Kemenag Siapkan Skema Penempatan Tenda Jamaah Haji untuk Kurangi Kepadatan
Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan bahwa penempatan tenda bagi jamaah haji ke depannya akan lebih proporsional dan disesuaikan dengan kapasitas jamaah yang ada.
Gambar 1 : Penempatan Tenda Selanjutnya akan Lebih Proporsional dan Menyesuaikan Kapasitas Jamaah
Dilansir dari Himpuh, “Tendanya itu bagus, banyak, tetapi memang jamaahnya banyak, jadi maksudnya tenda itu lebih kepada maknanya ya, kapasitas, yakni bagaimana sebetulnya rasio jumlah jamaah kita di satu lokasi tertentu untuk menempati tenda-tenda yang digunakan oleh mereka. Yang ramai kemarin itu karena masalah kepadatan, kalau padatnya iya, tugas dari Kemenag itu menjaga bagaimana agar jangan sampai terjadi kepadatan yang berlebihan,”ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, pada Jumat (20/09).
Beliau juga menegaskan bahwa masalah infrastruktur berada di bawah kewenangan Pemerintah Arab Saudi, yang saat ini sedang mendesain skema-skema baru.
“Khususnya bagaimana agar di Mina untuk penempatan jamaah itu bisa lebih proporsional, tetapi juga bisa melakukan relaksasi terhadap kepadatannya,” Tambahnya.
Skema Tanazul Sukarela, Solusi Pengurangan Kepadatan di Tenda Mina
Untuk mengurai kepadatan jamaah haji, Hilman menjelaskan bahwa Kemenag bersama Pemerintah Arab Saudi sedang menyusun skema tanazul, yaitu kembali ke hotel tanpa perlu mabit (bermalam) di tenda Mina. Skema ini diharapkan dapat membantu mengurai kepadatan di lokasi ibadah.
Gambar 2 : Kemenag dan Kementrian Arab Saudi Sedang Menyusun Skema Tanazul untuk Haji 2025
“Itu yang saya sebutkan tadi tanazul, desainnya berarti hotel-hotel terdekat di Mina akan lebih banyak yang disewa, kemarin kan kesulitannya adalah siapa jamaah yang akan melakukan tanazul-nya, karena datanya harus jelas, tanazul itu apa? Mabit-nya tidak di tenda atau di Mina, tetapi di hotel terdekat, sementara kita tahu jamaah haji itu 98,9 persen itu baru semua, yang ingin merasakan sensasi tinggal di tenda,” Ujarnya.
Namun, ia menegaskan bahwa skema tanazul ini masih dalam tahap diskusi dan bersifat sukarela.
“(Skema tanazul) masih tricky, karena itu nanti kita siapkan kategori-kategori khusus karena bagaimanapun tanazul itu sudah ada, tetapi sifatnya sukarela, belum by design,” Tambahnya.
Pemerintah Arab Saudi melalui Kementerian Haji dan Umrah telah mengumumkan beberapa aturan baru yang akan diterapkan pada penyelenggaraan haji tahun 2025.
Gambar 1 : Kesehatan Para Jamaah Sangat Penting bagi Kelancaran dan keamanan Ibadah Haji ( Sumber : Kemenkes )
Kebijakan ini dibuat dengan sangat hati-hati demi memastikan kelancaran dan keamanan ibadah haji, terutama terkait kesehatan para jemaah. Sahabat diharapkan untuk memperhatikan himbauan-himbauan yang diberikan agar perjalanan ibadah haji bisa berjalan dengan lancar dan nyaman.
Dengan mengikuti aturan ini, sahabat bisa lebih fokus dalam beribadah dan menjaga kesehatan selama menjalankan rukun Islam yang kelima ini.
Saudi Prioritaskan Kesehatan dan Keselamatan Jemaah Haji 2025
Dilansir dari Leaders Mina, Kementerian Haji dan Umrah Saudi mengutamakan kesehatan dan keselamatan jemaah haji untuk musim haji 2025. Keputusan ini diambil untuk mengantisipasi cuaca ekstrem selama pelaksanaan haji. Saudi ingin memastikan bahwa calon jemaah yang berangkat harus dalam kondisi sehat dan tidak termasuk dalam kategori risiko tinggi (risti) terhadap penyakit tertentu.
Beberapa penyakit yang masuk dalam kategori berisiko tinggi antara lain ginjal, jantung, paru-paru, hati, dan kanker.
Gambar 2 : Melakukan Pemeriksaan untuk memastikan keselamatan selama pelaksanaan ibadahhaji( Sumber : Kemenkes )
Selain itu, calon jemaah yang didiagnosis menderita demensia atau penyakit menular seperti tuberkulosis dan batuk rejan dilarang untuk berangkat haji. Anak-anak di bawah usia 12 tahun dan wanita hamil juga tidak diizinkan untuk berhaji.
Perlu diingat, aturan mengenai pelarangan jemaah risti ini merupakan langkah nyata komitmen Arab Saudi untuk menjaga kesejahteraan para jemaah selama haji.
Melalui aturan kesehatan yang ketat ini, Saudi ingin memastikan bahwa hanya orang-orang sehat yang datang untuk berhaji. Namun, tidak ada batasan usia bagi jemaah haji dalam regulasi Saudi.
Selain itu, jemaah haji wajib menjalani vaksinasi. Beberapa vaksin yang wajib diberikan antara lain meningitis, Covid-19, influenza, dan polio. Untuk detail teknis tentang kapan vaksinasi harus dilakukan, akan diatur oleh masing-masing negara.
Kementerian Agama terus mengikuti aturan terbaru soal jemaah haji. Jubir Kemenag, Anna Hasbie, mengungkapkan bahwa Kemenag telah mengirim pejabat ke Saudi untuk mendapatkan penjelasan langsung dari pihak berwenang. “Pak Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab, langsung ditugaskan ke Saudi,” kata Anna di Jakarta kemarin (8/9).
Karena tugas ke Saudi, Saiful tidak bisa menghadiri undangan Pansus Haji DPR. Informasi tentang aturan terbaru ini penting untuk menentukan siapa yang memenuhi kriteria Saudi.
Gambar 3 : Kemenag akan Berkolaborasi dengan Kemenkes Terkait dengan Kesehatan dan Vaksinasi
Anna juga menyebutkan bahwa Kemenag akan berdiskusi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk membahas teknis persyaratan haji 2025, yang berkaitan dengan kesehatan dan vaksinasi.
“Kami akan mencari solusi terbaik bersama Kemenkes agar tidak merugikan siapa pun,” ujar Anna. Dia menekankan pentingnya aturan yang adil dan sesuai dengan regulasi Arab Saudi, supaya jemaah, terutama yang sudah antre lama, tidak dirugikan.
Ada kabar gembira buat sahabat yang sedang merencanakan perjalanan haji atau umrah ke tanah suci, Mulai tahun 2025, sahabat sudah bisa menggunakan QRIS untuk berbagai keperluan di Arab Saudi.
Gambar 1 : Jemaah Umrah dan Haji Bisa menggunakan QRIS untuk berbagai transaksi di Arab Saudi
Jadi, sahabat tidak perlu lagi repot-repot membawa uang tunai dalam jumlah banyak.
Kemudahan Transaksi Internasional untuk Jemaah Haji dan Umrah
Dilansir dari Himpuh.or.id. Kabar ini disampaikan oleh Kepala BI Sumsel, Ricky P Gozali, dalam wawancaranya dengan media di Palembang pada hari Senin (20/08). Ia mengungkapkan bahwa sistem pembayaran cashless menggunakan QRIS yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia kini sudah bisa digunakan di beberapa negara.
“QRIS sudah bisa dipakai di luar negeri juga. Jadi, selain dalam negeri, BI juga bekerja sama dengan negara lain untuk memanfaatkan QRIS. Ini yang kita sebut dengan pembayaran lintas batas,” jelas Ricky.
Gambar 2 : Memudahkan Jamaah Haji dan Umroh
Pembayaran menggunakan metode QRIS kini sudah aktif di beberapa negara Asia Tenggara, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Selanjutnya, Bank Indonesia berencana bekerja sama dengan Pemerintah Uni Emirat untuk memperluas penggunaan QRIS di sana, guna memudahkan digitalisasi keuangan bagi sahabat jemaah haji dan umrah.
“Terbaru, kami juga akan menjalin kerja sama dengan Arab Saudi untuk mempermudah transaksi QRIS. Jadi, jamaah bisa melakukan transaksi dengan cara yang sangat praktis, hanya dengan mengetuk (tap) saat haji nanti,” ujar Ricky.
Bank Indonesia Siapkan QRIS untuk Arab Saudi, Transaksi Cashless Mulai 2025
Kerja sama antara Bank Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi untuk mempermudah penetrasi ekonomi digital dengan sistem pembayaran non tunai menggunakan QRIS segera terealisasi. BI menargetkan agar transaksi cashless ini sudah bisa diterapkan secara optimal mulai tahun 2025, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin membaik.
“Jadi, jamaah tidak perlu lagi menukarkan uang. Rencananya, penggunaan QRIS di Arab Saudi akan sudah terealisasi tahun depan,” jelas Ricky.
Menurut catatan Bank Indonesia, penggunaan QRIS secara nasional terus meningkat. Ini karena pertumbuhan ekonomi di wilayah dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan pembayaran non tunai yang lebih efektif dan efisien semakin tinggi.
Gambar 3 : Bank Indonesia memudahkan transaksi haji dan umrah dengan QRIS
“Secara umum, transaksi QRIS naik signifikan, baik dari jumlah transaksi maupun merchant. Di Sumatera, QRIS kita berada di peringkat kedua dari segi jumlah, tapi nomor satu dalam hal pemakaian,” pungkasnya.
Dengan kemajuan ini, sahabat jemaah haji dan umrah Ventour Travel bisa semakin tenang dalam melakukan transaksi di tanah suci. Semoga inovasi QRIS ini memudahkan perjalanan ibadah sahabat dan mendukung kemajuan ekonomi digital di seluruh dunia. Teruslah mengikuti perkembangan terbaru dan nikmati manfaat dari sistem pembayaran yang semakin canggih ini!
Haji merupakan ibadah yang memerlukan persiapan matang, mulai dari persiapan finansial, fisik, hingga pengetahuan tentang ibadah haji. Semua ini semata-mata untuk mengejar pahala haji mabrur.
Pahala Haji Mabrur
Haji mabrur akan memperoleh banyak pahala dan keuntungan dari Allah Swt. Salah satunya adalah jaminan surga.
“Tidak ada balasan (yang layak) bagi jemaah haji mabrur selain surga.”
(H.R. Bukhari)
Gambar: Ibadah wukuf di Padang Arafah
Selain jaminan surga, Allah Swt. juga melimpahkan karunia bagi hamba-hamba-Nya dengan predikat haji mabrur.
Dalam kitab Nihayah, Syekh Syamsuddin ar-Ramli menyebutkan haji mabrur akan dibebaskan dari dosa kecil dan dosa besar sebagai ganjaran.
Tak hanya itu, jemaah haji mabrur yang wafat ketika menjalani ibadah haji, Allah Swt. juga membebaskan darinya segala bentuk ikatan dengan orang lain yang semestinya diselesaikan di dunia, seperti utang.
Namun, sebenarnya apa itu haji yang mabrur? Apakah semua orang yang telah selesai menunaikan ibadah haji pasti memperoleh haji mabrur?
Ternyata, tidak semua yang hajinya sah terhitung sebagai haji mabrur, Sahabat. Mabrur merupakan isim marfu’ dari kata “al-birru” yang berarti kebaikan. Haji mabrur bisa diartikan sebagai ibadah haji yang diberikan kebaikan dari Allah Swt. Ada pula yang mengartikan haji mabrur yaitu haji yang diterima oleh Allah.
Gambar: Tanda haji mabrur
Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan:
“Yang hajinya mabrur sedikit, tapi mungkin Allah memberikan karunia kepada jamaah haji yang tidak baik lantaran jamaah haji yang baik.”
(Lathaiful Ma’arif Fima Li Mawasimil ‘Am Minal Wazhaif 1/68)
Sebaliknya, orang yang ibadah hajinya ditolak Allah disebut haji mardud atau haji maz’ur. Haji mardud adalah haji yang ditolak ibadahnya karena banyak dicampuri dosa dan segala sesuatu yang didapat dengan cara haram. Misalnya, pergi haji dengan uang haram hasil korupsi.
5 Tanda Haji Mabrur
Tentunya, yang menilai mabrur tidaknya haji seseorang adalah hak prerogatif Allah semata. Kita tidak bisa menilai haji seseorang adalah haji yang mabrur atau tidak.
Namun, berdasarkan hadits dan pendapat para ulama, setidaknya ada tanda-tanda mabrurnya haji seseorang.
Salah satu pertanda diterimanya suatu amal ibadah ialah kehalalan harta yang dipakai untuk beribadah. Tabungan hajinya harus berasal dari harta yang halal, termasuk transaksi-transaksi yang dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji.
Allah tidak akan menerima amal ibadah, kecuali yang halal, sebagaimana ditegaskan dalam hadits:
“Sungguh Allah baik, tidak menerima kecuali yang baik.”
(H.R. Muslim)
Gambar: Tabungan haji harus berasal dari harta yang halal
2. Hajinya Dilakukan Sesuai Syari’at dan Secara Ikhlas
Pertanda lainnya amalan yang diterima Allah yaitu amalan yang dilakukan sesuai dengan syari’at dan tuntunan Nabi. Semua rukun dan kewajiban haji harus dijalankan, serta semua larangan harus ditinggalkan.
Jika tak sengaja mengerjakan larangan haji, maka hendaknya Sahabat segera membayar dam (denda) sesuai yang telah ditentukan.
Selain itu, haji yang mabrur juga memperhatikan keikhlasan hati. Demikian perkataan seorang ahli fiqih Syuraih al-Qadhi:
“Yang (benar-benar) berhaji sedikit, meski jamaah haji banyak. Alangkah banyak orang yang berbuat baik, tapi alangkah sedikit yang ikhlas karena Allah.”
(Lathaiful Ma’arif 1/257)
3. Hajinya Dipenuhi Amalan Baik
Haji mabrur ialah haji yang dipenuhi dengan banyak amalan baik, seperti memperbanyak dzikir, shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, atau berbuat baik kepada sesama jemaah haji.
“Maka haji mabrur adalah yang terkumpul di dalamnya amalan-amalan baik, plus menghindari perbuatan-perbuatan dosa.”
(Lathaiful Ma’arif 1/67)
Gambar: Salah satu tanda haji mabrur yaitu hajinya dipenuhi amalan baik
4. Setelah Haji, Ada Perubahan Positif
Dalam sebuah hadits dari sahabat Jabir r.a., para sahabat pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?”
Rasulullah Saw. pun menjawab, “Memberikan makanan kepada orang lain dan menebarkan kedamaian (salam).” (H.R. Ahmad)
Selain itu, dari kitab Umdatul Qari milik Imam Badrudin Al-Aini, Rasulullah Saw. menyebutkan ciri haji mabrur lainnya, yaitu santun dalam bertutur kata.
Rasulullah Saw. ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian menjawab, “Memberikan makanan dan santun dalam berkata.”
5. Setelah Haji, Ketakwaan Bertambah
Untuk mendapatkan haji mabrur tidak hanya dengan menjalankan ibadah haji sesuai syari’at, tapi juga memberikan dampak positif usai berhaji.
Orang yang hajinya mabrur akan semakin sering melakukan ibadah yang mendekatkan dirinya dengan Allah Swt.
Gambar: Tanda haji mabrur yaitu setelah berhaji, ketakwaannya bertambah
Imam Hasan al-Bashri mengatakan, haji mabrur adalah pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia, mencintai akhirat, dan meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan sebelum haji.
Cara Agar Diterimanya Ibadah Haji
Meski mabrurnya haji seseorang hanya dapat ditentukan Allah Swt., Sahabat bisa tetap mengikhtiarkannya, yaitu dengan cara:
Memahami ajaran Islam dengan baik, termasuk tata cara ibadah haji yang sesuai syari’at
Saat haji, selain memenuhi rukun dan wajib haji, tak ketinggalan kita juga dianjurkan untuk melaksanakan sunnah haji. Meski tidak wajib, namun amalan sunnah haji ini memiliki pahala yang luar biasa.
Apalagi sunnah haji hanya bisa dilakukan di Tanah Suci. Tidak seperti amalan sunnah lainnya yang bisa Sahabat lakukan di rumah. Nah, jadi manfaatkan kesempatan sebaik mungkin dengan perbanyak amalan sunnah.
Gambar: Amalan sunnah haji ketika di Tanah Suci
Lantas, apa saja amalan sunnah haji yang bisa dilakukan? Yuk kita bahas!
Amalan Sunnah Haji yang Berpahala
Syekh Abu Syuja dari mazhab Syafi’i menyebutkan ada beberapa hal yang disebut sunnah haji. Namun, pendapat ini dikritisi oleh ulama Syafi’iyah lainnya. Sebab ada beberapa hal yang ternyata termasuk wajib haji, bukan sunnah haji.
Jadi sunnah-sunnah haji menurut pendapat ulama Syafi’iyah yang muktamad (dapat dijadikan pegangan) yaitu:
1. Ifrad
Ada 3 tata cara pelaksanaan haji, yaitu ifrad, tamattu’, dan qiran. Ifrad yaitu pelaksanaan haji dengan mendahulukan ibadah haji dibanding umroh. Jadi, setelah selesai dari amalan-amalan haji, baru dilanjutkan amalan untuk umroh.
Para ulama mazhab Syafi’iyah berpendapat, haji ifrad lebih utama daripada haji qiran (niat haji dan umroh dalam secara bersamaan).
Gambar: Mandi sebelum ihram termasuk salah satu sunnah haji
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit r.a.:
“Bahwasanya dia pernah melihat Nabi SAW menanggalkan pakaiannya untuk berihram dan beliau mandi.”
(H.R. Tirmidzi)
3. Memakai Wewangian Sebelum Ihram
Aisyah r.a. pernah berkata:
“Aku pernah memakaikan wangi-wangian kepada Rasulullah untuk ihramnya ketika akan memulai ihram, dan setelah bertahallul sebelum beliau thawaf (ifadah), di Baitullah.”
(H.R. Bukhari & Muslim)
4. Talbiyah
Salah satu hal yang membedakan antara ibadah haji atau umroh dengan ibadah lainnya adalah amalan talbiyah. Adapun lafaz talbiyah yaitu:
Artinya: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”
Membaca talbiyah ini termasuk sunnah haji, sebagaimana tercantum dari hadits nabi:
“Aku didatangi Jibril, lalu ia menyuruhku agar memerintahkan para Sahabatku untuk mengeraskan suara-suara mereka ketika berihlal dan bertalbiyah.” (H.R. Tirmidzi, Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah)
Bagi laki-laki, disunnahkan melafazkan kalimat talbiyah dengan suara lantang. Sementara untuk jemaah perempuan, cukup dengan suara pelan.
5. Tahmid, Tasbih, dan Takbir
Selain mengucapkan kalimat talbiyah, Sahabat juga disunnahkan untuk bertahmid, bertasbih, dan bertakbir sebelum mulai ihram.
Gambar: Perbanyak tahmid, tasbih, dan takbir saat haji
Dari Anas bin Malik r.a.:
“Rasulullah melaksanakan shalat Zuhur di Madinah empat rakaat, sedang kami bersama beliau. Kemudian, shalat Asar di Dzulhulaifah dua rakaat, lalu beliau tidur di sana hingga keesokan harinya. Setelah itu, beliau mengendarai (untanya) hingga setelah berada di padang pasir terbuka, beliau memuji Allah, bertasbih dan bertakbir, lalu beliau mengangkat suaranya untuk berihram haji dan umroh.” (H.R. Bukhari & Muslim)
6. Tawaf Qudum
Ada 3 jenis tawaf dalam ibadah haji, salah satunya adalah tawaf qudum. Tawaf qudum dilakukan saat Sahabat baru tiba di Masjidil Haram sebagai bentuk penghormatan kepada Ka’bah.
Tawaf qudum ini juga termasuk ke dalam sunnah-sunnah haji.
Gambar: Tawaf qudum termasuk salah satu sunnah haji
7. Shalat Sunnah Tawaf
Setelah tawaf qudum, Sahabat juga dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah tawaf sebanyak dua raka’at.
Shalat sunnah tawaf ini bisa dilakukan di mana saja, selama masih di Tanah Suci. Namun, sebisa mungkin kita shalat sunnah tawaf di belakang Maqam Ibrahim. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:
“Kelima (shalat dua rakaat thawaf), yaitu dua rakaat setelah selesai thawaf. Shalat sunnah tawaf dilakukan di belakang Maqam Ibrahim. Kalau tidak mungkin, maka shalat sunnah tawaf dilakukan di Hijr Ismail. Kalau tidak mungkin, shalat sunnah tawaf dilakukan di masjid. Kalau tidak mungkin, maka shalat sunnah thawaf dilakukan di mana saja di Tanah Haram.” (Kitab Fathul Mujibil Qarib)
Itulah ketujuh amalan sunnah haji yang bisa Sahabat lakukan. Selama masih berada di Tanah Suci, perbanyaklah amalan sunnah dan ibadah lainnya ya, Sahabat!
Haji Furoda Haji Tanpa Antri, Intip Fasilitas & Biayanya!
Salah satu persoalan haji yang dikeluhkan jamaah dari tahun ke tahun selalu sama, yaitu lamanya masa antrian haji. Namun, selain haji reguler, ternyata ada program haji furoda yang dapat memberangkatkan Sahabat Ventour untuk haji di tahun itu juga, lho!
Apa Itu Haji Furoda?
Haji furoda adalah pelaksanaan haji yang visanya menggunakan visa mujamalah (undangan)—yang dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi. Jadi, Sahabat Ventour bisa langsung berangkat haji tanpa antri. Tentunya biayanya berbeda dengan biaya haji reguler dan haji plus ya, Sahabat.
Pada tahun 2022, jamaah haji reguler berjumlah 92.825 orang, diikuti dengan 7.226 jamaah haji plus (haji khusus), dan sekitar 1.700 jamaah haji furoda.
Gambar: Haji furoda tahun 2022 yang diikuti oleh sekitar 1.700 jamaah
Apakah Haji Furoda adalah Haji yang Resmi?
Haji furoda adalah program haji legal dan telah diatur dalam UU No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh. Meski demikian, penyelenggaraan haji furoda bukan menjadi tanggung jawab Kementerian Agama, melainkan masing-masing travel yang telah memiliki izin sebagai Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
“Warga negara Indonesia yang mendapatkan undangan visa haji mujamalah dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib berangkat melalui PIHK. PIHK yang memberangkatkan warga negara Indonesia yang mendapatkan undangan visa haji mujamalah dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi wajib melapor kepada Menteri.”
Pasal 18 UU No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh
“PIHK yang tidak melaporkan keberangkatan warga negara Indonesia yang mendapatkan undangan visa haji mujamalah dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) dikenai sanksi administratif.”
Pasal 19 UU No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh
Perlu diperhatikan juga, agar Sahabat Ventour hanya memilih travel haji yang telah terdaftar resmi di Kementerian Agama sebagai PIHK. Sebab, penyelenggaraan haji furoda yang di luar dari kontrol pemerintah membuat banyak oknum travel nakal memanfaatkan kesempatan ini.
Kasus Penipuan dan Penyalahgunaan Travel Haji
Contohnya, pada musim haji tahun 2022 diwarnai dengan pemberitaan soal 46 jamaah haji furoda yang terdampar di Jeddah, Arab Saudi. Mereka tertahan di bandara karena tak lolos dalam pengecekan administrasi oleh petugas imigrasi setempat dan akan segera dipulangkan. Diketahui bahwa visa 46 jamaah itu tertulis bukan dari Indonesia, melainkan dari Singapura dan Malaysia.
Gambar: Menteri Agama akan beri sanksi tegas untuk travel haji yang melakukan penipuan dan penyalahgunaan
Setelah ditelusuri, ternyata pihak travel belum memiliki izin resmi sebagai PIHK. Bahkan, diketahui lokasi kantor travel yang tertera adalah fiktif atau palsu. Maka, disimpulkan bahwa travel tersebut ilegal. Jadi, pastikan Sahabat Ventour teliti dalam memilih travel haji yang tepat, ya!
Nah, dibandingkan haji reguler dan haji plus, biaya haji furoda ini memang yang paling tinggi. Saat ini, biayanya berkisar antara USD 15.500-USD 20.000 atau setara dengan 250-300 juta. Namun, ini sebanding dengan fasilitas yang didapat, terutama karena Sahabat Ventour tak perlu menunggu antrian haji.
Fasilitas atau Keunggulan
Namun, dengan biaya tersebut, Sahabat dapat memperoleh fasilitas yang istimewa, yaitu
Tidak perlu antri atau menunggu (langsung berangkat pada saat visanya keluar)
Visa haji terdaftar resmi di portal e-Hajj Arab Saudi
Dibimbing oleh tour leader dan muthawif yang berpengalaman
Mendapatkan fasilitas hotel bintang 5 di Mekah dan Madinah
Mendapatkan tenda ber-AC selama di Arafah dan Mina
Menggunakan maskapai yang direct Jeddah
Mendapatkan fasilitas shuttle bus ber-AC
Jarak dekat ke Jamarat (lokasi lempar jumrah) yaitu di Maktab 113-116
Nikmatnya Kerja Sekaligus Ibadah, Intip Gaji Pekerja dan Askar Masjidil Haram!
Gambar 1.1.Bekerja menjadi petugas kebersihan di Masjidil Haram
Mekah, Arab Saudi memang salah satu kota yang banyak dihuni oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Bahkan, banyak pula WNI yang bekerja di Masjidil Haram, lho, Sahabat! Mulai dari petugas kebersihan, pekerja konstruksi, driver, hingga askar Masjidil Haram.
Kira-kira, berapa gaji para pekerja atau TKI di Masjidil Haram ya, Sahabat? Yuk kita bedah!
Peluang dan Gaji Bekerja di Arab Saudi
Gambar 1.2.Peluang dan gaji bekerja di Masjidil Haram, Arab Saudi
Menjadi pekerja atau TKI di Arab Saudi merupakan salah satu peluang kerja yang cukup menggiurkan. Banyak peluang kerja terbuka, mulai dari petugas kebersihan, pekerja konstruksi, driver, askar di Masjidil Haram, Asisten Rumah Tangga (ART), hingga pekerja kantoran.
Upah minimum Arab Saudi pun lebih tinggi dibandingkan di Jakarta. Mengutip dari Bloomberg, upah minimum Arab Saudi yaitu sebesar 1.500 SAR atau sekitar Rp 6.2 juta. Rentang gaji para TKI di Indonesia pun cukup beragam, berkisar dari Rp 4 juta hingga Rp 63 juta, tergantung profesinya.
Namun, yang perlu dipertimbangkan jika Sahabat tertarik bekerja di Arab Saudi adalah besaran biaya hidupnya. Biaya hidup di Arab Saudi meliputi tempat tinggal, makan dan minum, transportasi, komunikasi, belanja bulanan, kesehatan, serta hiburan dan rekreasi.
Biaya hidup di Arab Saudi relatif mahal, hampir sama seperti di Jakarta, yaitu sekitar 1.020 SAR atau Rp 4.2 juta. Namun, angka ini menyesuaikan dengan kebutuhan pribadi dan bagaimana cara Sahabat mengelola keuangan.
Gaji TKI sebagai Petugas Kebersihan Masjidil Haram
Gambar 1.3.Petugas kebersihan di Masjidil Haram, Mekah
Tak terkecuali di Masjidil Haram, banyak WNI yang menjadi pekerja atau TKI sebagai petugas kebersihan di Masjidil Haram. Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci Arab Saudi menurunkan sebanyak 2.200 – 4000 pekerja untuk membersihkan Masjidil Haram setiap harinya.
Ribuan petugas kebersihan di Masjidil Haram ditugaskan di area yang berbeda. Ada yang bertugas membersihkan area pelataran, area dalam, area toilet dan tempat wudhu, dan ada pula yang bertugas mengumpulkan dan membuang sampah di area Masjidil Haram.
Berdasarkan wawancara dalam YouTube Alman Mulyana, seorang petugas kebersihan di Masjidil Haram mengaku bekerja selama 7–8 jam per harinya. Waktu bekerja di Masjidil Haram sendiri dibagi menjadi 3 shift:
Shift 1 mulai dari pukul 05.00 – 13.30 Waktu Mekah
Shift 2 mulai dari pukul 14.00 – 21.30 Waktu Mekah
Shift 3 mulai dari pukul 10.00 – 06.00 Waktu Mekah
Gambar 1.4.Mess atau tempat penginapan para pekerja Masjidil Haram di area pegunungan Kota Mekah
Khusus pekerja laki-laki, mendapatkan mess atau tempat penginapan khusus di sekitar lereng pegunungan. Mess tersebut dilengkapi dengan pertokoan, laundry, barber, dan bus yang khusus diperuntukkan bagi pekerja Masjidil Haram.
Dengan profesi sebagai petugas kebersihan di Masjidil Haram dan fasilitas lengkap, ia mengaku digaji 1.400 SAR atau sekitar Rp 5.8 juta. Angka ini masih lebih besar dari upah minimum pekerja di Jakarta.
Gaji TKI sebagai Pekerja Konstruksi Masjidil Haram
Gambar 1.5.Pekerja konstruksi di Masjidil Haram yang bekerja di perusahaan konstruksi Bin Laden Group
Seperti halnya petugas kebersihan, pekerja konstruksi yang bekerja untuk Bin Laden Group di Masjidil Haram pun mendapat fasilitas yang memadai. Mulai dari tempat penginapan, makan, serta asuransi kesehatan.
Dalam sehari, mereka bekerja selama 8 jam. Namun, pengecualian saat bulan Ramadhan, mereka bekerja hanya sampai pukul 10.00, tapi tetap mendapat gaji pokok.
Gaji pokok pekerja konstruksi di Masjidil Haram berkisar antara 1.200 SAR – 1.300 SAR atau sekitar Rp 4.9 juta – 5.3 juta.
Gaji TKI sebagai Askar Masjidil Haram
Gambar 1.6.Askar di Masjidil Haram yang bertugas menjaga keamanan
Jika Sahabat melihat petugas berseragam cokelat atau loreng-loreng yang berjaga di sekitar Ka’bah saat waktu shalat, itulah Askar yang bertugas menjaga keamanan di Masjidil Haram.
Pada musim haji, Kerajaan Arab Saudi mengerahkan hingga 7.000 personel Askar untuk membantu meningkatkan keamanan di Masjidil Haram.
Dalam satu bulan, gaji seorang Askar berkisar antara 4000 SAR – 7000 SAR atau sekitar Rp 16 juta – Rp 29 juta. Namun, karena jam kerjanya yang cukup singkat, hanya 6 jam per hari, banyak Askar yang mencari pekerjaan sampingan sebagai driver. Masya Allah ya, Sahabat!
Tak hanya bekerja, mereka yang menjadi pekerja di Masjidil Haram juga berkesempatan shalat di depan Ka’bah, bahkan menunaikan ibadah umroh lebih mudah. Tentu ini adalah keuntungan yang menggiurkan jika Sahabat tertarik menjadi pekerja di Masjidil Haram.
Bani Syaibah, Pemegang Kunci Ka’bah Selama Ribuan Tahun
Gambar 1.1. Tampak pintu Ka’bah dan grendel kunci Ka’bah
Sama seperti rumah, Ka’bah juga memiliki pintu dan kunci. Tidak semua orang bisa masuk ke dalam Ka’bah. Hanya orang tertentu yang diizinkan Raja Arab Saudi yang diperbolehkan masuk ke Ka’bah. Lantas, siapa yang ditugaskan menyimpan dan memegang kunci Ka’bah?
Dilansir dari Al-Arabiya, bahkan sebelum Islam datang, ada sosok terpercaya yang ditugaskan untuk menyimpan kunci Ka’bah, yaitu Qushay bin Kilab. Siapakah Qushay bin Kilab?
Qushay bin Kilab, Sosok Penjaga Ka’bah
Gambar 1.2. Tampak pintu Ka’bah dan grendel kunci Ka’bah
Mengutip dari buku “Mekkah: Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim”, dahulu kaum Quraisy membagi tiga jabatan untuk mengelola Kota Mekah. Pertama, al-Sadanah, yang bertanggung jawab untuk merawat Ka’bah, termasuk menjaga kunci Ka’bah. Selanjutnya al-Siqayah, yang bertugas menyiapkan air bagi mereka yang berziarah ke Ka’bah. Terakhir, al-Rafadah, yang bertugas untuk menyediakan akomodasi dan konsumsi bagi para jamaah yang datang ke Ka’bah.
Qushay bin Kilab merupakan sosok yang dipercaya sebagai al-Sadanah atau penjaga Ka’bah. Qushay bin Kilab merupakan leluhur Rasulullah Saw yang juga keturunan Nabi Ismail. Bukan hanya sebagai pemegang kunci Ka’bah, Qushay bin Kilab juga memegang peran penting di departemen pengairan, departemen logistik, dan parlemen.
Qushay bin Kilab merupakan sosok yang dipercaya sebagai al-Sadanah atau penjaga Ka’bah. Qushay bin Kilab merupakan leluhur Rasulullah Saw yang juga keturunan Nabi Ismail. Bukan hanya sebagai pemegang kunci Ka’bah, Qushay bin Kilab juga memegang peran penting di departemen pengairan, departemen logistik, dan parlemen.
Qushay bin Kilab memiliki tiga putra, yaitu Abdul Dar, Abdul Manaf (kakek buyut Nabi Muhammad SAW), dan Abdul Uzza. Abdul Manaf sangat dihormati di antara bani-bani lainnya karena kebijaksanaan dan ketegasannya.
Awalnya, Qushay bin Kilab ingin memercayakan pengurusan Ka’bah pada Abdul Manaf. Namun, sesaat sebelum wafat Qushay bin Kilab memberikan hak menjaga Ka’bah pada Abdul Dar sebagai bentuk penghormatan pada anak tertua. Sejak saat itu, tugas penjagaan Ka’bah beserta kuncinya diwariskan pada anak pertama keturunan Abdul Dar.
Bani Syaibah sebagai Pemegang Kunci Ka’bah
Gambar 1.3. Fathu Makkah, pembebasan Kota Suci Mekah
Hingga pada peristiwa Fathu Mekah, Utsman bin Thalhah yang diwariskan menjadi juru kunci Ka’bah. Namun, saat Rasulullah Saw ingin masuk ke dalam Ka’bah, ternyata Ka’bah terkunci. Banyak yang menuduh Utsman tidak beriman, karena saat Rasulullah Saw datang, Ka’bah justru dikunci.
Rasulullah Saw pun meminta Ali bin Abi Thalib untuk mengambil kunci Ka’bah dari Utsman. Ali pun pergi menemui Utsman dan meminta kunci itu. Namun, di luar dugaan, Utsman menolak memberikan kunci Ka’bah kepadanya, karena ia mengira bukan Rasulullah Saw yang memintanya langsung. Akhirnya Ali merebut paksa kunci tersebut agar Rasulullah dapat memasuki Ka’bah.
Abbas bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah, pun menawarkan diri untuk menjaga kunci Ka’bah. Namun, Rasulullah Saw tidak mengabulkan permintaan tersebut. Rasulullah Saw justru meminta Ali untuk mengembalikan kunci pada Utsman bin Thalhah. Ali pun pergi menemui Utsman, mengembalikan kunci Ka’bah dan meminta maaf karena telah merebutnya secara paksa.
Gambar 1.4. Grendel dan kunci Ka’bah yang dilapisi emas
Saat itu, Utsman terkejut karena baru mengetahui Ali mengembalikan kunci tersebut karena perintah Rasulullah Saw. Seandainya ia tahu bahwa yang meminta kunci itu adalah Rasulullah, tentu ia tidak akan menolak memberikannya. Akhirnya kunci Ka’bah kembali ke tangan Utsman bin Thalhah.
Menjelang Utsman wafat, ia mewariskan kunci Ka’bah pada saudaranya, yaitu Syaibah. Begitulah seterusnya hingga saat ini kunci Ka’bah diwariskan secara turun-temurun pada keturunan Bani Syaibah.
Demikian sikap tegas Rasulullah Saw tentang siapa yang berhak menjaga kunci Ka’bah. Beliau tetap memberikan kepada pihak yang berhak, meski ada kerabat dekatnya yang meminta kunci Ka’bah itu.
Seperti Apa Bentuk Kunci Ka’bah?
Gambar 1.5. Saleh Al-Syaibi, sebagai pemegang kunci Ka’bah saat ini
Saat ini, kunci Ka’bah disimpan oleh Syekh Saleh bin Zaid Al-Abidin Al-Syaibi. Kunci Ka’bah disimpan dalam tas khusus yang terbuat dari sutra berwarna hijau dan emas. Sementara itu, kunci Ka’bah terbuat dari nikel dan memiliki panjang 35 cm. Kunci tersebut dilapisi dengan emas 18 karat.
Syekh Saleh Al-Syaibi mengungkapkan bahwa kunci Ka’bah tidak pernah berubah seiring waktu. Jika ada perubahan penampilan kunci, bisa jadi disebabkan karena kegagalan saat membuka pintu Ka’bah, maka kunci harus diperbaiki.
Gambar 1.6. Kunci Ka’bah beserta tas khusus dari sutra berwarna hijau dan emas
Namun, selain dari kunci Ka’bah yang disimpan Syekh Saleh Al-Syaibi, ada 48 kunci Ka’bah sejak masa Kesultanan Turki Utsmani yang saat ini disimpan di museum di Turki. Ada pula dua replika kunci Ka’bah yang terbuat dari emas murni yang disimpan di Arab Saudi.
Ajyad Makarim, Hotel Bintang 5 Favorit Dekat Masjidil Haram
Gambar 1.1. Lokasi Hotel Ajyad Makarim di Mekah yang dekat dengan Masjidil Haram
Hotel bintang 5 Ajyad Makarim adalah salah satu hotel favorit jamaah umroh yang terletak di dekat pusat Kota Mekah. Hotel Ajyad Makarim hanya berjarak 350 meter dari Ka’bah, Masjidil Haram–yang dapat ditempuh hanya dalam waktu 5 menit dengan berjalan kaki.
Gambar 1.2. Hotel Ajyad Makarim yang berdiri megah di dekat Abraj Al-Bait Tower dan Masjidil Haram
Hotel Ajyad Makarim berdiri megah di Jalan Ajyad, dekat dengan Gerbang King Abdul Aziz. Hotel ini menjadi pilihan yang tepat bagi Sahabat yang menunaikan ibadah umroh, liburan, atau perjalanan bisnis karena aksesnya yang sangat mudah menuju Masjidil Haram, jalan raya, dan bandara.
Dari Bandara Internasional King Abdul Aziz menuju hotel dapat ditempuh dalam waktu 45 menit menggunakan kendaraan. Hotel Ajyad Makarim juga menyediakan layanan sewa kendaraan untuk antar jemput jamaah.
Gambar 1.3. Buffet atau menu makanan prasmanan di restoran Hotel Ajyad Makarim
Hotel Ajyad Makarim juga sangat memperhatikan kebutuhan para penyandang disabilitas, dengan menyediakan lajur khusus untuk kursi roda dan toilet disabilitas. Hotel ini juga dilengkapi dengan ruangan perpustakaan, salon, fitness, kedai kopi, restoran, lounge dan area TV untuk bersantai. Tak hanya itu, terdapat layanan laundry dan room service yang tersedia 24 jam.
Gambar 1.4. Menikmati menu masakan mewah Hotel Ajyad Makarim yang diramu oleh chef kelas bintang lima
Salah satu yang menjadi daya tarik Hotel Ajyad Makarim adalah sajian masakannya yang berkelas. Hotel ini memiliki satu restoran buffet yaitu Restoran Zamzam dan dua restoran ala carte yaitu Restoran Al-Noor dan Al-Waleemah.
Restoran ini menyediakan berbagai varian menu, mulai dari masakan khas Indonesia, India, Timur Tengah, Turki, hingga Eropa. Seluruh menunya diramu oleh chef kelas bintang lima. Tata letak meja makan yang rapi dan alat makan yang dipastikan selalu higienis menambah kesan kenyamanan restoran ini.
Gambar 1.5. Nikmati kenyamanan penginapan di Hotel Ajyad Makarim
Di luar hotel juga terdapat restoran Faisalabad yang menyajikan menu khas Pakistan, Restoran Al-Qasr dengan menu masakan internasional, dan Starbucks. Jadi, Sahabat memiliki banyak pilihan restoran, tentunya dengan kualitas rasa yang tak diragukan lagi.
Dengan kapasitas 411 kamar, Hotel Ajyad Makarim memiliki tipe kamar yang bervariasi, mulai dari tipe Quadruple, Triple, Double, hingga Suite. Perbedaannya terletak pada luas kamar, ruang tamu, ukuran dan jumlah bed, jumlah kamar mandi, dan fasilitas kamar lainnya. Namun, masing-masing kamar dilengkapi dengan televisi, kulkas mini, coffee maker, mini bar, dan air mineral kemasan gratis.
Dengan fasilitas mewah dan kualitas pelayanannya yang juara, Hotel Ajyad Makarim menjadi incaran para jamaah umroh. Masya Allah! Semoga Sahabat berkesempatan untuk menikmati penginapan di hotel ini ya!
Hotel Mewah Tapi Murah di Madinah, Dekat dengan Masjid Nabawi
Gambar 1.1. Hotel Concorde Dar Al-Khair di Madinah dekat dengan Masjid Nabawi, hanya berjarak 830 m dengan berjalan kaki selama 11 menit
Hotel yang nyaman dan dekat dengan masjid menjadi incaran para jamaah umroh. Salah satunya adalah Hotel Concorde Dar Al-Khair, tempat penginapan mewah terdekat dari Masjid Nabawi. Jaraknya hanya 830 m dari Masjid Nabawi atau sekitar 11 menit ditempuh dengan berjalan kaki.
Lokasi Strategis dan Dekat Masjid Nabawi
Gambar 1.2. Tampak depan Hotel Concorde Dar Al-Khair, Madinah
Hotel Concorde Dar Al-Khair merupakan hotel berbintang 3 yang dekat dengan Masjid Nabawi dan pusat Kota Madinah. Lokasinya cukup strategis karena dekat dengan Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz (23 menit berkendara) dan Al-Haramain Train Station Madinah (10 menit berkendara).
Demi kemudahan akses Sahabat menuju hotel, Hotel Concorde Dar Al-Khair menawarkan layanan antar jemput bandara yang tersedia 24 jam, dengan harga sewa SAR 250 atau sekitar Rp 1 juta per kendaraan. Hotel Concorde Dar Al-Khair memiliki 14 lantai dengan 336 kamar. Hotel ini juga ramah terhadap penyandang disabilitas, karena memiliki lajur khusus untuk kursi roda.
Sajian Menu Khas Indonesia dan Timur Tengah
Gambar 1.3. Tampak depan Hotel Concorde Dar Al-Khair, Madinah
Lokasi Hotel Concorde Dar Al-Khair juga dekat restoran terkenal yang menyajikan masakan internasional, yaitu Restoran Al-Modeef dan Arabesque. Jaraknya dari hotel hanya sekitar 150 meter. Untuk Sahabat yang rindu dengan masakan khas Indonesia, terdapat Rumah Makan Indonesia di dekat hotel yang bisa ditempuh dalam waktu 6 menit dengan berjalan kaki.
Namun, di dalam Hotel Concorde Dar Al-Khair sendiri terdapat restoran yang menyajikan menu masakan khas Indonesia juga, lho, Sahabat! Ada pula restoran khas Timur Tengah bagi Sahabat yang ingin mencicipi keunikan rasa hidangan Arab Saudi.
Fasilitas Mewah dan Lengkap
Gambar 1.4. Tipe kamar Quadruple Hotel Concorde Dar Al-Khair untuk jamaah umroh
Hotel Concorde Dar Al-Khair merupakan pilihan tepat bagi Sahabat yang ingin mencari hotel murah, namun fasilitasnya mewah dan lengkap. Setiap kamar di hotel ini disediakan fasilitas AC, WiFi gratis, televisi, mini bar, electric kettle, shower, pengering rambut, dan masih banyak lagi.
Tipe kamar yang tersedia di Hotel Concorde Dar Al-Khair juga bervariasi. Jadi, Sahabat bisa menyesuaikan pilihan kamar dengan budget yang dimiliki. Tipe kamar yang ada di hotel ini yaitu Kamar Double (berisi 2 single bed), Kamar Triple (berisi 3 single bed), Kamar Quadruple (berisi 4 single bed), Kamar Deluxe King (berisi 1 king bed), dan Kamar Suite (dua kamar dengan 6 single bed)
Jamaah umroh Ventour akan mendapatkan tipe kamar Quadruple. Namun, bagi Sahabat yang umroh bersama pasangan atau keluarga, Sahabat bisa upgrade tipe kamar yang akan dikenakan biaya tambahan di luar dari biaya paket umroh.
Masjid Nabawi sebagai View Utama dari Kamar
Gambar 1.5. Pemandangan Masjid Nabawi yang terlihat dari jendela kamar Hotel Concorde Dar Al-Khair, Madinah
Karena letaknya yang dekat dengan Masjid Nabawi, beberapa kamar di Hotel Concorde Dar Al-Khair memiliki pemandangan indah Masjid Nabawi.
Itulah beberapa keunggulan yang Sahabat dapatkan jika menginap di Hotel Concorde Dar Al-Khair. Semoga bermanfaat ya, Sahabat!