Bongkar Hoaks tentang Alasan Pesawat Dilarang Terbang di Atas Ka’bah

 
Gambar 1.1. Larangan pesawat melintas di atas Ka’bah di Masjidil Haram

Ada sebuah teori yang beredar mengatakan, bahwa pesawat dilarang terbang melewati Ka’bah karena Ka’bah merupakan pusat dunia dan memiliki medan magnet yang kuat. Ini juga dianggap menjadi alasan mengapa Kota Mekah tidak memiliki bandara penerbangan.
 
Teori ini berasal dari unggahan di Facebook dengan berbagai bahasa, mulai dari bahasa Melayu, Arab, Prancis, Portugis, dan Spanyol. Unggahan ini telah disukai dan disebarluaskan oleh ribuan pengguna lainnya, sehingga teori ini menjadi dipercaya sebagian besar orang.

Gambar 1.2. Unggahan di Facebook tentang alasan larangan pesawat melintas di atas Ka’bah

Dalam unggahan tersebut, disebutkan Ka’bah merupakan Zero Magnetism Area dan sebagai pusat bumi. Oleh karena itu, baik pesawat maupun burung tidak bisa terbang di atas Ka’bah. Bahkan juga disebutkan, meskipun banyak burung di sekitar Ka’bah, tapi mereka hanya terbang mengelilingi Ka’bah, bukan di atasnya.
 
Namun, apakah benar demikian, Sahabat Ventour?
 
Julien Aubert, peneliti senior di Institute of Physics of the Globe of Paris (IPGP), membantah hal ini. Bumi memang memiliki medan magnet, namun lokasi medan magnet Bumi bukan di Mekah. Gangguan magnetik memang dapat merusak sistem navigasi, namun ini tidak menghalangi pesawat untuk terbang. Sebab, pesawat menggunakan sistem navigasi dan geolokasi yang lebih modern.
Teori ini juga dibantah oleh National Union of Airline Pilots Prancis, larangan pesawat terbang di atas Ka’bah ini merupakan penghormatan terhadap aturan agama Islam dan terhadap Ka’bah itu sendiri.
 
Arab Saudi memiliki aturan larangan bagi non muslim untuk memasuki wilayah Mekah dan sebagian wilayah di Madinah, termasuk di wilayah udara. Karena negara Arab Saudi berpandu pada konstitusi Al-Qur’an & Sunnah, aturan ini dibuat berdasarkan firman Allah.
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا ۚ وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ إِنْ شَاءَ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
 
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahabijaksana.” (Q.S At-Taubah: 28)
 
Makna najis ini bukan raga atau fisiknya, melainkan keyakinan dan kesyirikannya.
 
Gambar 1.3. Papan pemberitahuan larangan non muslim memasuki wilayah Mekah
General Authority of Civil Aviation (GACA) sebagai otoritas Penerbangan Arab Saudi juga telah mengatur pembatasan penerbangan dan pengoperasian pesawat di dekat masjid-masjid tertentu, seperti Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.
 
Berikut isi dari aturan pembatasan tersebut, “Siapapun tidak boleh mengoperasikan pesawat udara di atas atau di sekitar area mana pun yang akan dikunjungi atau dilalui oleh Penjaga Dua Masjid Suci (the Custodian of the Two Holy Mosques), atau tokoh masyarakat lainnya yang bertentangan dengan batasan yang ditetapkan oleh Presiden dan diterbitkan dalam NOTAM.”

Gambar 1.4.Perbukitan di Kota Mekah
Larangan pesawat melintasi Ka’bah ini juga semata-mata untuk menjaga kekhusyukan dan kenyamanan para jamaah dalam menunaikan haji dan umroh.
 
Sebagian besar Kota Mekah yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan membuat suara mesin pesawat dapat memantul. Gema suara mesin pesawat ini dianggap dapat menghambat konsentrasi dan mengganggu kekhusyukan ibadah mereka.
 
Jadi, teori bahwa pesawat dilarang melintasi Ka’bah itu bukan karena merupakan pusat magnet bumi, ya, Sahabat Ventour! Larangan ini diberlakukan untuk menghormati aturan di Arab Saudi agar tidak mengganggu kenyamanan jamaah dalam beribadah.

 

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published.