Jumlah jemaah haji 2025 jadi yang terendah dalam 30 tahun terakhir. Simak alasan utamanya yang bikin banyak calon jemaah batal berangkat!

Ibadah haji 2025 resmi berakhir pada Jumat, 6 Juni 2025 (10 Dzulhijjah 1446 H), dan mencatatkan fakta yang cukup mengejutkan, sahabat. Total jemaah tahun ini hanya mencapai 1.673.230 orang merupakan angka terendah dalam 30 tahun terakhir, jika masa pandemi tidak dihitung.
Angka ini dirilis langsung oleh Kementerian Haji Arab Saudi lewat akun resminya di platform X. Penurunannya cukup signifikan, lho! Hampir 160 ribu lebih sedikit dibanding tahun 2024, dan jauh di bawah rata-rata sebelum pandemi yang biasanya bisa tembus 2 juta jemaah. Dari jumlah itu, 1,5 juta lebih berasal dari luar negeri dan sisanya dari dalam Arab Saudi.
Padahal, pada tahun 2012 jumlah jemaah sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan 3,16 juta orang! Meski belum ada penjelasan resmi, beberapa faktor kuat disebut-sebut menjadi penyebab utama penurunan drastis ini.
Alasan Menurunnya Jumlah Jamaah Haji 2025
1. Biaya Haji yang Mahal
Salah satu alasan utama di balik turunnya jumlah jemaah haji tahun ini ternyata berkaitan erat dengan kondisi ekonomi global, sahabat. Inflasi yang terus melambung dan kenaikan harga di berbagai sektor mulai dari tiket perjalanan, akomodasi, hingga biaya hewan kurban membuat ongkos haji terasa makin berat di kantong.
Terutama bagi calon jemaah dari kawasan Asia Selatan dan Afrika yang selama ini jadi penyumbang terbesar jemaah haji. Beban finansial yang makin tinggi inilah yang akhirnya membuat banyak orang terpaksa menunda niat sucinya ke Tanah Suci tahun ini.
2. Aturan Kesehatan Masih Ketat
Meski pandemi sudah lewat, ternyata beberapa aturan ketat masih tetap diberlakukan di haji 2025. Mulai dari syarat vaksinasi lengkap, proses visa yang lebih ribet, sampai pemeriksaan kesehatan yang super detail semuanya masih dijalankan layaknya masa pandemi dulu.
Protokol masuk ke Arab Saudi pun makin ketat, jadi calon jemaah harus ekstra siap dari jauh-jauh hari. Alhasil, proses persiapan jadi lebih panjang dan cukup menyita tenaga maupun waktu.
3. Cuaca Panas Ekstrem
Sepanjang musim haji 2025, suhu di Mekkah dan sekitarnya sering kali tembus lebih dari 40°C, sahabat! Meski pemerintah Arab Saudi sudah berusaha keras mulai dari menambah 50.000 meter persegi area teduh, membangun lebih dari 400 stasiun pendingin, hingga menyiagakan tim medis tambahan cuaca ekstrem ini tetap jadi salah satu alasan banyak calon jemaah mundur.

Puncak haji yang berlangsung pada 6 Juni 2025 di Padang Arafah pun tak lepas dari terik yang menyengat. Namun begitu, para jemaah tetap menjalankan wukuf dengan khusyuk dan penuh semangat. Arafah, yang dikenal sebagai tempat Nabi Muhammad SAW menyampaikan khutbah terakhir, tetap jadi pusat spiritual yang menggetarkan hati meski cuaca sangat menantang, semangat ibadah para jemaah tak surut sedikit pun!
4. Visa Furoda Tidak Terbit
Salah satu faktor yang mungkin ikut memengaruhi turunnya jumlah jemaah haji 2025 adalah tidak terbitnya visa haji mujamalah atau yang lebih dikenal sebagai visa furoda. Padahal, visa ini biasanya digunakan oleh jemaah di luar kuota resmi pemerintah.
Indonesia sendiri termasuk negara penyumbang jemaah furoda terbesar, dengan estimasi 3.000 hingga 4.000 calon jemaah yang batal berangkat tahun ini akibat visa tak kunjung terbit. Situasi ini tak hanya berdampak pada Indonesia, tetapi juga dirasakan oleh banyak negara lain yang mengandalkan skema visa furoda sebagai alternatif berhaji lebih cepat.
Ketiadaan visa ini jelas menjadi pukulan bagi ribuan calon jemaah yang sudah siap secara finansial maupun spiritual.
Baca Juga : Kuota Haji 2026 Terancam Dipangkas 50%! Amankan Porsinya!
Haji 2025 Tetap Aman dan Terkendali
Dilansir dari Himpuh, Selama pelaksanaan haji 2025, lebih dari 250.000 petugas dari 40 lembaga pemerintah dikerahkan untuk memastikan keamanan dan kelancaran logistik. Kerja sama besar-besaran ini membuahkan hasil yang cukup membanggakan, sahabat!

Meski cuaca terasa sangat panas dan jumlah jemaah menurun, pelaksanaan haji tahun ini berjalan lancar tanpa insiden besar, baik dari sisi kesehatan maupun keamanan. Para analis pun mengungkapkan tiga alasan utama di balik menurunnya jumlah jemaah secara drastis: faktor ekonomi yang makin berat, protokol kesehatan yang masih ketat, serta cuaca ekstrem yang cukup mengkhawatirkan.
Melihat kondisi ini, Pemerintah Arab Saudi kabarnya sedang meninjau ulang ketiga faktor tersebut agar pelaksanaan haji ke depan bisa lebih ramah di kantong, mudah diakses, dan tetap aman.
Baca Juga : Perbedaan Haji Reguler Dan Khusus, Biar Nggak Salah Pilih!
Data Jumlah Jamaah Haji
📊 Data Jumlah Jemaah Haji (1995–2025)
Tahun | Jumlah Jemaah |
---|---|
1995 | 1.781.370 |
1996 | 1.865.234 |
1997 | 1.942.851 |
1998 | 1.832.114 |
1999 | 1.831.998 |
2000 | 1.839.154 |
2001 | 1.913.263 |
2002 | 1.944.760 |
2003 | 2.041.129 |
2004 | 2.012.074 |
2005 | 2.164.469 |
2006 | 2.130.594 |
2007 | 2.454.325 |
2008 | 2.408.849 |
2009 | 2.313.278 |
2010 | 2.789.399 |
2011 | 2.927.717 |
2012 | 3.161.573 |
2013 | 1.980.249 |
2014 | 2.085.238 |
2015 | 1.952.817 |
2016 | 1.862.909 |
2017 | 2.352.122 |
2018 | 2.371.675 |
2019 | 2.489.406 |
2020 | ±1.000 |
2021 | 58.745 |
2022 | 926.062 |
2023 | 1.845.045 |
2024 | 1.833.164 |
2025 | 1.673.230 |
Jumlah jemaah haji yang menurun di tahun 2025 menjadi perhatian banyak pihak, namun tetap menunjukkan keseriusan Saudi dalam menjaga kualitas layanan. Harapannya, tahun-tahun mendatang pelaksanaan haji bisa lebih mudah diakses, tanpa mengurangi aspek keamanan dan kenyamanan.
Kita doakan semoga ikhtiar ini membuka jalan bagi lebih banyak umat muslim untuk menunaikan rukun Islam kelima dengan tenang dan khusyuk.