ka’bah, termasuk menjaga kunci Ka’bah. Selanjutnya al-Siqayah, yang bertugas menyiapkan air bagi mereka yang berziarah ke Ka’bah. Terakhir, al-Rafadah, yang bertugas untuk menyediakan akomodasi dan konsumsi bagi para jamaah yang datang ke Ka’bah.
Qushay bin Kilab merupakan sosok yang dipercaya sebagai al-Sadanah atau penjaga Ka’bah. Qushay bin Kilab merupakan leluhur Rasulullah Saw yang juga keturunan Nabi Ismail. Bukan hanya sebagai pemegang kunci Ka’bah, Qushay bin Kilab juga memegang peran penting di departemen pengairan, departemen logistik, dan parlemen.
 
Qushay bin Kilab merupakan sosok yang dipercaya sebagai al-Sadanah atau penjaga Ka’bah. Qushay bin Kilab merupakan leluhur Rasulullah Saw yang juga keturunan Nabi Ismail. Bukan hanya sebagai pemegang kunci Ka’bah, Qushay bin Kilab juga memegang peran penting di departemen pengairan, departemen logistik, dan parlemen.
 
Qushay bin Kilab memiliki tiga putra, yaitu Abdul Dar, Abdul Manaf (kakek buyut Nabi Muhammad SAW), dan Abdul Uzza. Abdul Manaf sangat dihormati di antara bani-bani lainnya karena kebijaksanaan dan ketegasannya.
 
Awalnya, Qushay bin Kilab ingin memercayakan pengurusan Ka’bah pada Abdul Manaf. Namun, sesaat sebelum wafat Qushay bin Kilab memberikan hak menjaga Ka’bah pada Abdul Dar sebagai bentuk penghormatan pada anak tertua. Sejak saat itu, tugas penjagaan Ka’bah beserta kuncinya diwariskan pada anak pertama keturunan Abdul Dar.

Bani Syaibah sebagai Pemegang Kunci Ka’bah

Gambar 1.3. Fathu Makkah, pembebasan Kota Suci Mekah
Hingga pada peristiwa Fathu Mekah, Utsman bin Thalhah yang diwariskan menjadi juru kunci Ka’bah. Namun, saat Rasulullah Saw ingin masuk ke dalam Ka’bah, ternyata Ka’bah terkunci. Banyak yang menuduh Utsman tidak beriman, karena saat Rasulullah Saw datang, Ka’bah justru dikunci.
 
Rasulullah Saw pun meminta Ali bin Abi Thalib untuk mengambil kunci Ka’bah dari Utsman. Ali pun pergi menemui Utsman dan meminta kunci itu. Namun, di luar dugaan, Utsman menolak memberikan kunci Ka’bah kepadanya, karena ia mengira bukan Rasulullah Saw yang memintanya langsung. Akhirnya Ali merebut paksa kunci tersebut agar Rasulullah dapat memasuki Ka’bah.
Abbas bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah, pun menawarkan diri untuk menjaga kunci Ka’bah. Namun, Rasulullah Saw tidak mengabulkan permintaan tersebut. Rasulullah Saw justru meminta Ali untuk mengembalikan kunci pada Utsman bin Thalhah. Ali pun pergi menemui Utsman, mengembalikan kunci Ka’bah dan meminta maaf karena telah merebutnya secara paksa.
 
Gambar 1.4. Grendel dan kunci Ka’bah yang dilapisi emas
Saat itu, Utsman terkejut karena baru mengetahui Ali mengembalikan kunci tersebut karena perintah Rasulullah Saw. Seandainya ia tahu bahwa yang meminta kunci itu adalah Rasulullah, tentu ia tidak akan menolak memberikannya. Akhirnya kunci Ka’bah kembali ke tangan Utsman bin Thalhah.
 
Menjelang Utsman wafat, ia mewariskan kunci Ka’bah pada saudaranya, yaitu Syaibah. Begitulah seterusnya hingga saat ini kunci Ka’bah diwariskan secara turun-temurun pada keturunan Bani Syaibah.
Demikian sikap tegas Rasulullah Saw tentang siapa yang berhak menjaga kunci Ka’bah. Beliau tetap memberikan kepada pihak yang berhak, meski ada kerabat dekatnya yang meminta kunci Ka’bah itu.

Seperti Apa Bentuk Kunci Ka’bah?

Gambar 1.5. Saleh Al-Syaibi, sebagai pemegang kunci Ka’bah saat ini
Saat ini, kunci Ka’bah disimpan oleh Syekh Saleh bin Zaid Al-Abidin Al-Syaibi. Kunci Ka’bah disimpan dalam tas khusus yang terbuat dari sutra berwarna hijau dan emas. Sementara itu, kunci Ka’bah terbuat dari nikel dan memiliki panjang 35 cm. Kunci tersebut dilapisi dengan emas 18 karat.
 
Syekh Saleh Al-Syaibi mengungkapkan bahwa kunci Ka’bah tidak pernah berubah seiring waktu. Jika ada perubahan penampilan kunci, bisa jadi disebabkan karena kegagalan saat membuka pintu Ka’bah, maka kunci harus diperbaiki.
Gambar 1.6. Kunci Ka’bah beserta tas khusus dari sutra berwarna hijau dan emas
Namun, selain dari kunci Ka’bah yang disimpan Syekh Saleh Al-Syaibi, ada 48 kunci Ka’bah sejak masa Kesultanan Turki Utsmani yang saat ini disimpan di museum di Turki. Ada pula dua replika kunci Ka’bah yang terbuat dari emas murni yang disimpan di Arab Saudi.

 

Share :

Ajyad Makarim, Hotel Bintang 5 Favorit Dekat Masjidil Haram

Ajyad Makarim, Hotel Bintang 5 Favorit Dekat Masjidil Haram

 
Gambar 1.1. Lokasi Hotel Ajyad Makarim di Mekah yang dekat dengan Masjidil Haram
Hotel bintang 5 Ajyad Makarim adalah salah satu hotel favorit jamaah umroh yang terletak di dekat pusat Kota Mekah. Hotel Ajyad Makarim hanya berjarak 350 meter dari Ka’bah, Masjidil Haram–yang dapat ditempuh hanya dalam waktu 5 menit dengan berjalan kaki.
Gambar 1.2. Hotel Ajyad Makarim yang berdiri megah di dekat Abraj Al-Bait Tower dan Masjidil Haram
Hotel Ajyad Makarim berdiri megah di Jalan Ajyad, dekat dengan Gerbang King Abdul Aziz. Hotel ini menjadi pilihan yang tepat bagi Sahabat yang menunaikan ibadah umroh, liburan, atau perjalanan bisnis karena aksesnya yang sangat mudah menuju Masjidil Haram, jalan raya, dan bandara.
 
Dari Bandara Internasional King Abdul Aziz menuju hotel dapat ditempuh dalam waktu 45 menit menggunakan kendaraan. Hotel Ajyad Makarim juga menyediakan layanan sewa kendaraan untuk antar jemput jamaah.
Gambar 1.3. Buffet atau menu makanan prasmanan di restoran Hotel Ajyad Makarim
Hotel Ajyad Makarim juga sangat memperhatikan kebutuhan para penyandang disabilitas, dengan menyediakan lajur khusus untuk kursi roda dan toilet disabilitas. Hotel ini juga dilengkapi dengan ruangan perpustakaan, salon, fitness, kedai kopi, restoran, lounge dan area TV untuk bersantai. Tak hanya itu, terdapat layanan laundry dan room service yang tersedia 24 jam.
Gambar 1.4. Menikmati menu masakan mewah Hotel Ajyad Makarim yang diramu oleh chef kelas bintang lima
Salah satu yang menjadi daya tarik Hotel Ajyad Makarim adalah sajian masakannya yang berkelas. Hotel ini memiliki satu restoran buffet yaitu Restoran Zamzam dan dua restoran ala carte yaitu Restoran Al-Noor dan Al-Waleemah.
 
Restoran ini menyediakan berbagai varian menu, mulai dari masakan khas Indonesia, India, Timur Tengah, Turki, hingga Eropa. Seluruh menunya diramu oleh chef kelas bintang lima. Tata letak meja makan yang rapi dan alat makan yang dipastikan selalu higienis menambah kesan kenyamanan restoran ini.
Gambar 1.5. Nikmati kenyamanan penginapan di Hotel Ajyad Makarim
Di luar hotel juga terdapat restoran Faisalabad yang menyajikan menu khas Pakistan, Restoran Al-Qasr dengan menu masakan internasional, dan Starbucks. Jadi, Sahabat memiliki banyak pilihan restoran, tentunya dengan kualitas rasa yang tak diragukan lagi.
 
Dengan kapasitas 411 kamar, Hotel Ajyad Makarim memiliki tipe kamar yang bervariasi, mulai dari tipe Quadruple, Triple, Double, hingga Suite. Perbedaannya terletak pada luas kamar, ruang tamu, ukuran dan jumlah bed, jumlah kamar mandi, dan fasilitas kamar lainnya. Namun, masing-masing kamar dilengkapi dengan televisi, kulkas mini, coffee maker, mini bar, dan air mineral kemasan gratis.
Dengan fasilitas mewah dan kualitas pelayanannya yang juara, Hotel Ajyad Makarim menjadi incaran para jamaah umroh. Masya Allah! Semoga Sahabat berkesempatan untuk menikmati penginapan di hotel ini ya!

 

Share :

Hotel Mewah Tapi Murah di Madinah, Dekat dengan Masjid Nabawi

Hotel Mewah Tapi Murah di Madinah, Dekat dengan Masjid Nabawi

 

Gambar 1.1. Hotel Concorde Dar Al-Khair di Madinah dekat dengan Masjid Nabawi, hanya berjarak 830 m dengan berjalan kaki selama 11 menit
Hotel yang nyaman dan dekat dengan masjid menjadi incaran para jamaah umroh. Salah satunya adalah Hotel Concorde Dar Al-Khair, tempat penginapan mewah terdekat dari Masjid Nabawi. Jaraknya hanya 830 m dari Masjid Nabawi atau sekitar 11 menit ditempuh dengan berjalan kaki.

Lokasi Strategis dan Dekat Masjid Nabawi

Gambar 1.2. Tampak depan Hotel Concorde Dar Al-Khair, Madinah
Hotel Concorde Dar Al-Khair merupakan hotel berbintang 3 yang dekat dengan Masjid Nabawi dan pusat Kota Madinah. Lokasinya cukup strategis karena dekat dengan Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz (23 menit berkendara) dan Al-Haramain Train Station Madinah (10 menit berkendara).
 
Demi kemudahan akses Sahabat menuju hotel, Hotel Concorde Dar Al-Khair menawarkan layanan antar jemput bandara yang tersedia 24 jam, dengan harga sewa SAR 250 atau sekitar Rp 1 juta per kendaraan. Hotel Concorde Dar Al-Khair memiliki 14 lantai dengan 336 kamar. Hotel ini juga ramah terhadap penyandang disabilitas, karena memiliki lajur khusus untuk kursi roda.

Sajian Menu Khas Indonesia dan Timur Tengah

Gambar 1.3. Tampak depan Hotel Concorde Dar Al-Khair, Madinah
Lokasi Hotel Concorde Dar Al-Khair juga dekat restoran terkenal yang menyajikan masakan internasional, yaitu Restoran Al-Modeef dan Arabesque. Jaraknya dari hotel hanya sekitar 150 meter. Untuk Sahabat yang rindu dengan masakan khas Indonesia, terdapat Rumah Makan Indonesia di dekat hotel yang bisa ditempuh dalam waktu 6 menit dengan berjalan kaki.
 
Namun, di dalam Hotel Concorde Dar Al-Khair sendiri terdapat restoran yang menyajikan menu masakan khas Indonesia juga, lho, Sahabat! Ada pula restoran khas Timur Tengah bagi Sahabat yang ingin mencicipi keunikan rasa hidangan Arab Saudi.

Fasilitas Mewah dan Lengkap

Gambar 1.4. Tipe kamar Quadruple Hotel Concorde Dar Al-Khair untuk jamaah umroh
Hotel Concorde Dar Al-Khair merupakan pilihan tepat bagi Sahabat yang ingin mencari hotel murah, namun fasilitasnya mewah dan lengkap. Setiap kamar di hotel ini disediakan fasilitas AC, WiFi gratis, televisi, mini bar, electric kettle, shower, pengering rambut, dan masih banyak lagi.
 
Tipe kamar yang tersedia di Hotel Concorde Dar Al-Khair juga bervariasi. Jadi, Sahabat bisa menyesuaikan pilihan kamar dengan budget yang dimiliki. Tipe kamar yang ada di hotel ini yaitu Kamar Double (berisi 2 single bed), Kamar Triple (berisi 3 single bed), Kamar Quadruple (berisi 4 single bed), Kamar Deluxe King (berisi 1 king bed), dan Kamar Suite (dua kamar dengan 6 single bed)
Jamaah umroh Ventour akan mendapatkan tipe kamar Quadruple. Namun, bagi Sahabat yang umroh bersama pasangan atau keluarga, Sahabat bisa upgrade tipe kamar yang akan dikenakan biaya tambahan di luar dari biaya paket umroh.

Masjid Nabawi sebagai View Utama dari Kamar

Gambar 1.5. Pemandangan Masjid Nabawi yang terlihat dari jendela kamar Hotel Concorde Dar Al-Khair, Madinah
Karena letaknya yang dekat dengan Masjid Nabawi, beberapa kamar di Hotel Concorde Dar Al-Khair memiliki pemandangan indah Masjid Nabawi.
 
Itulah beberapa keunggulan yang Sahabat dapatkan jika menginap di Hotel Concorde Dar Al-Khair. Semoga bermanfaat ya, Sahabat!

 

Share :

Masya Allah! 5 Aset Megah di Mekah Untuk Jamaah Haji Asal Aceh

Masya Allah! 5 Aset Megah di Mekah Untuk Jamaah Haji Asal Aceh

 

Gambar 1.1. Penyerahan dana tunai hasil wakaf untuk jamaah haji asal Aceh oleh Badan Wakaf Habib Bugak Asyi pada 2017

Berbahagialah jika Sahabat merupakan orang Aceh yang hendak berhaji, karena setiap jamaah haji asal Aceh akan mendapatkan dana hasil wakaf dari pengusaha besar di Mekah, yaitu Habib Bugak Asyi. Dana hasil wakaf ini telah dinikmati selama lebih dari 200 tahun, lho, Sahabat! Masya Allah.
 
Siapakah Habib Bugak Asyi? Mengapa beliau sukarela memberikan dana hasil wakaf untuk jamaah haji asal Aceh? Yuk simak ulasannya, Sahabat!
Gambar 1.2. Habib Bugak Asyi (kiri) dan Makam Habib Bugak Asyi yang terdapat di Aceh (kanan)
Habib Abdurrahman bin Alwi Al-Habsyi, atau dikenal dengan nama Habib Bugak Asyi, adalah seorang pengusaha asal Mekah. Habib Bugak datang ke Aceh pada tahun 1760 saat masa pemerintahan Sultan Alauddin Mahmud Syah. Ia menetap di Aceh dan menjadi orang kepercayaan sultan Aceh pada masa itu.
 
Saat tinggal di Aceh, Habib Bugak Asyi menjadi inisiator penggalangan dana untuk memberdayakan masyarakat Aceh. Pada tahun 1809, Habib Bugak kembali ke Mekah untuk membeli tanah di sekitar Masjidil Haram, yaitu tepatnya di Qusyasyiah (di sekitar Bab Al-Fath antara Marwah dan Masjidil Haram).
Gambar 1.3. Bagian depan Kantor Wakaf Habib Bugak Asyi di Aziziah, Mekah
Tanah ini diwakafkan dan dibangunkan sebuah rumah singgah, yang disebut Baitul Asyi atau Rumah Aceh. Ikrar wakaf dilakukan Habib Bugak di depan Mahkamah Syariah. Dalam ikrarnya, Habib Bugak menyatakan tanah wakaf dan manfaatnya hanya ditujukan kepada jamaah haji asal Aceh, warga Arab Saudi keturunan Aceh, atau warga Aceh yang tinggal di Arab Saudi.
Namun, jika Baitul Asyi tidak dapat digunakan lagi sebagai rumah singgah untuk orang Aceh, maka manfaatnya boleh digunakan untuk para mahasiswa asal Mekah. Jika tidak ada mahasiswa asal Mekah yang menggunakan fasilitas wakaf, maka manfaatnya boleh dipakai untuk membiayai keperluan Masjidil Haram. Jadi, manfaat dari wakaf rumah singgah ini bersifat abadi ya, Sahabat!
 
Sudah lebih dari 200 tahun rumah singgah tersebut berdiri kokoh hingga sekarang. Namun, pada era pemerintahan Arab Saudi yaitu Raja Malik Sa’ud bin Abdul Azis, Baitul Asyi terkena dampak perluasan Masjidil Haram. Pemerintah Arab Saudi menggusur Baitul Asyi dan memberikan kompensasi berupa uang tunai.
 
Kompensasi tersebut dibelikan dua bidang lahan yang berjarak 500 meter dari Masjidil Haram. Selain sebagai rumah singgah, Baitul Asyi dengan bangunan baru dikembangkan menjadi sarana bisnis, yaitu sebagai hotel. Inilah yang menjadi sumber utama penghasilan wakaf, sehingga hasilnya dapat membiayai para jamaah haji asal Aceh.
 
Hotel ini adalah Hotel Elaf Al-Mashaer dan Hotel Habib Bugak Asyi.

1. Hotel Elaf Al-Mashaer.

Gambar 1.4. Bagian dalam kamar di Hotel Elaf Al-Mashaer, Mekah
Hotel bintang lima dengan kapasitas 650 kamar yang berada di wilayah Ajyad Mashafi ini berjarak hanya 250 meter dari Masjidil Haram.

2. Hotel Habib Bugak Asyi.

Gambar 1.5. Bagian depan Hotel Habib Bugak Asyi, Mekah

Hotel di kawasan Aziziah ini dibangun langsung oleh pengelola wakaf tanpa bekerja sama dengan investor. di Aziziah. Hotel ini memiliki 200 kamar dan dapat menampung 750 jamaah haji. Jaraknya dengan Masjidil Haram sekitar 3.5 km.
Selain kedua hotel ini, dana hasil wakaf juga dimanfaatkan untuk membangun bangunan lain, seperti:

1. Hotel Al-Massa Grand.

Gambar 1.6. Bagian depan Hotel Al-Massa Grand, Mekah

Sebelum pandemi, hotel ini bernama Hotel Ramada. Namun, setelah pandemi, hotel ini beralih manajemen ke pihak Al-Massa Grand. Hotel bintang lima dengan kapasitas 1.800 kamar yang berada di wilayah Ajyad Mashafi ini berjarak 300 meter dari Masjidil Haram.

2. Hunian di Syauqiyah.

Gambar 1.7. Bagian depan hunian wakaf Habib Bugak Asyi di Syauqiyah, Mekah

Gedung ini tidak digunakan untuk perputaran bisnis, namun murni sebagai rumah singgah bagi warga Aceh yang menetap di Mekah dan warga Saudi keturunan Aceh, yang dapat disewa secara gratis dan tanpa batas waktu tinggal.

3. Tanah dan bangunan seluas 900 meter di Aziziah.

Gambar 1.8. Bagian depan hunian wakaf Habib Bugak Asyi di Syauqiyah, Mekah

Penyerahan dana tunai hasil wakaf Habib Bugak Asyi kepada jamaah haji asal Aceh
 
Setiap jamaah haji asal embarkasi Aceh akan mendapatkan dana hasil wakaf sebesar 1.500 Riyal atau sekitar 6 juta rupiah, Bahkan pihak pengelola wakaf atau Nadzir Wakaf Baitul Asyi telah menggelontorkan dana kompensasi sebanyak 70 juta Riyal atau 280 miliar rupiah. Masya Allah ya, Sahabat!
Dana tunai tersebut yang diberikan secara langsung oleh Nadzir Wakaf Baitul Asyi, yaitu Syekh Abdul Latif Baltou, saat jamaah haji tiba di penginapan masing-masing setelah dua hari berada di Mekah.
 
Wakaf ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri untuk Sahabat asal Aceh yang ingin berhaji. Masya Allah ya, Sahabat!

 

Share :

Asal-Usul Pohon Soekarno yang Menghijaukan Padang Arafah

Asal-Usul Pohon Soekarno yang Menghijaukan Padang Arafah

 
Gambar 1.1. Pohon Soekarno yang ditanami sepanjang kawasan Padang Arafah
Kawasan Arafah di Arab Saudi yang dikenal sangat gersang dan terik, kini menghijau berkat ide dan kontribusi presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Soekarno-lah yang mengusulkan Padang Arafah untuk ditanami pepohonan agar jamaah haji bisa lebih nyaman beribadah. Pohon yang ditanami di Arafah kini dinamakan Pohon Soekarno.
 
Pada tahun 1955, Soekarno menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Daratan Arab Saudi memang dikenal sebagai negara dengan wilayah yang sangat gersang. Suhu udara di sana dapat mencapai 50ºC saat siang hari.
Gambar 1.2. Pohon Soekarno yang rimbun menjadi tempat berteduh bagi para jamaah haji saat wukuf di Arafah
Soekarno melihat bahwa tandusnya Padang Arafah membuat banyak jamaah merasa kepanasan dan mudah lelah. Akhirnya Soekarno berinisiatif untuk mengusulkan agar Padang Arafah ditanami pepohonan pada Raja Arab Saudi, yaitu Saud bin Abdulaziz al-Salad.
 
Karena ide Soekarno sangat brilian, Raja Saud mengabulkan usulan tersebut. Penanaman pohon di Arafah dilakukan melalui proyek kesejahteraan wakaf yang diprakarsai oleh Abdul Rahman Fakieh, seorang pengusaha Arab terkemuka saat itu. Abdul Rahman sangat antusias dengan proyek tersebut, bahkan rutin peninjau lahan penanaman setelah salat Subuh.
Gambar 1.3. Pohon mindi atau Pohon Soekarno yang bersemi dan tumbuh subur di kawasan Arafah
Pohon yang ditanam di Padang Arafah ini bukan sembarang pohon. Soekarno sengaja memilih pohon yang kokoh dan rindang yang tahan terhadap cuaca ekstrem dan wilayah tandus. Pohon ini yaitu pohon mimba atau pohon mindi. Akhirnya pohon yang ditanami sepanjang kawasan Arafah ini dijuluki Pohon Soekarno atau Syajarah Sukarno.
 
Pohon dengan nama latin Melia Azedarach ini dapat tumbuh di daerah beriklim tropis maupun subtropis. Pohon mindi umumnya ditemukan di tempat yang kering, seperti di pinggir jalan, atau di hutan yang terbuka. Tidak heran, pohon tersebut dapat tumbuh subur di Arab Saudi, terutama di Padang Arafah yang tandus.
Pohon ini termasuk kedalam golongan pohon yang cepat tumbuh. Dalam dua tahun, tinggi pohon ini bisa mencapai 4-5 meter. Tak hanya berfungsi sebagai tempat berteduh bagi para jamaah haji, pohon mindi juga memiliki banyak khasiat.

Gambar 1.4. Pohon mindi atau Pohon Soekarno yang ditanami sepanjang jalan di kawasan Arafah
Ketika jamaah haji mendirikan tenda di Arafah di sela-sela pohon tersebut, ia tidak mengalami gatal-gatal selama bermalam di tenda. Daun pohon mimba dikenal sebagai tanaman obat yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan radang.
 
Tak hanya mengusulkan ide penanaman pohon, Soekarno juga mengirim ribuan bibit pohon mindi beserta ahli tanaman dari Indonesia untuk mengawasi proyek tersebut. Pohon mindi ini ditanam di kawasan Arafah seluas 1.250 hektar menggunakan tanah subur dari Indonesia dan Thailand.
Gambar 1.5. Keakraban pertemuan Presiden Soekarno dan Raja Saudi tahun 1955
Setiap berjarak 5 meter, terdapat pohon mindi. Ada yang tumbuh tinggi sekitar 8 meter hingga 20 meter, namun ada pula yang masih kecil dengan tinggi sekitar 2 meter. Tak hanya ditanami di Arafah, kini Pohon Soekarno dilestarikan dan ditanam di tepi jalan di Kota Mekah, Madinah, Jeddah, Riyadh, dan Thaif, yang berfungsi sebagai perindang.
 
Selain berjasa atas penghijauan area di Padang Arafah, Soekarno juga berjasa atas pembuatan tiga jalur tempat sa’i. Seperti diketahui, kini tempat sa’i terbagi menjadi tiga jalur, dengan jalur pertama adalah dari Bukit Safa ke Bukit Marwa. Jalur kedua dibuka dari Bukit Marwa ke Bukit Safa. Sedangkan jalur ketiga khusus diperuntukkan bagi jamaah lansia dan disabilitas.
Jasa besar Soekarno ini merefleksikan eratnya hubungan antara Indonesia dengan Arab Saudi.
Berkat ide dan kontribusinya, saat hendak kembali ke Tanah Air, Soekarno pun mendapatkan hadiah kiswah atau kain penutup Ka’bah dari Raja Saud. Masya Allah ya, Sahabat!.

 

Share :

Rahasia Sejuknya Lantai Masjidil Haram, Terbuat Dari Marmer Termahal di Dunia!

Rahasia Sejuknya Lantai Masjidil Haram, Terbuat Dari Marmer Termahal di Dunia!

 
Gambar 1.1.Rahasia sejuknya lantai Masjidil Haram di Mekah meski di bawah cuaca terik.
 
Melaksanakan shalat di Masjidil Haram adalah impian semua umat Islam. Apalagi sensasi kenyamanan yang dirasakan saat shalat di sekeliling Ka’bah, karena lantainya yang terasa sejuk meski di tengah cuaca terik.
 
Sebenarnya apa rahasia di balik sejuknya lantai Masjidil Haram, meski matahari bersinar sangat terik?
Gambar 1.2.Salah satu gunung marmer putih di Thassos, Yunani.
 
Reasahalharamain, sebuah lembaga yang mengurusi dua masjid kota suci, yaitu Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, mengungkapkan alasan mengapa lantai masjid terasa dingin meskipun cuaca panas. Ternyata bukan karena ada mesin pendingin atau AC di bawah lantai masjid, lho, Sahabat. Namun, sejuknya lantai Masjidil Haram karena terbuat dari marmer berkualitas tinggi.
 
Dikutip dari Saudi Gazette, marmer tersebut didatangkan langsung dari daerah bernama Thassos di Yunani, sehingga dinamai marmer Thassos. Sejak zaman kuno, daerah Thassos telah dikenal sebagai penghasil marmer putih berkualitas yang digunakan oleh orang Romawi untuk membangun bangunan dan monumen megah.
Marmer Thassos memiliki kristal warna putih salju yang membuatnya berkilau jika terkena pancaran cahaya. Tak hanya digunakan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, marmer Thassos juga digunakan di Masjid Hagia Sophia, Istanbul-Turki. Masya Allah, pasti lantainya sangat indah dan cantik ya, Sahabat!

Gambar 1.3.Bongkahan marmer putih di Thassos, Yunani yang dibawa dan diolah secara khusus di Arab Saudi.
 
Marmer Thassos berasal dari batuan alam. Batuan alam ini dapat menghambat perpindahan panas dari sinar matahari atau cuaca ekstrem. Inilah mengapa penggunaan marmer Thassos dapat membuat lantai dapat menyerap panas dan lebih sejuk.
 
Marmer Thassos juga dapat menyerap kelembaban di malam hari. Tak hanya itu, ketika marmer Thassos dijadikan pelapis dinding, marmer mampu meredam kebisingan suara yang berasal dari luar bangunan.
Khusus untuk Masjidil Haram, marmer Thassos diimpor dalam bentuk bongkahan batu langsung dari Yunani, kemudian diolah dan dibentuk secara khusus di Arab Saudi. Marmer Thassos di Masjidil Haram dipasang dalam bentuk persegi panjang yang tebalnya 5 cm. Tingkat ketebalan ini turut mempengaruhi kesejukan lantai, lho, Sahabat.

Gambar 1.4.Proses pembangunan lantai Masjidil Haram dengan menggunakan marmer Thassos.
 
Berkat marmer Thassos, lantai Masjidil Haram tetap dingin walau suhu di Mekah bisa mencapai 50 derajat Celcius. Marmer Thassos tak hanya dipasang di area pelataran dan bagian dalam masjid, tapi juga di area tawaf, sehingga Sahabat tidak perlu berjingkat kaki karena kepanasan saat siang hari.
 
Karena keistimewaannya ini, marmer Thassos merupakan salah satu marmer termahal di dunia. Berdasarkan situs Alibaba, harga marmer Thassos yang langsung didatangkan dari Yunani mencapai USD 200 atau sekitar Rp 2.87 juta per meter persegi.
Konon diceritakan, bahwa arsitektur di balik pembangunan lantai Masjidil Haram dan Masjid Nabawi adalah Muhammad Kamal Ismaeel. Ia adalah insinyur dan arsitek Mesir, yang pernah mencetak rekor sebagai orang termuda yang dikirim ke Eropa dan mendapatkan tiga gelar doktor dalam Arsitektur Islam.

Gambar 1.5.Salah satu gunung marmer putih di Thassos, Yunani.
 
Sewaktu membeli marmer Thassos untuk Masjidil Haram, Muhammad Kamal langsung menuju Yunani. Ia membeli marmer untuk Masjidil Haram, hampir setengah dari gunung marmer yang ada di Yunani. Setelah proyek pembangunan Masjidil Haram selesai, pemerintah Arab Saudi meminta Muhammad Kamal kembali memasang marmer yang sama di Masjid Nabawi.
 
Saat Kamal kembali ke Yunani untuk menanyakan marmer yang tersisa, ternyata setengah gunung marmer sisanya telah dibeli orang lain. Perlu diketahui, marmer ini bukan material yang dihasilkan dari pabrik, melainkan terbuat dari batuan alam, jadi cukup terbatas jumlahnya.
Gambar 1.6.Jamaah dapat menikmati sejuknya lantai di Masjidil Haram meski cuaca terik dan tidak menggunakan alas kaki.
 
Muhammad Kamal pun mencari tahu siapa pembeli marmer tersebut. Akhirnya ia menemukan alamat pembelinya, yaitu sebuah perusahaan di Arab Saudi. Lalu ia mendatangi kantor perusahaan tersebut. Rupanya, semua marmer masih ada dan belum digunakan sama sekali.
 
Muhammad Kamal menyodorkan cek kosong dan meminta pemilik marmer menuliskan nominal yang diinginkan, berapa pun besarnya. Namun, saat pemilik perusahaan tahu marmer itu akan digunakan untuk pembangunan Masjid Nabawi, ia menolak marmernya dibeli.
“Allah yang membuat saya membeli marmer ini. Itu artinya marmer ini memang sudah ditakdirkan Allah untuk Masjid Nabawi,” katanya. Sang pemilik marmer akhirnya menyumbangkan marmer Thassos yang dibelinya untuk pembangunan Masjid Nabawi. Masya Allah ya, Sahabat!

 

Share :