Maqam Ibrahim Ternyata Bukan Kuburan, Inilah Sejarah dan Keutamaannya!

Maqam Ibrahim Ternyata Bukan Kuburan, Inilah Sejarah dan Keutamaannya!

Banyak yang salah kaprah menganggap Maqam Ibrahim di Masjidil Haram adalah kuburan. Namun, ternyata bangunan ini adalah batu tempat berdirinya Nabi Ibrahim saat membangun dan meninggikan Ka’bah. Maqam dalam bahasa Arab artinya tempat berpijaknya dua kaki, berdiri, atau bangun.

Letak Maqam Ibrahim
Gambar: Maqam Ibrahim yang terletak 10-11 dari arah timur Ka’bah

Sejarah

Banyak yang meyakini, batu yang dipijak oleh Nabi Ibrahim adalah batu keramat yang diturunkan dari surga bersamaan dengan Hajar Aswad. Batu ini kemudian diambil oleh Nabi Ismail dan diberikan pada ayahnya, Nabi Ibrahim, sebagai tempat berpijak saat meninggikan Ka’bah.

Bentuk dan Letak Maqam Ibrahim

Maqam Ibrahim terletak dan berjarak 10 hingga 11 meter dari timur Ka’bah. Dilansir dari Saudi Gazette, Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci merilis foto jejak kaki Nabi Ibrahim dengan kualitas 49.000 piksel.

Foto jejak kaki Nabi Ibrahim
Gambar: Foto jarak dekat jejak kaki Nabi Ibrahim

Batu bekas jejak Nabi Ibrahim berwarna perunggu, agak kehitam-hitaman. Bentuk batunya bujur sangkar dengan panjang 40 sentimeter dan lebar serta tinggi sekitar 20 sentimeter.

Baca Juga: Le Meridien Tower: Inilah Hotel Bintang 5 Terfavorit di Mekah!

Jejak kaki Nabi Ibrahim berada di tengah-tengah batu. Panjang telapak kaki pada permukaan batu adalah 27 sentimeter dan lebarnya 14 sentimeter, dengan kedalaman jejak kaki sekitar 9-10 sentimeter.

Relokasi dan Renovasi

Menurut sejarah, bentuk bangunan yang melindungi batu jejak kaki Nabi Ibrahim ini terus mengalami perubahan. Mulanya, batu ini terletak menempel di dinding Ka’bah. Bangunan tersebut membuat area tawaf menjadi semakin sempit, seiring dengan peningkatan jumlah jamaah setiap tahunnya.

Letak Maqam Ibrahim
Gambar: Proses tawaf mengelilingi Ka’bah

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, akhirnya batu jejak Nabi Ibrahim ini digeser mundur agar jamaah lebih leluasa saat melakukan tawaf.

Pada 1967, bangunan pelindung batu jejak Nabi Ibrahim diubah menjadi kotak kaca kristal, yang dilapisi emas dan perak. Bagian luarnya juga dilapisi kaca bening setebal 10 sentimeter yang tahan terhadap panas dan antipecah seperti saat ini.

Bangunan kaca pelindung Maqam Ibrahim
Gambar: Maqam Ibrahim yang dilindungi dengan bangunan kaca berlapis emas dan perak

Baca Juga: Hajar Aswad, Batu Surga yang Ternyata Pernah Dicuri

Keutamaan Maqam Ibrahim

Maqam Ibrahim juga memiliki keutamaan yaitu sebagai tempat shalat sunnah setelah menunaikan tawaf dan sebelum menuju bukit Safa-Marwah. Dalam hadits riwayat Bukhari, Umar bin Khattab pernah berkata:

“Saya bertanya pada Rasulullah, “Maukah engkau jadikan batu tempat berdirinya Nabi Ibrahim sebagai tempat untuk mengerjakan shalat?”

Maka turunlah firman Allah surah Al-Baqarah ayat 125, “Dijadikanlah sebagian Maqam Ibrahim itu sebagai tempat shalat.”

Namun, saat musim haji, tentu bukan perkara mudah untuk bisa shalat sunah tepat di area ini. Area ini dijaga ketat oleh petugas karena di tempat itu sangat padat orang yang ingin melakukan shalat sunnah.

Petugas juga mengingatkan jamaah agar tidak mengusap-usap dan berdoa di Maqam Ibrahim karena dikhawatirkan mengandung penyembahan dan penghormatan yang berlebihan.

Inilah Perbedaan Paspor Umroh 24 Halaman dan 48 Halaman!

Inilah Perbedaan Paspor Umroh 24 Halaman dan 48 Halaman!

Banyak orang yang beranggapan paspor biasa dengan 24 halaman hanya diperuntukkan bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Apa beda paspor 24 halaman dan paspor 48 halaman? Bisakah paspor 24 halaman dijadikan sebagai paspor umroh?

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, paspor adalah dokumen yang dikeluarkan pemerintah kepada WNI untuk melakukan perjalanan antarnegara. Masa berlaku paspor pada tahun 2022 yaitu selama 10 tahun.

Paspor untuk umroh
Gambar: Paspor untuk umroh

Baca Juga: Penting! Inilah Cara Daftar dan Syarat Umroh 2024

Jenis-Jenis Paspor

Paspor sendiri terbagi menjadi 3 jenis:

Paspor Dinas Bersampul Biru

Jenis paspor dinas dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri khusus untuk anggota Aparatur Sipil Negara (ASN) dan konsulat pemerintahan yang melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, seperti untuk kunjungan kerja, studi banding, rapat antar instansi negara.

Paspor dinas
Gambar: Paspor dinas bersampul biru

Paspor Diplomatik Bersampul Hitam

Paspor ini dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri. Jenis paspor ini hanya diberikan untuk pegawai pemerintahan yang akan melakukan perjalanan diplomatik. Contohnya seperti Menteri Luar Negeri yang akan melakukan perundingan dengan negara se-ASEAN.

Paspor diplomatik
Gambar: Paspor diplomatik bersampul hitam

Baca Juga: Dilarang Bawa Cairan Lebih Dari 100 Ml di Kabin Pesawat! Simak Aturannya!

Paspor Biasa Bersampul Hijau

Untuk Sahabat Ventour yang tidak memiliki ikatan dengan pemerintahan, biasanya akan menggunakan paspor jenis ini. Paspor biasa dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM, yang saat ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu paspor biasa 48 halaman dan e-passport 48 halaman.

Sebelumnya, terdapat 4 jenis paspor yaitu paspor biasa 24 halaman, e-passport 24 halaman, paspor biasa 48 halaman, e-passport 48 halaman. Namun, berdasarkan PP No. 28 tahun 2019, ditetapkan bahwa paspor biasa maupun e-passport 24 halaman sudah tidak dapat diajukan lagi. 

Paspor biasa
Gambar: Paspor biasa bersampul hijau

Perbedaan Paspor Umroh 24 Halaman dan 48 Halaman

Lalu, adakah perbedaan antara paspor 24 halaman dengan 48 halaman?

Bentuk Fisik

Tidak ada perbedaan bentuk fisik antara paspor 24 halaman dengan paspor 48 halaman, selain ketebalannya. Paspor 48 halaman lebih tebal karena jumlah halamannya lebih banyak.

Fungsi Paspor

Sebagian besar orang beranggapan bahwa paspor 24 halaman hanya digunakan oleh TKI. Hal ini tidak benar, ya, Sahabat Ventour. Dulu, baik paspor 24 halaman maupun 48 halaman bisa digunakan untuk keperluan bekerja, liburan, pendidikan, dan ibadah seperti umroh dan haji. Secara fungsi, kedua paspor ini sama saja.

Namun, biasanya paspor 24 halaman ini diberikan untuk orang yang sangat jarang bepergian ke luar negeri, misalkan hanya sekali dalam setahun atau sekali dalam beberapa tahun.

Baca Juga: Maqam Ibrahim Ternyata Bukan Kuburan, Inilah Sejarah dan Keutamaannya!

Berapa Biaya Pembuatan Paspor Umroh?

Dulu, biaya pembuatan paspor biasa 24 halaman yaitu Rp 100.000. Namun, karena saat ini paspor biasa maupun e-passport 24 halaman tidak dapat diajukan lagi, maka Sahabat Ventour hanya bisa mengajukan permohonan pembuatan paspor biasa dan e-passport 48 halaman.

Permohonan pembuatan paspor tahun 2022 sudah bisa dilakukan secara online melalui aplikasi M-Paspor.

  • Biaya pembuatan paspor biasa 48 halaman: Rp 350.000.
  • Biaya pembuatan e-passport 48 halaman: Rp 650.000.
  • Bagi Sahabat Ventour yang ingin mengakses layanan percepatan paspor selesai pada hari yang sama, bisa membayar Rp 1 juta di luar biaya pembuatan paspor.

Nah, jadi untuk Sahabat Ventour yang tidak memiliki ikatan kerja dengan pemerintahan dan ingin menunaikan ibadah umroh dan haji bisa menggunakan paspor biasa bersampul hijau dengan 48 halaman ya, karena untuk paspor biasa 24 halaman sudah tidak diterbitkan lagi.

Nah, itu adalah jenis-jenis paspor yang berlaku di Indonesia dan perbedaan paspor 24 halaman dengan paspor 48 halaman. Semoga informasi ini bisa dipahami dan bermanfaat untuk Sahabat Ventour ya, sebelum melakukan perjalanan umroh maupun haji.

Cara Mudah Membuat Paspor Secara Online untuk Umroh

Cara Mudah Membuat Paspor Secara Online untuk Umroh

Salah satu syarat dan dokumen penting untuk mendaftar umroh adalah paspor. Nah, kini Sahabat bisa membuat paspor online lewat aplikasi M-Paspor, lho!

M-Paspor merupakan bentuk baru dari Aplikasi Pendaftaran Antrean Paspor Online (APAPO) yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Imigrasi. Peluncuran M-Paspor bertujuan agar pelayanan pembuatan paspor lebih mudah, cepat, dan transparan.

Aplikasi M-Paspor untuk membuat paspor secara online
Gambar: Aplikasi M-Paspor untuk membuat paspor secara online

Aplikasi ini bisa diunduh di AppStore dan PlayStore dengan menyediakan form pendaftaran untuk layanan paspor online. Jadi, untuk membuat paspor, Sahabat Ventour tidak perlu repot-repot membawa berkas persyaratan dan mengantre di kantor imigrasi lagi. 

Langkah-Langkah Membuat Paspor Online

Lalu, bagaimana cara membuat paspor umroh secara online? Apa saja syarat membuat paspor?

Membuat Paspor melalui Aplikasi M-Paspor

Pertama-tama, install aplikasi M-Paspor pada gadget Sahabat Ventour, bisa melalui AppStore untuk perangkat iOS dan melalui PlayStore untuk perangkat Android.

Registrasi Akun M-Paspor

Untuk dapat membuat paspor melalui M-Paspor, Sahabat Ventour harus memiliki akun dengan cara melengkapi data pendaftaran akun.

Registrasi akun M-Paspor
Gambar: Registrasi akun M-Paspor

Login Akun

Setelah berhasil melakukan registrasi, Sahabat Ventour sudah dapat login ke aplikasi dengan memasukkan alamat e-mail dan kata sandi.

Membaca Syarat dan Ketentuan

Jika login berhasil, aplikasi M-Paspor akan menampilkan notifikasi berisi Syarat dan Ketentuan sebagai berikut. Sahabat Ventour bisa membacanya dengan teliti dan saksama agar tidak bingung dan keliru saat memasukkan data pendaftaran. Setelah itu, klik ‘Saya Menyetujui’.

Baca Juga: Inilah Perbedaan Paspor Umroh 24 Halaman dan 48 Halaman!

Permohonan Membuat Paspor

Lalu, pilih tombol ‘Pengajuan Permohonan’. Perlu diingat, permohonan paspor reguler dalam satu akun hanya bisa maksimal lima orang.

Peruntukan Membuat Paspor

Lalu, pilih untuk siapakah permohonan paspor dibuat, apakah untuk orang dewasa atau untuk anak-anak di bawah usia 17 tahun.

Unggah Foto KTP

Unggah foto KTP Sahabat Ventour secara jelas, lalu akan muncul form untuk mengisi nama, tanggal lahir, dan NIK sesuai KTP.

Pengisian data diri di aplikasi M-Paspor
Gambar: Pengisian data diri di aplikasi M-Paspor

Baca Juga: Penting! Inilah Cara Daftar dan Syarat Umroh 2024

Pengisian Data Jenis Paspor

Lalu pada tahap ini, akan ada beberapa pertanyaan yang menentukan jenis paspor yang Sahabat Ventour butuhkan. Pilihlah opsi ‘umroh’ sebagai tujuan Sahabat Ventour membuat paspor. 

Pengisian Data Perjalanan

Lalu isilah kuesioner berikut sesuai dengan tipe paket umroh yang Sahabat Ventour pilih, mulai dari tempat tinggal dan periode waktu saat menjalani ibadah umroh.

Pengisian Data Diri sesuai Kartu Identitas

Isilah data diri berikut dengan benar. Jangan lupa untuk mengunggah foto KTP, KK, dan akta kelahiran juga ya, Sahabat!

Pengisian data diri di aplikasi M-Paspor
Gambar: Pengisian data diri di aplikasi M-Paspor

Mengunggah Dokumen Tambahan

Untuk permohonan pembuatan paspor umroh, Sahabat Ventour akan diminta mengunggah dokumen persyaratan lain, seperti surat rekomendasi umroh dari Kementerian Agama dan surat rekomendasi dari travel umroh.

Memilih Lokasi & Jadwal Pengambilan Paspor

Setelah itu, pilihlah lokasi dan jadwal pengambilan paspor sesuai yang Sahabat Ventour inginkan.

Memilih lokasi pengambilan paspor
Gambar: Memilih lokasi pengambilan paspor

Baca Juga: Dilarang Bawa Cairan Lebih Dari 100 Ml di Kabin Pesawat! Simak Aturannya!

Berapa Biaya Membuat Paspor?

Setelah mengisi data diri, mengunggah dokumen yang dibutuhkan, dan memilih lokasi pengambilan paspor, akan muncul notifikasi bahwa permohonan paspor telah berhasil. Sahabat Ventour juga akan mendapatkan billing pembayaran sesuai dengan jenis paspor yang dipilih.

  • Biaya pembuatan paspor biasa 48 halaman: Rp 350.000
  • Biaya pembuatan e-passport 48 halaman: Rp 650.000

Setelah itu, Sahabat Ventour akan mendapatkan kode antrian atau kode layanan seperti yang tertera. Kode antrian ini akan digunakan saat Sahabat Ventour mengambil paspor di kantor imigrasi.

Sahabat Ventour bisa melakukan pembayaran dengan mudah melalui transfer bank, DANA, e-commerce (Tokopedia dan Bukalapak), Indomaret, dan kantor pos.

Sesi Wawancara Pembuatan Paspor

Sebelum mengambil paspor, Sahabat Ventour harus mengikuti sesi wawanacara dengan petugas imigrasi. Sesi wawancara ini sangat penting, karena untuk menjaga keamanan Sahabat Ventour saat umroh nanti.

Biasanya, jenis pertanyaan yang sering ditanyakan saat sesi wawancara yaitu:

  • Negara tujuan
  • Lama ibadah umroh
  • Rekan seperjalanan
  • Kota tempat tinggal

Saat sesi wawancara, pastikan Sahabat Ventour memberikan keterangan yang benar sesuai dengan data yang di-input pada form permohonan di aplikasi M-Paspor. 

Baca Juga: Maqam Ibrahim Ternyata Bukan Kuburan, Inilah Sejarah dan Keutamaannya!

Persyaratan Foto Saat Membuat Paspor

Perlu diketahui juga, setelah sesi wawancara, akan ada sesi foto untuk pas foto paspor. Nah, ada beberapa hal yang perlu Sahabat Ventour perhatikan saat sesi foto ini:

  • Hindari memakai baju warna putih, karena latar yang digunakan saat sesi foto adalah warna putih
  • Gunakan pakaian rapi berkerah
  • Pastikan rambut tidak menutupi telinga dan mata

Itulah alur pembuatan paspor secara online melalui M-Paspor. Jadi, yuk persiapkan diri kita berangkat umroh, mulai dari melengkapi persyaratan dokumen, seperti paspor. Semoga Allah mudahkan ya, Sahabat Ventour!

10 Rekomendasi Oleh-Oleh Umroh, Murah Meriah & Bermanfaat!

10 Rekomendasi Oleh-Oleh Umroh, Murah Meriah & Bermanfaat!

Memang tidak wajib membeli oleh-oleh dari Mekah dan Madinah selepas ibadah umroh. Namun, orang Indonesia terbiasa untuk membawakan oleh-oleh umroh untuk keluarga tercinta maupun orang-orang terdekat.

Tak perlu bingung, kami telah merangkum 10 rekomendasi oleh-oleh umroh dari Tanah Suci, yang harganya murah dan pastinya bermanfaat!

Rekomendasi oleh-oleh umroh dan haji dari Mekah dan Madinah
Gambar: Rekomendasi oleh-oleh umroh dari Mekah dan Madinah

Rekomendasi Oleh-Oleh Umroh

Kurma

Kurma adalah oleh-oleh dari Arab Saudi yang paling banyak dicari dan direkomendasikan. Selain rasanya yang manis, mengonsumsi kurma juga merupakan salah satu sunnah nabi karena buah ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, salah satunya sebagai sumber energi.

Jika Sahabat ingin membeli kurma untuk oleh-oleh, kebun kurma di Madinah bisa menjadi tempat yang cocok, Sebab, di kebun kurma terdapat berbagai varian kurma yang jarang ditemukan di Indonesia. Ada beberapa varian kurma yang bisa menjadi pilihan Sahabat:

Kurma Ajwa

Inilah kurma primadona asal Arab Saudi, karena kurma Ajwa dipercaya sebagai kurma kesukaan Rasulullah Saw. dan memiliki khasiat khusus. Warnanya hitam agak pekat, terasa lembut, dan tidak terlalu manis. Karena sangat istimewa, harga kurma Ajwa memang lebih mahal dibanding kurma lainnya.

Kurma Ajwa
Gambar: Kurma Ajwa sebagai oleh-oleh umroh

Jika Sahabat tertarik mencicipi kurma Ajwa, siapkan uang 30 hingga 90 riyal, atau sekitar Rp 120.000 hingga Rp 360.000 per kilogram, tergantung dengan kualitasnya.

Baca Juga: Cara Mudah Membuat Paspor Secara Online untuk Umroh

Kurma Sukari

Sukari merupakan kurma favorit dari Arab Saudi. Teksturnya ada yang lembut, ada pula yang agak kering, tapi tetap manis dan legit di lidah.

Kurma Sukari
Gambar: Kurma Sukari sebagai oleh-oleh umroh

Kurma Barhi

Kurma jenis ini sangat mudah Sahabat dapatkan di segala musim, terutama saat bulan Ramadhan. Sukari sering diburu para jemaah umroh karena rasanya yang mirip caramel.

Kurma Barhi
Gambar: Kurma Barhi sebagai oleh-oleh umroh

Kurma Khidri

Berbeda dengan kurma lain, kurma Khidri berwarna marun pekat. Saat dikunyah, kurma ini terasa agak kering, tapi tetap kenyal. Selain dimakan langsung, kurma khidri juga sering diolah menjadi bahan baku saat membuat cokelat dan kurma isi almond.

Kurma Khidri
Gambar: Kurma Khidri sebagai oleh-oleh umroh

Cokelat

Selain kurma, cokelat khas Arab juga bisa menjadi alternatif pilihan oleh-oleh. Mulai dari cokelat kerikil hingga cokelat satuan. Oleh-oleh cokelat ini tentu akan lebih cocok dan disukai keluarga dan anak-anak di rumah, karena rasanya yang manis dan lezat.

Cokelat khas Arab Saudi sebagai oleh-oleh umroh dan haji
Gambar: Cokelat khas Arab Saudi sebagai oleh-oleh umroh

Sahabat bisa membeli cokelat khas Arab ini di Mekah atau saat mampir di perkebunan kurma di Madinah, mulai dari harga 10 riyal atau Rp 40.000 rupiah per kilogram.

Baca Juga: Penting! Inilah Cara Daftar dan Syarat Umroh 2024

Pistachio

Kacang Pistachio berasal dari biji buah Pistacia Vera yang tumbuh subur di daerah Timur Tengah, Persia, Iran, hingga Turki. 

Bentuknya mirip kacang almond dengan balutan kulit yang keras. Saat dimakan, rasanya manis sedikit gurih. Selain enak, Pistachio juga kaya antioksidan yang bermanfaat untuk menangkal radikal bebas, menurunkan kolesterol, dan menangkal penyakit kanker.

Kacang Pistachio
Gambar: Kacang Pistachio untuk oleh-oleh umroh

Umumnya, kacang Pistachio dijual seharga 10 sampai 50 riyal, atau jika dirupiahkan menjadi Rp 40.000 sampai Rp 200.000.

Almond

Sebenarnya almond bukanlah kacang, melainkan buah dengan biji yang memiliki kulit keras. Teksturnya renyah dan rasanya agak manis.

Selain digemari sebagai camilan, Almond juga dipakai untuk bahan campuran kue, roti, dan salad. Almond ini kaya akan khasiat untuk kebaikan tubuh. Mengonsumsi Almond dapat membantu menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, menurunkan tekanan darah, mengontrol gula darah, dan membuat rasa kenyang jadi lebih lama.

Kacang Almond
Gambar: Almond bisa dijadikan pilihan oleh-oleh saat umroh

Harganya pun murah, dari 10 sampai 50 riyal, atau sekitar Rp 40.000 hingga Rp 200.000. Almond dapat ditemukan di sepanjang toko dekat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Kismis

Kismis adalah hasil dari proses pengeringan anggur. Warnanya oranye kekuningan, bentuknya kisut, dan rasanya manis agak asam. Selain dikonsumsi langsung Bersama kacang, kismis kerap digunakan sebagai bahan olahan kue, nasi kebuli, nasi kabsah, atau menu makanan khas Timur Tengah lainnya.

Kismis memiliki sejuta manfaat, karena kaya akan zat antioksidan, vitamin B kompleks untuk menjaga kadar darah agar tak anemia, dan serat yang dapat membantu menyembuhkan penyakit sembelit.

Kismis Arab yang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan
Gambar: Kismis Arab yang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan

Harga kismis berkisar antara 40 hingga 60 riyal, sekitar Rp 160.000 hingga Rp 240.000 per kilogram. Biasanya toko yang menjual kurma juga menjual kismis, jadi Sahabat tak perlu bingung mencari kismis di Mekah atau Madinah.

Air Zamzam

Tak ketinggalan, air zamzam juga sangat cocok dihadiahkan sebagai oleh-oleh umroh. Biasanya setiap paket umroh sudah include air zamzam sebanyak 5 liter untuk dibawa pulang. Sahabat hanya tinggal mengemasnya dalam botol-botol kecil untuk dibagi-bagikan kepada keluarga tercinta.

Air zamzam
Gambar: Air zamzam untuk oleh-oleh umroh

Sajadah

Salah satu oleh-oleh umroh yang simpel tapi bermakna, yaitu sajadah. Sajadah yang dijual di Mekah atau Madinah biasanya berasal dari Turki dan Cina. Ada banyak pilihan sajadah dalam berbagai bentuk, motif, dan ukuran.

Sajadah khas Turki
Gambar: Sajadah khas Turki yang bisa menjadi oleh-oleh umroh

Mulai dari yang memiliki desain elegan hingga yang cocok untuk traveling, sehingga mudah dibawa ke mana pun.

Baca Juga: Inilah Perbedaan Paspor Umroh 24 Halaman dan 48 Halaman!

Peci

Peci juga bisa menjadi oleh-oleh yang cocok, khususnya untuk keluarga atau teman laki-laki. Sahabat dapat membeli peci yang terbuat dari benang kait, karena benang jenis ini menghasilkan peci yang nyaman.

Peci umroh
Gambar: Peci, salah satu rekomendasi oleh-oleh umroh

Penjual peci dapat ditemukan dengan mudah di dekat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Harganya berkisar antara 2 sampai 5 riyal, atau sekitar Rp 8.000 sampai Rp 20.000.

Mukena

Jika peci adalah hadiah yang cocok untuk laki-laki, nah mukena khas Arab Saudi bisa jadi pilihan oleh-oleh untuk keluarga dan teman perempuan. Mukena Arab Saudi memiliki warna dan motif yang bervariasi, tentunya dengan bahan yang lembut dan berkualitas.

Mukena umroh
Gambar: Mukena sebagai opsi oleh-oleh umroh

Menjadikan mukena sebagai oleh-oleh tak hanya bermanfaat untuk si penerima, tapi juga bermanfaat untuk Sahabat, lho. Sahabat bisa mendapatkan berkah pahala selama mukena tersebut dipakai untuk ibadah

Henna

Henna juga bisa menjadi oleh-oleh umroh untuk perempuan. Sahabat bisa menemukan henna dengan beragam warna.

Henna umroh
Gambar: Henna sebagai salah satu oleh-oleh umroh

Tentu saja henna Arab Saudi lebih tahan lama dan warnanya indah. Selain itu, henna juga sudah pasti meresap ke dalam kulit, sehingga tidak membatalkan wudhu.

Itulah beberapa inspirasi oleh-oleh yang bisa dibeli di Mekah dan Madinah selepas ibadah umroh. Semoga ulasan bisa membantu Sahabat menghadiahkan oleh-oleh terbaik untuk keluarga dan teman terdekat.

Cara Mudah Masuk Raudhah dengan Aplikasi Nusuk dan Tasreh

Cara Mudah Masuk Raudhah dengan Aplikasi Nusuk dan Tasreh

Raudhah, salah satu area di dalam Masjid Nabawi yang dipercaya sebagai tempat yang mustajab untuk memanjatkan doa. Jemaah umroh maupun haji berbondong-bondong memasuki dan beribadah di Raudhah. Namun, untuk masuk ke Raudhah, Sahabat perlu surat izin khusus (tasreh) atau masuk melalui aplikasi Nusuk (Eatmarna).

Cara mudah masuk Raudhah Masjid Nabawi dengan tasreh dan aplikasi Nusuk
Gambar: Cara mudah masuk Raudhah Masjid Nabawi dengan tasreh dan aplikasi Nusuk

Lantas, bagaimana cara mendapatkan tasreh? Jika tidak mendapatkan tasreh dari travel umroh, bagaimana cara menggunakan aplikasi Nusuk sebagai syarat masuk Raudhah?

Yuk simak informasi berikut, Sahabat!

Keutamaan Raudhah di Masjid Nabawi

Seperti yang kita ketahui, Raudhah merupakan area di dalam Masjid Nabawi yang terletak di antara rumah Rasulullah Saw (yang kini menjadi makam beliau) dan mimbar yang beliau gunakan untuk berdakwah. Raudhah ditandai dengan pilar-pilar megah berwarna putih dan karpet hijau.

Di tempat ini, dahulu Rasulullah Saw. sering duduk-duduk untuk membacakan wahyu dari Allah Swt. dan mengajarkannya kepada para sahabat. Rasulullah juga menyebut Raudhah sebagai taman surga dan area yang mustajab untuk berdoa.

Rasulullah Saw. bersabda: “Satu sholat di Masjid Nabawi lebih baik daripada seribu sholat di tempat lain, kecuali di Masjidil Haram.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Area Raudhah di Masjid Nabawi dengan pilar megah berwarna putih dan karpet hijau
Gambar: Area Raudhah di Masjid Nabawi dengan pilar megah berwarna putih dan karpet hijau

Karena keistimewaannya ini, jemaah yang masuk ke Raudhah dianjurkan untuk memperbanyak zikir, membaca Al-Qur’an, dan shalat sunnah. Namun, untuk memasuki Raudhah ternyata tak semudah kelihatannya. Realitanya, Sahabat harus mengantre atau mungkin berdesak-desakan dengan jemaah lain.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Oleh-Oleh Umroh, Murah Meriah & Bermanfaat!

Cara Masuk ke Raudhah dengan Tasreh

Untuk memasuki area Raudhah dan makam Rasulullah Saw., Sahabat memerlukan surat izin khusus atau tasreh. Surat tasreh berisi keterangan tentang jumlah jemaah dalam rombongan, waktu masuk (tanggal dan jam), nomor pintu masuk, nomor gerbang masuk, serta daftar nama dan nomor paspor jemaah.

Tasreh ini dikeluarkan oleh Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi. Biasanya surat tasreh ini sudah diurus oleh pihak travel umroh melalui muassasah dan disimpan oleh Tour Leader atau muthawif. Ada kalanya kuota tasreh ini terbatas karena membludaknya jemaah yang ingin masuk ke dalam Raudhah.

Jemaah yang tengah beribadah di dalam Raudhah, Masjid Nabawi
Gambar: Jemaah yang tengah beribadah di dalam Raudhah, Masjid Nabawi

Cara Masuk ke Raudhah dengan Aplikasi Nusuk

Namun, Sahabat tidak perlu khawatir. Jika tidak memiliki tasreh, Sahabat tetap bisa masuk ke dalam Raudhah dengan mengajukan izin melalui aplikasi Nusuk (Eatmarna). Nusuk adalah aplikasi yang disediakan Kerajaan Arab Saudi, sehingga Sahabat dapat masuk ke Raudhah secara mandiri dan tanpa harus ada tasreh.

Baca Juga: Cara Mudah Membuat Paspor Secara Online untuk Umroh

Cara Install dan Menggunakan Aplikasi Nusuk

Nah, untuk masuk ke area Raudhah melalui aplikasi Nusuk, yuk ikuti langkah-langkah berikut!

Panduan menggunakan aplikasi Nusuk untuk masuk ke Raudhah Masjid Nabawi
Gambar: Panduan menggunakan aplikasi Nusuk untuk masuk ke Raudhah Masjid Nabawi
  1. Install aplikasi “Nusuk (Eatmarna Previously)” melalui PlayStore atau AppStore
  2. Atur bahasa untuk aplikasinya, pilih Bahasa Inggris
  3. Selanjutnya pilih “New User”, kemudian pilih “Visitor”
  4. Isi data diri Sahabat, mulai dari nomor visa, nomor paspor, tanggal lahir, kebangsaan, nomor telepon, e-mail, dan password
  5. Masukkan kode verifikasi OTP 4 digit yang dikirim melalui e-mail
  6. Nah, barulah Sahabat berhasil login ke aplikasi Nusuk, lalu pilihlah bagian “Prophet’s Mosque Services”
  7. Pilih registrasi “Praying in Noble Rawda – Men/Women”
  8. Pilih tanggal dan jam/waktu yang diinginkan
  9. Lalu pilih “Issuing Permit” dan akan muncul QR code
  10. Nah, selesai! Sahabat tinggal datang di hari H sesuai pintu masuk dan jadwal yang tertera
  11. Terakhir, pindai atau scan QR code pada pintu masuk

Tips Lolos Masuk Raudhah dengan Mudah

Nah, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, jumlah jemaah yang ingin masuk ke dalam Raudhah ini sangat membludak. Maka dari itu, untuk masuk ke dalam Raudhah, Sahabat hanya dapat berkunjung di waktu-waktu tertentu yang sudah dijadwalkan.

Gerbang masuk Masjid Nabawi di Madinah
Gambar: Gerbang masuk Masjid Nabawi di Madinah

Selain itu, Sahabat juga perlu memerhatikan tips-tips berikut saat ingin memasuki area Raudhah.

Masuk Sesuai Jadwal di Tasreh atau Aplikasi Nusuk

Jadwal kunjungan Raudhah antara jemaah laki-laki dan perempuan berbeda. Untuk itu, ikuti jadwal yang telah ditetapkan ya, Sahabat!

Baca Juga: Inilah Perbedaan Paspor Umroh 24 Halaman dan 48 Halaman!

Jadwal ziarah Raudhah bagi jemaah laki-laki

  • Pagi : pukul 11.00 Waktu Arab Saudi s.d. shalat Isya
  • Malam : pukul 00.30 Waktu Arab Saudi s.d. shalat Subuh.

Jadwal ziarah Raudhah bagi jemaah perempuan

  • Pagi : waktu shalat Subuh s.d. pukul 11.00 Waktu Arab Saudi
  • Malam : waktu shalat Isya s.d. pukul 00.00 Waktu Arab Saudi

Jangan Terpisah dari Rombongan

Untuk masuk ke Raudhah, sebaiknya dilakukan bersama rombongan. Sahabat akan dibimbing oleh muthawif dan muthawifah, sehingga Sahabat bisa mendapatkan arahan dan tidak akan tersesat saat di dalam Raudhah.

Suasana di dalam Raudhah Masjid Nabawi
Gambar: Suasana di dalam Raudhah Masjid Nabawi

Tetap Sabar

Saat masuk ke Raudhah, memang kondisinya akan berdesak-desakan dengan jemaah lainnya. Usahakan agar Sahabat tidak mendorong-dorong atau bahkan menyakiti jemaah lain.

Jika memang kondisinya tidak memungkinkan untuk masuk ke Raudhah karena jumlah jemaah yang membludak atau karena tidak mendapatkan izin, usahakan kita berlapang dada menerima situasi ini. Hal seperti ini sudah di luar dari kontrol kita. Sahabat tetap akan mendapatkan pahala yang sama ketika shalat di area Masjid Nabawi yang lain, meski bukan di dalam Raudhah.

Itulah dua cara mudah untuk masuk ke area Raudhah, yaitu dengan menggunakan surat izin tasreh dan melalui aplikasi Nusuk. Semoga Allah memudahkan langkah Sahabat untuk bisa berkunjung dan beribadah di Masjid Suci Nabawi.

Haji Furoda Haji Tanpa Antri, Intip Fasilitas & Biayanya!

Haji Furoda Haji Tanpa Antri, Intip Fasilitas & Biayanya!

Salah satu persoalan haji yang dikeluhkan jamaah dari tahun ke tahun selalu sama, yaitu lamanya masa antrian haji. Namun, selain haji reguler, ternyata ada program haji furoda yang dapat memberangkatkan Sahabat Ventour untuk haji di tahun itu juga, lho!

Apa Itu Haji Furoda?

Haji furoda adalah pelaksanaan haji yang visanya menggunakan visa mujamalah (undangan)—yang dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi. Jadi, Sahabat Ventour bisa langsung berangkat haji tanpa antri. Tentunya biayanya berbeda dengan biaya haji reguler dan haji plus ya, Sahabat.

Pada tahun 2022, jamaah haji reguler berjumlah 92.825 orang, diikuti dengan 7.226 jamaah haji plus (haji khusus), dan sekitar 1.700 jamaah haji furoda.

Haji furoda tahun 2022 yang diikuti oleh sekitar 1.700 jamaah
Gambar: Haji furoda tahun 2022 yang diikuti oleh sekitar 1.700 jamaah

Apakah Haji Furoda adalah Haji yang Resmi?

Haji furoda adalah program haji legal dan telah diatur dalam UU No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh. Meski demikian, penyelenggaraan haji furoda bukan menjadi tanggung jawab Kementerian Agama, melainkan masing-masing travel yang telah memiliki izin sebagai Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).

Baca Juga: Perbedaan Paspor Umroh 24 Halaman dan 48 Halaman! Pilih Mana?

Disebutkan dalam Pasal 18:

“Warga negara Indonesia yang mendapatkan undangan visa haji mujamalah dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib berangkat melalui PIHK. PIHK yang memberangkatkan warga negara Indonesia yang mendapatkan undangan visa haji mujamalah dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi wajib melapor kepada Menteri.”

Pasal 18 UU No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh

“PIHK yang tidak melaporkan keberangkatan warga negara Indonesia yang mendapatkan undangan visa haji mujamalah dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) dikenai sanksi administratif.”

Pasal 19 UU No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh

Perlu diperhatikan juga, agar Sahabat Ventour hanya memilih travel haji yang telah terdaftar resmi di Kementerian Agama sebagai PIHK. Sebab, penyelenggaraan haji furoda yang di luar dari kontrol pemerintah membuat banyak oknum travel nakal memanfaatkan kesempatan ini.

Kasus Penipuan dan Penyalahgunaan Travel Haji

Contohnya, pada musim haji tahun 2022 diwarnai dengan pemberitaan soal 46 jamaah haji furoda yang terdampar di Jeddah, Arab Saudi. Mereka tertahan di bandara karena tak lolos dalam pengecekan administrasi oleh petugas imigrasi setempat dan akan segera dipulangkan. Diketahui bahwa visa 46 jamaah itu tertulis bukan dari Indonesia, melainkan dari Singapura dan Malaysia.

Menteri Agama akan beri sanksi tegas untuk travel haji yang melakukan penipuan dan penyalahgunaan
Gambar: Menteri Agama akan beri sanksi tegas untuk travel haji yang melakukan penipuan dan penyalahgunaan

Setelah ditelusuri, ternyata pihak travel belum memiliki izin resmi sebagai PIHK. Bahkan, diketahui lokasi kantor travel yang tertera adalah fiktif atau palsu. Maka, disimpulkan bahwa travel tersebut ilegal. Jadi, pastikan Sahabat Ventour teliti dalam memilih travel haji yang tepat, ya!

Baca Juga: Cara Mudah Membuat Paspor Secara Online untuk Umroh

Berapa Biayanya?

Nah, dibandingkan haji reguler dan haji plus, biaya haji furoda ini memang yang paling tinggi. Saat ini, biayanya berkisar antara USD 15.500-USD 20.000 atau setara dengan 250-300 juta. Namun, ini sebanding dengan fasilitas yang didapat, terutama karena Sahabat Ventour tak perlu menunggu antrian haji.

Fasilitas atau Keunggulan

Namun, dengan biaya tersebut, Sahabat dapat memperoleh fasilitas yang istimewa, yaitu

  1. Tidak perlu antri atau menunggu (langsung berangkat pada saat visanya keluar)
  2. Visa haji terdaftar resmi di portal e-Hajj Arab Saudi
  3. Dibimbing oleh tour leader dan muthawif yang berpengalaman
  4. Mendapatkan fasilitas hotel bintang 5 di Mekah dan Madinah
  5. Mendapatkan tenda ber-AC selama di Arafah dan Mina
  6. Menggunakan maskapai yang direct Jeddah
  7. Mendapatkan fasilitas shuttle bus ber-AC
  8. Jarak dekat ke Jamarat (lokasi lempar jumrah) yaitu di Maktab 113-116
  9. Free City Tour di Mekah, Madinah, dan Jeddah
  10. Free tahallul
  11. Air zam-zam sebanyak 5 liter setelah kepulangan
  12. Program manasik haji yang sesuai sunnah

Baca Juga: Penting! Inilah Cara Daftar dan Syarat Umroh 2024

Biasanya pemberitahuan disetujui atau tidaknya permohonan visa mujamalah (undangan) ini relatif dekat dengan hari pelaksanaan ibadah haji.

Jadi, Sahabat Ventour bisa mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari dokumen sampai perlengkapan haji dari jauh-jauh hari, ya!

Sejarah Kelam Ka’bah Diterjang Banjir Besar, Apa Penyebabnya?

Sejarah Kelam Ka’bah Diterjang Banjir Besar, Apa Penyebabnya?

Pada 24 November 2022, tercatat banjir bandang di Kota Jeddah hingga menewaskan dua orang. Ternyata banjir bukan hanya pernah terjadi di Mekah, tapi juga pernah merendam Ka’bah di Masjidil Haram. Padahal Arab Saudi adalah daerah yang tandus dan kering, namun kenapa bisa dilanda banjir parah? Apa penyebabnya?

Yuk simak ulasannya berikut, Sahabat!

Banjir yang merendam Ka’bah pada tahun 1941
Gambar: Banjir yang merendam Ka’bah pada tahun 1941

Sejarah Banjir Menerjang Ka’bah

Sebelum diangkat menjadi nabi, banjir besar pernah melanda Ka’bah saat Nabi Muhammad berusia 35 tahun. Banjir menyebabkan dinding Ka’bah retak. Kaum Quraisy khawatir sewaktu-waktu Ka’bah bisa roboh, sehingga Ka’bah harus segera direnovasi.

Maka Ka’bah yang semula tingginya 4.5 meter dirobohkan dan diganti bangunan baru yang lebih tinggi yaitu sekitar 11 meter. Pintu Ka’bah ditinggikan dua meter agar tidak mudah dimasuki, kecuali oleh orang-orang tertentu. Pintu Ka’bah yang tadinya dua, lalu satunya ditutup hingga tersisa satu saja.

Baca Juga: Tragedi Duka Terbesar di Terowongan Mina, Ribuan Jemaah Haji Tewas!

Namun, ketika akan meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempat semula, terjadi perselisihan. Masing-masing suku mengklaim lebih berhak untuk meletakkan Hajar Aswad. Untunglah ada usul seorang kepala Bani Makhzum, yaitu Abu Umayah ibnul Mughirah al-Makhzumi, untuk mengatasi perselisihan itu.

Abu Umayah mengusulkan, yang berhak meletakkan Hajar Aswad adalah orang yang pertama kali memasuki Masjidil Haram. Ternyata yang pertama memasuki masjid adalah Nabi Muhammad. Keempat suku tersebut akhirnya setuju jika Nabi Muhammad-lah yang meletakkan Hajar Aswad, karena mereka percaya Nabi Muhammad merupakan sosok yang terpercaya.

Ilustrasi peletakkan Hajar Aswad oleh keempat perwakilan suku di Mekah
Gambar: Ilustrasi peletakkan Hajar Aswad oleh keempat perwakilan suku di Mekah

Namun, Nabi Muhammad meminta dibentangkan sehelai kain. Lalu Hajar Aswad diletakkan di atas kain tersebut. Nabi Muhammad meminta perwakilan keempat suku untuk mengangkat masing-masing ujung kain dan meletakkan Hajar Aswad secara bersama-sama. Masya Allah ya, Sahabat! Inilah sikap kebijaksanaan dan keadilan Baginda Nabi Muhammad Saw.

Tragedi pada Masa Kekhalifahan Umar

Setelah direnovasi, ternyata banjir kembali menerjang Ka’bah saat masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Kabah kembali rusak karena komposisi Ka’bah masih berupa batu-batuan yang direkatkan oleh tanah dan lumpur. Untuk mencegah banjir yang lebih parah, Khalifah Umar bin Khattab membangun bendungan di sebagian lembah yang rawan banjir, seperti Lembah Fathimah.

Tragedi pada Masa Turki Utsmani

Namun pada masa kesultanan Turki Utsmani tahun 1630, terjadi hujan deras yang dimulai dari jam dua pagi dan bertambah dahsyat derasnya waktu Zuhur dan Asar, hingga menyebabkan banjir besar di Kota Mekah.

Banjir memasuki area Masjidil Haram hingga airnya mencapai pengikat lampur di Ka’bah. Ka’bah sisi dinding Syami roboh total, sebagian dinding sebelah Timur dan Barat pun ikut roboh. Diperkirakan korban yang meninggal akibat musibah banjir ini sebanyak 500-1000 orang. Akhirnya Ka’bah pun kembali direnovasi.

Baca Juga: Asal-Usul Gelar Haji, Ternyata Taktik Licik & Warisan Belanda!

Tragedi Banjir Ka’bah Tahun 1941

Setelah itu, banjir tidak terjadi lagi hingga tahun 1941. Tahun itu merupakan masa terburuk karena banjir merendam Ka’bah hingga ketinggian hampir setengah bangunan. Banjir ini disebabkan hujan deras yang mengguyur kota Mekah selama sepekan penuh. Air pun meluap dan membuat aktivitas di Mekah lumpuh total.

Pada musibah banjir tahun 1941 inilah, beredar sebuah foto seorang anak muda yang berenang mengelilingi Ka’bah untuk tawaf. Ternyata sosok tersebut adalah Syekh Ali Ahmad al-Iwadhi saat muda, yaitu apoteker terkemuka dari Bahrain.

Syekh Ali Ahmad al-Iwadhi saat muda yang melakukan tawaf dengan cara berenang
Gambar: Syekh Ali Ahmad al-Iwadhi saat muda yang melakukan tawaf dengan cara berenang

Ka’bah yang terendam banjir tak mematikan semangatnya untuk beribadah, termasuk melakukan tawaf. Ia bersama saudara dan satu temannya berenang mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran.

Tawaf di kala banjir yang dilakukan Syekh Ali Ahmad ini bukan yang pertama kalinya. Salah satu sahabat nabi yang dikenal sebagai sosok yang taat, yaitu Abdullah bin Zubair, ternyata pernah tawaf sambil berenang, karena waktu itu Ka’bah dilanda banjir.

Banyak kesaksian para tokoh yang mengatakan, “Sesulit apapun kondisi untuk beribadah, Abdullah bin Zubair selalu tetap melaksanakannya. Ka’bah pernah direndam banjir, namun ia tetap melakukan tawaf dengan cara berenang.”

Untuk mengurangi risiko banjir yang semakin parah, pemerintah Arab Saudi melakukan renovasi drainase di sekitar Masjidil Haram. Hasilnya, hujan deras sempat menerjang Mekah, terutama pada musim dingin, namun tidak menimbulkan luapan air di kawasan Masjidil Haram.

Baca Juga: Le Meridien Tower: Hotel Bintang 5 Paling Favorit di Mekah!

Penyebab Banjir di Mekah

Penyebab banjir di Mekah ini bukan hanya dari curah hujan yang tinggi, tapi juga karena letak geografis, struktur tanah, dan sistem drainase di Kota Mekah. Mekah berada di antara bukit dan termasuk dataran rendah yang letaknya di dalam cekungan. Struktur tanah Kota Mekah yang terdiri dari pasir dan batu-batuan juga mengakibatkan air sulit terserap.

Sangat jarang ditemukan drainase atau saluran air yang ada di Kota Mekah dan sekitarnya, sehingga mudah banjir meskipun hanya hujan sebentar. Warga Kota Mekah juga sempat mengeluhkan infrastruktur yang buruk sebagai penyebab terjadinya banjir di Jeddah tahun 2022.

Hujan deras yang terjadi di kawasan Masjidil Haram
Gambar: Hujan deras yang terjadi di kawasan Masjidil Haram

Banjir ini juga bisa disebabkan karena Arab Saudi tidak memiliki sungai yang mengalirkan air langsung ke laut. Hanya ada oase-oase dimana Arab Saudi bisa memenuhi kebutuhan air penduduknya, selain dari desalinasi air laut.

Dari musibah ini, Sahabat bisa mengambil hikmah dan pelajaran, bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi. Allah mengajarkan kita bagaimana untuk bersikap menjaga rumah suci-Nya. Daripada menghujat takdir, setiap kali terjadi hujan, alangkah baiknya kita memohonkan doa, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad saat hujan:

اَللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيًّا وَسَيِّبًا نَافِعًا

“Ya Allah, jadikan ini hujan hujan yang membawa manfaat.” (H.R. Bukhari)

Itulah sejarah musibah banjir yang pernah terjadi di Ka’bah. Semoga Sahabat dapat mengambil hikmah dan lebih lapang dada dalam menghadapi apapun takdir Allah, termasuk nikmat hujan saat beribadah di Tanah Suci.

Tragedi Duka Terbesar di Terowongan Mina, Ribuan Orang Tewas!

Tragedi Duka Terbesar di Terowongan Mina, Ribuan Orang Tewas!

Sudah 32 tahun terlewati sejak tragedi terbesar dalam sejarah terjadi di Mina yaitu pada tahun 1990. Sekitar 1.426 jamaah haji dikabarkan tewas karena kesulitan bernapas dan terinjak-injak di Terowongan Mina.

Mengenal Terowongan Mina di Mekah

Mina terletak di antara Kota Mekah dan Muzdalifah, sekitar 4 km dari Masjidil Haram dan 7 km dari Muzdalifah. Mina merupakan tempat bagi Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putranya, yaitu Nabi Ismail.

Terowongan Mina atau Terowongan Haratul Lisan merupakan akses pejalan kaki yang membentang di bawah pegunungan bagi para jamaah yang akan melaksanakan lempar jumrah. Terowongan ini dibangun sepanjang 550 meter dengan lebar 18 meter. Dari LA Times, biaya pembangunan Terowongan Mina pada tahun 1988 meraup dana 15 Miliar USD.

Pintu keluar Terowongan Mina
Gambar: Pintu keluar Terowongan Mina

Kronologi Tragedi Mina Tahun 1990

Koran tahun 1990 yang melaporkan korban tewas di Tragedi Mina
Gambar: Koran tahun 1990 yang melaporkan korban tewas di Tragedi Mina

Jika menilik keadaan jamaah haji di tahun 1990, tahun itu merupakan rekor tertinggi jumlah jamaah haji, yaitu sebanyak 81.242 jamaah. Pada tahun 1990, pemerintah Indonesia juga tidak mengatur batasan jumlah jamaah haji yang berangkat ke Tanah Suci, seperti yang tercantum pada Keppres RI no. 6 tahun 1990.

Tragedi Mina tahun 1990 bermula ketika tujuh orang jamaah haji jatuh dari jembatan penyeberangan yang pagarnya rusak. Persis di bawah jembatan tersebut, terdapat Terowongan Mina.

Baca Juga: Sejarah Kelam Ka’bah Diterjang Banjir Besar, Apa Penyebabnya?

Penyebab Tragedi Mina 1990

Terjadi kepanikan pada jamaah haji yang berada di dalam terowongan, membuat sebagian besar orang berhenti secara mendadak. Sementara ribuan jamaah tetap berjejalan masuk ke terowongan. Panas ekstrem di luar yang mencapai 44 derajat Celcius. Ventilasi yang buruk di terowongan, serta blower terowongan yang tiba-tiba mati juga semakin memperparah keadaan.

Salah seorang korban selamat asal Sudan, sebagaimana dilansir Tempo dari The Washington Post, mengatakan, “Kami terjebak di dalam, tidak dapat bergerak maju atau pun mundur. Ada petugas yang melemparkan karung berisi air es, lalu kami ambil untuk mengatasi panas dan kehausan. Tidak ada ventilasi dan jumlah jamaah di terowongan terus bertambah setiap detik.”

Akibatnya, sebanyak 1.426 jamaah tewas akibat kehabisan napas dan terinjak-injak di terowongan. Sejauh mata memandang, terlihat banyak jenazah. Ini merupakan tragedi duka terbesar dalam momen haji selama puluhan tahun terakhir.

Jenazah korban Tragedi Mina pada 24 September 2015
Gambar: Jenazah korban Tragedi Mina pada 24 September 2015

Pada tanggal 6 Juli 1990, presiden Indonesia saat itu yaitu Soeharto, menetapkan hari berkabung nasional dengan melakukan pengibaran bendera setengah tiang selama sehari penuh.

Renovasi Terowongan Mina di Mekah

Setelah insiden tersebut, Pemerintah Arab Saudi pun memperbesar, memperluas, dan meninggikan terowongan hingga menjadi 40 meter, dengan ventilasi yang besar memanjang di atas. Selain itu, dilakukan pula penambahan jumlah blower yang tergantung di atas terowongan.

Renovasi Terowongan Mina
Gambar: Terowongan Mina yang sudah direnovasi

Tak hanya itu, pemerintah setempat membangun tempat pelemparan jumrah di Mina dengan empat jalur lalu lintas. Keempat jalur ini dibangun agar para jamaah tidak saling bertabrakan.

Jalur jembatan juga dilengkapi dengan kanopi besar yang berfungsi menutupi pilar dan jamaah dari panasnya suhu di gurun. Jalan ini dibangun berdekatan dengan pilar untuk mempercepat evakuasi jika terjadi keadaan darurat.

Baca Juga: Maqam Ibrahim Ternyata Bukan Kuburan, Inilah Sejarah dan Keutamaannya!

Renovasi Terowongan Mina ini dilakukan oleh kontraktor Bin Laden Corporation. Menurut pimpinan proyek, Yahya bin Laden, proyek pembangunan tersebut menelan biaya sekitar 4.2 Miliar Riyal atau sekitar 1.2 Miliar USD. 

Kontraktor Bin Laden Corporation
Gambar: Kontraktor Bin Laden Corporation yang merenovasi pembangunan terowongan dan jalur jembatan di Mina

Sejarah Tragedi Terowongan Mina

Namun, pada tahun 1998, terulang kejadian yang sama. Sekitar 180 jemaah tewas terinjak-injak massa yang panik, setelah beberapa dari mereka jatuh dari jembatan layang saat hendak melakukan ibadah lempar jumrah.

Diikuti pada tahun 2001, aksi saling dorong dan desak-desakkan di Mina menyebabkan 35 jemaah haji meninggal akibat terinjak-injak massa. Tahun 2004, sebanyak 244 jamaah meninggal akibat berdesak-desakkan di Terowongan Mina. Ratusan orang lainnya luka-luka dalam insiden di hari terakhir prosesi haji tersebut.

Dan pada 24 September 2015, terjadi insiden serupa di Terowongan Mina. Dilansir dari situs berita Dawn, kurang lebih ada 2.400 orang terinjak-injak, hingga menewaskan 1.633 orang dan melukai 934 orang, hanya dalam kurun waktu 10 menit.

Tragedi haji terbesar di dunia
Gambar: Tragedi haji terbesar di dunia

Baca Juga: Cara Mudah Masuk Raudhah dengan Tasreh dan Aplikasi Nusuk

Penyebabnya sama, terjadi tabrakan antara ribuan jamaah yang bergerak masuk ke terowongan untuk melempar jumrah dengan jamaah yang baru selesai melempar jumrah. Arus masuk dan arus keluar memang tidak seharusnya bercampur.

Penyebab pasti mengapa hal ini bisa terjadi berulang kali masih dipertanyakan, sebab sudah ada petugas keamanan yang ditempatkan di titik-titik rawan untuk mengatur arus jamaah.

Tragedi Mina Tahun 2022

Pada tahun 2022, terjadi lagi insiden kerusakan fasilitas di Terowongan Mina. Pada 10 Juli 2022, terjadi mati lampu di Terowongan Mina, tepatnya di terowongan atas menuju jalur Jamarat lantai tiga.

Media Center Haji (MCH) memperkirakan listrik di Terowongan Mina padam akibat terjadinya arus pendek listrik sejak malam hari sebelumnya. Lampu terowongan memang sudah menunjukan masalah, terkadang mati dan nyala. Untungnya, insiden mati lampu ini tidak mengakibatkan korban luka maupun tewas.

Insiden berulang ini menandakan otoritas Arab Saudi perlu memperhatikan kualitas fasilitas dan pengawasan yang lebih ketat untuk jamaah haji, tak hanya di Terowongan Mina, tapi juga lokasi-lokasi lainnya, seperti Jamarat, tenda-tenda di Arafah dan Mina, dan lain-lain.

Hukum Minum Obat Penunda Haid Untuk Umroh

Hukum Minum Obat Penunda Haid Untuk Umroh

Dalam Islam, saat haid, perempuan diharamkan melakukan ibadah, seperti shalat, memegang dan membaca mushaf Al-Qur’an, berpuasa, dan tawaf saat umroh atau haji. Lalu bagaimana jika perempuan mengalami haid saat umroh atau haji? Apakah boleh mengonsumsi obat penunda haid untuk umroh?

Hukum jemaah perempuan mengonsumsi obat penunda haid untuk umroh
Gambar: Hukum jemaah perempuan mengonsumsi obat penunda haid untuk umroh

Berikut Ventour rangkumkan penjelasannya untuk Sahabat. Yuk disimak!

Bisakah Umroh saat Haid?

Dilansir dari Konsultasi Syariah, jemaah perempuan tetap diperbolehkan untuk mengenakan ihram. Sebab, dalam berihram, tidak ada kewajiban harus suci dari hadas kecil maupun besar. Namun, saat sampai di tempat miqat, hendaknya Sahabat menyucikan diri dengan mandi dan istitsfar. Istitsfar adalah menggunakan pembalut lebih rapat dan memastikan tidak ada darah haid yang tembus ke celana.

Sahabat Jabir bin Abdillah r.a. menceritakan kejadian yang dialami Asma’ binti Umais, istri Abu Bakar as-Shiddiq, pada saat haji dan tiba di Dzulhulaifah untuk miqat.

Kisah Asma’ binti Umais yang mengalami nifas saat ibadah haji
Gambar: Kisah Asma’ binti Umais yang mengalami nifas saat ibadah haji

Ketika kami sampai di Dzulhulaifah, Asma binti Umais melahirkan anak, yaitu Muhammad bin Abu Bakar. Lalu beliau meminta orang untuk bertanya kepada Rasulullah Saw, “Apa yang harus saya lakukan?”

“Mandilah dan lakukanlah istitsfar dengan kain, dan mulailah ihram.” (H.R. Muslim).

Meskipun dalam hadits ini, konteksnya Asma’ binti Umais mengalami nifas, namun hal ini juga berlaku untuk perempuan haid, karena hukumnya sama sesuai kesepakatan ulama. Jadi, perempuan tetap diperbolehkan untuk mengenakan kain ihram meski sedang haid.

Larangan Tawaf bagi Perempuan Haid

Namun, yang dilarang saat haid adalah melakukan tawaf. Hal ini berdasarkan kisah Aisyah r.a. yang berhaji bersama Rasulullah Saw. Saat tiba di daerah Saraf, Aisyah mengalami haid. Rasulullah melihat Aisyah menangis, lalu beliau bertanya, “Ada apa denganmu? Apa kamu haid?”

Aisyah pun mengiyakan pertanyaan dari Rasulullah. Lalu Rasulullah bersabda, “Haid adalah kondisi yang Allah Swt. takdirkan untuk putri Adam. Lakukan seperti yang dilakukan jemaah haji. Hanya saja jangan melakukan tawaf di Ka’bah.” (H.R. Bukhari)

Perempuan yang haid atau menstruasi dilarang mengerjakan tawaf saat haji atau umroh
Gambar: Perempuan yang haid atau menstruasi dilarang mengerjakan tawaf saat haji atau umroh

Aisyah akhirnya mengerjakan semua rukun haji, kecuali tawaf. Barulah setelah suci, beliau melaksanakan tawaf di Ka’bah.

Baca Juga: Bolehkah Memakai Skincare dan Make Up saat Umroh? Perempuan Wajib Tahu!

Pendapat Ulama tentang Hukum Umroh bagi Perempuan Haid

Sebenarnya, ada beberapa pendapat tentang hukum perempuan yang mengalami haid saat umroh atau haji:

  1. Menurut mazhab Syafi’i, perempuan yang haid boleh mengerjakan rukun umroh atau haji, kecuali tawaf. Ia harus menunggu hingga suci, baru boleh melakukan tawaf.
  2. Pendapat dari ulama Atha’ bin Abi Rabah, bahwa perempuan boleh mengonsumsi obat penunda haid untuk menghentikan haid sementara waktu, lalu ia bersuci dan melakukan tawaf.
  3. Pendapat terakhri dari mazhab Hanafi, perempuan yang haid boleh mengerjakan tawaf, tapi wajib membayar dam (denda).

Bolehkah Mengonsumsi Obat Penunda Haid?

Sebagai orang Indonesia yang tidak memungkinkan untuk menunggu masa suci lalu melakukan tawaf karena waktu umroh terbatas, maka pendapat yang paling banyak diyakini adalah mengonsumsi obat penunda haid, jika waktu umroh berdekatan dengan masa haid.

Hukum mengonsumsi obat penunda haid untuk umroh dan haji
Gambar: Hukum jemaah perempuan mengonsumsi obat penunda haid untuk umroh dan haji

Atha’ bin Abi Rabah yang merupakan tokoh ulama ahli fiqih dari golongan tabi’in, berpendapat tentang hukum perempuan mengonsumsi obat penunda haid agar boleh melakukan tawaf.

“Boleh, jika dia yakin darahnya berhenti. Namun, jika dia merasa darahnya masih ada yang keluar meskipun setetes dan tidak berhenti, maka belum suci.” (H.R. Abdurrazaq)

Baca Juga: Maqam Ibrahim Ternyata Bukan Kuburan, Inilah Sejarah dan Keutamaannya!

Untuk mengonsumsi obat penunda haid, Sahabat perlu berkonsultasi dengan dokter yang berkompeten di bidangnya. Ada dua jenis obat yang biasanya digunakan untuk mencegah haid, yaitu pil KB kombinasi dan norethisterone. Pil KB kombinasi mengandung hormon estrogen dan progesteron yang dapat menunda pendarahan haid. Sementara norethisterone berfungsi menguatkan dinding rahim dan menunda haid.

Aturan Penggunaan Obat Penunda Haid

Perlu diperhatikan, bahwa obat penunda haid tidak boleh dikonsumsi lebih dari 14 hari. Sebab, jika dikonsumsi lebih dari waktu tersebut, akan menyebabkan pendarahan yang lebih parah. Mengonsumsi obat penunda haid juga dapat menimbulkan beragam efek samping, seperti mual, muntah, pusing, nyeri payudara, perubahan mood, dan peningkatan berat badan.

Selain itu, tidak semua perempuan diperbolehkan mengonsumsi obat penunda haid, seperti ibu menyusui, penderita kanker payudara, stroke, ginjal, dan jantung.

Maka sangat penting Sahabat untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat penunda haid.

Jemaah perempuan harus berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi obat penunda haid untuk keperluan umroh atau haji
Gambar: Jemaah perempuan harus berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi obat penunda haid untuk keperluan umroh atau haji

Namun jika kondisi Sahabat tidak memungkinkan mengonsumsi obat penunda haid dan tetap mengalami haid saat umroh atau haji, maka dianjurkan untuk berlapang dada dan menerima dengan ikhlas. Berusaha menahan diri dari larangan saat haid juga adalah bentuk ketaatan kita terhadap Allah Swt.

Jika mengalami haid saat umroh atau haji, Sahabat tetap bisa mengerjakan rukun dan amalan lain, seperti berihram, sa’i, dan memperbanyak zikir. Pada dasarnya, Islam selalu memberikan kemudahan dan keringanan dalam beribadah. 

Asal-Usul Gelar Haji, Ternyata Taktik Licik & Warisan Belanda!

Asal-Usul Gelar Haji, Ternyata Taktik Licik & Warisan Belanda!

Jika saat ini gelar haji merupakan gelar yang prestise dan diidam-idamkan setiap orang, ternyata asal-usul gelar haji pertama kali di Indonesia dilatarbelakangi kekhawatiran Belanda terhadap jamaah haji yang membawa pemikiran dan semangat perlawanan pada Belanda. 

Ibadah Haji di Indonesia Zaman Penjajahan Belanda

Semula, pemerintah Belanda tidak melihat ibadah haji dari sudut pandang politik, melainkan dari perdagangan yang membawa keuntungan. VOC pun antusias menyediakan kapal-kapal untuk perjalanan ke Jeddah karena Belanda mendapat banyak keuntungan. 

Namun, lama kelamaan terjadi banyak gerakan perlawanan dari pribumi, khususnya dari kalangan guru, ulama pesantren, kyai, dan haji. 

Asal-usul gelar haji di Indonesia, ternyata dari Belanda
Gambar: Jamaah haji asal Indonesia tahun 1880

Saat di Tanah Suci, para jamaah haji berkenalan dengan paham Pan-Islamisme. Pan-Islamisme merupakan ideologi politik yang mengajarkan bahwa umat Islam di seluruh dunia harus bersatu untuk dapat terbebas dari penjajahan bangsa Barat. 

Menyebarnya paham Pan-Islamisme ini memicu perlawanan dari Pangeran Diponegoro dan Imam Bonjol yang sempat membuat Belanda kewalahan Pemerintah Belanda pun membatasi jumlah umat Islam yang ingin berangkat ke Tanah Suci. Belanda khawatir paham tersebut diterapkan di Indonesia hingga melahirkan perlawanan lebih banyak lagi. Apalagi mereka yang telah haji dianggap sebagai orang suci dan didengarkan masyarakat umum.

Asal-Usul Gelar Haji di Indonesia

Salah satu cara yang dilakukan adalah menaikkan biaya haji. Tapi bukannya berkurang, jumlah umat Islam yang mengajukan paspor haji justru mengalami lonjakan. Bahkan, beberapa ulama yang baru pulang haji turut mendirikan pergerakan, seperti K.H. Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah, K.H. Hasyim Asy’ari yang mendirikan Nahdlatul Ulama, Samanhudi yang mendirikan Sarekat Dagang Islam, dan Tjokroaminoto yang mendirikan Sarekat Islam.

K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah
Gambar: K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah

Baca Juga: Maqam Ibrahim Ternyata Bukan Kuburan, Inilah Sejarah dan Keutamaannya!

Akhirnya pemerintah Belanda membuat peraturan baru, bahwa setiap orang yang pulang haji diberikan gelar “Haji” agar Belanda lebih mudah mengawasi pergerakan para haji ini. Sehingga ketika ada perlawanan, Belanda tinggal menangkap para haji, menginterogasi, bahkan melakukan suntik mati sebagai hukumannya. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Pemerintahan Belanda Staatsblad tahun 1903 dan diterapkan tahun 1916.

Asal-usul gelar haji pertama kali di Indonesia
Gambar: Koran berbahasa Belanda tentang Ibadah Haji pada tahun 1923

Sejarah Perjalanan Haji di Pulau Onrust

Bahkan untuk menghadapi ancaman perlawanan, Belanda juga melakukan taktik licik. Belanda membangun sebuah pusat karantina dan rumah sakit di pulau terpencil di Kepulauan Seribu, yaitu Pulau Onrust. Tempat ini awalnya digunakan untuk menampung jamaah haji yang diduga tertular wabah pes setelah pulang haji.

Padahal, sebenarnya pulau ini digunakan untuk memerangi pemikiran Pan-Islamisme dengan melakukan brainwash kepada jamaah haji. Belanda menyeleksi mereka yang memiliki pemahaman ekstremis atau radikal yang bisa memicu pemberontakan.

Barak Karantina Haji di Pulau Onrust
Gambar: Barak Karantina Haji di Pulau Onrust

Nama Onrust sendiri berasal dari bahasa Belanda yang artinya tanpa Istirahat atau sibuk. Sesuai namanya, pulau ini memang terlihat “sibuk” karena merupakan jalur yang dilewati jamaah setelah pulang haji. Pulau ini memiliki 35 barak dan mampu menampung 3500 jamaah haji. 

Baca Juga: Haji Furoda Haji Tanpa Antri, Intip Fasilitas & Biayanya!

Pulau ini dikelilingi tiga pulau lainnya, yaitu Pulang Bidadari, Pulau Kelor, dan Pulau Cipir. Jika ada jamaah haji yang meninggal saat masa karantina, maka jenazahnya akan langsung dibuang di tengah laut dengan cara jenazah diikat dengan batu agar tidak mengapung dan terlihat di lautan.

Bangsal karantina haji di Pulau Cipir
Gambar: Bangsal karantina haji di Pulau Cipir

Misi Haji Indonesia Pertama Kali

Haji sendiri memang bisa dianggap sebagai momen khusus untuk melancarkan misi kemerdekaan. Seperti halnya haji pertama setelah kemerdekaan Indonesia, yaitu pada tahun 1948, yang disebut dengan Misi Haji I Republik Indonesia. K.H. Mohammad Adnan yang bertugas sebagai Ketua Misi Haji I mengadakan kontak dengan Raja Arab Saudi, yaitu Ibnu Saud, untuk berunding agar Indonesia mendapat pengakuan kemerdekaan dari Arab Saudi.

Itulah asal-usul gelar haji pertama kali di Indonesia, yang ternyata merupakan warisan kolonialisme dan taktik licik Belanda untuk mengurangi jumlah perlawanan pribumi pada zaman penjajahan.