Utsman bin Affan, Sahabat Nabi yang Hartanya Abadi

Utsman bin Affan, Sahabat Nabi yang Hartanya Abadi

Utsman bin Affan adalah sahabat Rasulullah SAW yang dikenal kaya raya dan juga paling dermawan. Bahkan kekayaannya masih mengalir hingga saat ini.

Utsman bin Affan, sahabat Nabi yang hartanya abadi hingga kini
Gambar: Utsman bin Affan, sahabat Nabi yang hartanya abadi hingga kini

Utsman bin Affan masuk kedalam golongan Assabiqunal Awwalun atau orang yang pertama memeluk Islam dan menyertai Rasulullah SAW pada era awal berdakwah. Inilah beberapa peninggalan Utsman bin Affan yang masih abadi hingga kini:

Sumur Raumah

Sumur Raumah, salah satu peninggalan Utsman bin Affan
Gambar: Sumur Raumah, salah satu peninggalan Utsman bin Affan

Sumur ini yang mengawali kekayaan dari Utsman bin Affan terus mengalir hingga saat ini.

Berawal ketika umat islam hijrah ke Madinah dan air jernih menjadi kebutuhan yang sangat penting. 

Sumur ini bernama Raumah milik Yahudi. Karena pada saat itu Madinah dilanda kekeringan dan membuat Rasulullah SAW bersabda : 

Baca Juga: Kini Surat Rekomendasi Kemenag Bukan Lagi Syarat Umroh

“Wahai Sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surga-Nya Allah Ta’ala.”

(HR. Muslim)

Rasulullah SAW sempat menawarkan kebun yang luas sebagai pengganti sumur tapi ditolak dan lebih memilih diganti dengan uang. 

Kemudian Utsman bin Affan yang mendengar hal itu tergerak hatinya untuk membelinya demi membantu kaum muslimin. Tapi sang pemilik sumur tetap menolak dan sumurnya hanya bisa dibeli setengah nya saja atau di sewakan. 

Cara pembagiannya adalah dengan bergantian mengambil air. Misalnya hari ini Utsman bin Affan besoknya adalah pemilik sumur. Dan saat hari dimana Utsman bin Affan mengambil air, kaum muslimin serentak mengambil air yang ada pada sumur tersebut. Hal ini pun membuat pemilik sumur merasa rugi dan membuat menjual seluruh sumurnya. 

Kebun Kurma Milik Utsman bin Affan

Seiring berjalannya waktu, sumur Raumah ditumbuhi dengan pohon kurma. Meskipun sudah berumur 1400 air sumur Raumah tetap mengalir deras dan membuat tumbuhan termasuk kurma yang di sekitar sumur menjadi subur. Saat ini kebun kurma Utsman bin Affan dikelola oleh Kementerian Pertanian Arab Saudi. 

Kebun kurma milik Utsman bin Affan
Gambar: Kebun kurma milik Utsman bin Affan

Baca Juga: Jangan Keliru! Ini Perbedaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab

Pengelolaan hasil kebun kurma dibagi dua, yang pertama untuk anak yatim dan kaum yang membutuhkan. Yang kedua disimpan di bank dengan rekening atas nama Utsman bin Affan. Dan setiap tahunnya nominal rekening terus bertambah.

Hotel Utsman bin Affan

Hotel yang dibangun menggunakan rekening Utsman bin Affan
Gambar: Hotel yang dibangun menggunakan rekening Utsman bin Affan

Hotel ini dibangun menggunakan rekening Utsman bin Affan yang telah berusia lebih dari 1000 tahun hasil dari pendapatan Kebun Kurma. Hotel ini dikelola oleh perusahaan Sheraton dan diperkirakan bahwa hotel tersebut menghasilkan lebih dari 50 juta Riyal atau sekitar 150 Miliar Rupiah.

Pembagian hasilnya pun sama seperti kebun kurma, yaitu pada yatim dan kaum dhuafa, sebagiannya lagi ditabung dalam rekening untuk memperluas aset Utsman bin Affan.

Baca Juga: Mengenal Raudhah, Taman Surga di Dunia

MasyaAllah, sungguh luar biasa ya, Sahabat!

Sifat dermawan Utsman bin Affan wajib kita contoh, karena akibat dari kedermawanannya bisa menolong banyak umat muslim dan hartanya terus mengalir sampai sekarang. 

Jangan Keliru! Ini Perbedaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab

Jangan Keliru! Ini Perbedaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab

Banyak yang keliru perihal Arab Saudi dengan Uni Emirat Arab. Meskipun memiliki kata “Arab” tapi ternyata berbeda loh, Sahabat!

Kedua negara tersebut memang berada pada satu kawasan di semananjung Arab di Asia Barat Daya. Selain Arab Saudi dan Uni Emirat Arab negara lain yang berada di semananjung Arab lainnya adalah Qatar, Oman, Kuwait, Yaman dan Bahrain. 

Perbedaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab
Gambar: Perbedaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab

Berikut adalah perbedaan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab : 

Negara Arab Saudi

Negara Arab Saudi dengan ibukota Riyadh
Gambar: Negara Arab Saudi dengan ibukota Riyadh
  1. Arab Saudi adalah negara monarki absolut yang dipimpin oleh raja jadi kepemimpinan negara Arab Saudi diberikan pada generasi kerajaan berikutnya. 
  2. Penduduk Arab Saudi 90% adalah masyarakat penduduk asli 
  3. Memiliki luas wilayah sekitar 2.15 juta kilometer persegi
  4. Letak Ka’bah berada di Arab Saudi
  5. Ibu Kota Arab Saudi terletak di Riyadh 
  6. Negara Arab Saudi murni hanya agama Islam dan ada larangan untuk mendirikan Kuil, Gereja, Sinagoga, dan rumah ibadah agama lain.

Baca Juga: Mengenal Raudhah, Taman Surga di Dunia

Negara Uni Emirat Arab

Negara Uni Emirat Arab dengan ibukota Abu Dhabi
Gambar: Negara Uni Emirat Arab dengan ibukota Abu Dhabi
  1. Uni Emirat Arab negara federasi yang dipimpin presiden dan memiliki 7 negara bagian di dalamnya
  2. Penduduk Uni Emirat Arab hanya 15% yang merupakan masyarakat asli 
  3. Memiliki luas wilayah Uni Emirat Arab hanya 83.600 kilometer persegi
  4. Uni Emirat Arab memiliki Burj Khalifa yang menjadi gedung tertinggi didunia
  5. Ibu Kota Uni Emirat terletak di Abu Dhabi 
  6. Uni Emirat Arab melegalkan rumah peribadatan dibangun seperti di Dubai terdapat kuil dan sinagog yang dibangun pada tahun 2019

Baca Juga: Biaya Umroh 2024 Melonjak Naik? Ini Tips Jitu Menabung Umroh!

Sudah terlihat jelas bahwa negara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab berbeda ya, Sahabat,

Perbedaan paling mencolok yang terlihat adalah perempuan di Uni Emirat Arab cenderung bekerja pada layanan publik dibandingkan dengan Arab Saudi.

Di Antipode Ka’bah, Kamu Bisa Salat ke Segala Arah!

Di Antipode Ka’bah, Kamu Bisa Salat ke Segala Arah!

Terlepas dari perdebatan teori bumi bulat atau datar, ternyata muncul perdebatan baru tentang arah kiblat salat. Jika bumi bulat, bolehkah kita salat membelakangi kiblat atau tidak menghadap ke arah Ka’bah yang ada di Masjidil Haram?

Sebab, logikanya, jika kita berdiri membelakangi Ka’bah, kita juga sedang menghadap ke Ka’bah di sisi yang lain.

Namun, benarkah teori ini, Sahabat? Lalu bagaimana arah kiblat salat yang seharusnya? Yuk simak ulasan di bawah ini!

Arah kiblat sholat umat Islam yaitu ke Ka’bah, Masjidil Haram, Mekah
Gambar: Arah kiblat salat umat Islam yaitu ke Ka’bah, Masjidil Haram, Mekah

Pengertian Arah Kiblat

Pada dasarnya, jika kita berdiri membelakangi Ka’bah, sebenarnya kita juga sedang menghadap ke Ka’bah di sisi yang lain. Namun, para ahli falak yang mempelajari ilmu orbit, salah satunya Slamet Hambali (ahli falak dan dosen falak IAIN Walisongo Semarang) mendefinisikan arah kiblat sebagai arah menuju Ka’bah di Masjidil Haram melalui jalur terdekat.

Menurut Muhyiddin Khazin dalam buku “Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek”, kiblat merupakan arah atau jarak terdekat sepanjang lingkaran bumi yang menghubungkan suatu tempat dengan Kota Mekah.

Baca Juga: Hotel Madinah Taiba Front Cuma 10 Langkah ke Masjid Nabawi!

Sementara ahli falak Muchtar Salimi mendefinisikan kiblat sebagai jarak terdekat dari suatu tempat ke Masjidil Haram di Mekah.

Arah kiblat yaitu arah dari suatu tempat ke Ka’bah dengan jarak yang terdekat
Gambar: Arah kiblat yaitu arah dari suatu tempat ke Ka’bah dengan jarak yang terdekat

Ke Mana Arah Kiblat yang Sebenarnya?

Maka dapat disimpulkan, arah kiblat adalah arah dari suatu tempat ke Ka’bah di Masjidil Haram Mekah dengan jarak yang terdekat. Arah kiblat harus menuju arah yang terdekat dengan Ka’bah, bukan arah yang terjauh. Sama halnya seperti kita jika sedang melakukan perjalanan ke tempat tertentu, pasti kita memilih perjalanan dengan jarak yang terdekat, bukan?

Para ulama sepakat bahwa orang yang bisa melihat Ka’bah atau lokasinya dekat dengan Masjidil Haram, maka saat salat ia harus menghadap persis ke arah Ka’bah. Tidak sah salatnya jika mereka dapat melihat Ka’bah, namun arah salatnya membelakangi arah kiblat.

Lalu bagaimana dengan kita yang tinggal jauh dari Masjidil Haram? Apakah kita boleh salat membelakangi Ka’bah?

Penentuan arah kiblat sholat bagi umat Islam
Gambar: Penentuan arah kiblat salat bagi umat Islam

Untuk persoalan ini, kembali lagi pada pengertian arah kiblat, bahwa arah kiblat shalat ditentukan berdasarkan posisi dan jarak terdekat kita dengan Ka’bah. Jika kita salat membelakangi Ka’bah dan jaraknya lebih jauh dibanding kita menghadap Ka’bah, maka salat kita dinilai tidak sah. Sebab, salah satu syarat sah salat, yaitu menghadap ke arah Ka’bah.

“Jika kamu hendak melakukan salat, sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadaplah ke arah kiblat dan lakukan takbiratul ihram.” (H.R. Bukhari & Muslim)

Antipode Ka’bah: Bisa Salat ke Segala Arah

Dalam perspektif bumi bulat, setiap tempat di bumi memiliki titik lain yang kutubnya berlawanan, atau biasa disebut sebagai antipode. Jadi, saat kita berada di titik antipode dan ingin menuju ke titik antipode lainnya, maka ke arah mana pun kita berjalan akan dihasilkan jarak yang sama.

Titik Antipode Ka’bah
Gambar: Titik Antipode Ka’bah
Titik Antipode Ka’bah
Gambar: Titik Antipode Ka’bah

Contohnya, posisi Ka’bah di Mekah memiliki titik antipode di Kota Tapuarava, Polinesia, Prancis. Jika kita berada di Kota Tapuarava dengan koordinat yang tepat sesuai antipode Ka’bah, maka secara teori jarak ke depan dan belakang akan sama nilainya dan sama-sama menuju arah Ka’bah. Maka, jika Sahabat salat ke arah mana pun di titik antipode ini dinilai sah. 

Antipode Ka’bah terletak di Kota Tapuarava, Polinesia, Prancis
Gambar: Antipode Ka’bah terletak di Kota Tapuarava, Polinesia, Prancis

Selain itu, Sahabat juga dapat salat ke segala arah jika Sahabat menunaikan salat di dalam Ka’bah. Menurut mazhab Syafi’i, orang yang salat di dalam Ka’bah dapat menghadap pintu atau dinding Ka’bah sebagai arah kiblat baginya.

Kondisi yang Membolehkan Salat Tak Menghadap Ka’bah

Namun, ada beberapa kondisi dimana syarat salat menghadap arah kiblat menjadi gugur, yaitu:

Arah kiblat salat saat seseorang berada dalam perjalanan
Gambar: Arah kiblat salat saat seseorang berada dalam perjalanan

Baca Juga: Umroh Musim Dingin, Apa Saja yang Perlu Disiapkan?

  • Saat seseorang sakit dan ia tidak mampu mengarahkan wajah dan badannya ke arah kiblat
  • Saat seseorang dalam peperangan atau kondisi yang membahayakan (seperti melarikan diri dari binatang buas atau musibah banjir/tsunami), maka ia dapat menunaikan salat ke mana pun wajahnya menghadap
  • Saat seseorang berada dalam perjalanan, seperti di pesawat, kapal, atau mobil dan tidak menemukan tempat yang memungkinkan untuk salat, maka ia boleh salat mengikuti arah kendaraan melaju

Nah, itulah penjelasan tentang arah kiblat ya, Sahabat! Semoga kita dapat menentukan arah kiblat yang tepat untuk salat di mana pun kita berada.

3 Alasan Nonmuslim Dilarang Masuk Kota Mekah dan Madinah

3 Alasan Nonmuslim Dilarang Masuk Kota Mekah dan Madinah

Pada tahun 2022 lalu, gempar berita seorang jurnalis asal Yahudi, Gil Tamary, yang menyusup masuk ke Kota Mekah, bahkan berfoto dengan bangganya di Padang Arafah. Insiden ini menuai kecaman dari warga muslim dunia, karena pemerintah Arab Saudi melarang nonmuslim apalagi orang Yahudi memasuki Kota Mekah maupun Madinah.

Bagaimana caranya ia dapat menyusup masuk Kota Mekah? Mengapa nonmuslim dilarang masuk Kota Mekah dan Madinah?

Yuk simak ulasan berikut, Sahabat!

Gil Tamary, jurnalis asal Israel yang nekat memasuki Kota Mekah
Gambar: Gil Tamary, jurnalis asal Israel yang nekat memasuki Kota Mekah

Gil Tamary, Jurnalis Israel yang Nekat Masuk Kota Mekah

Gil Tamary merupakan salah satu dari tiga jurnalis Israel yang diizinkan masuk ke Arab Saudi untuk meliput konferensi regional yang dihadiri Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Liputan itu disiarkan oleh Channel 13 News.

Tak hanya disiarkan oleh media berita, Gil Tamary juga mengunggah video liputannya yang berdurasi 10 menit di akun Twitter. Ia menyebut dirinya jurnalis Israel pertama yang memasuki Kota Mekah. Bahkan di video itu, ia terlihat mengunjungi Arafah, Jabal Rahmah, dan melewati area Masjidil Haram.

Polisi menangkap jurnalis Israel Gil Tamary karena melanggar aturan dengan memasuki Kota Mekah
Gambar: Polisi menangkap jurnalis Israel Gil Tamary karena melanggar aturan dengan memasuki Kota Mekah

Lantas bagaimana caranya ia bisa memasuki Kota Mekah yang sebenarnya dilarang oleh pemerintah Arab Saudi?

Baca Juga: Pendapatan Arab Saudi dari Haji dan Umroh Hingga 450 Triliun, Gak Nyangka!

Ternyata setelah diselidiki, Gil Tamary mengakali larangan itu dengan bantuan sopir yang beragama Islam. Sopir tersebut tidak mengetahui kalau Tamary adalah orang Yahudi. Sebab, Tamary hanya menggunakan bahasa Inggris, agar identitasnya sebagai orang Yahudi tidak ketahuan.

Klarifikasi Gil Tamary

Akhirnya video Gil Tamary menuai kecaman tajam dari banyak pihak, bahkan beritanya sampai viral di Israel. Menteri Kerjasama Regional Israel, Esawi Freij, mengaku liputan Tamary adalah tindakan bodoh dan berbahaya. Sebagai perwakilan dari Israel, ia meminta maaf kepada umat Islam di Arab Saudi.

Unggahan ucapan permintaan maaf Gil Tamary kepada umat Islam
Gambar: Unggahan ucapan permintaan maaf Gil Tamary kepada umat Islam

Didesak netizen, Gil Tamary turut angkat bicara di akun Twitter pribadinya yaitu @tamarygil. Ia meminta maaf dan menjelaskan bahwa kedatangannya ke Arab Saudi tak ada niat sedikit pun untuk menyinggung umat Islam. Tamary mengklaim videonya hanya untuk menunjukan keindahan Kota Mekah dan mengenalkannya pada dunia.

Channel 13 News sebagai media berita yang menyiarkan liputan Gil Tamary juga meminta maaf, namun tetap mempertahankan video tersebut di situs mereka.

“Kunjungan Gil Tamary ke Mekah adalah perjalanan jurnalistik penting dan tidak bermaksud menyinggung umat Islam. Kami meminta maaf bila ada yang tersinggung. Prinsip jurnalisme adalah melaporkan dan mendokumentasikan peristiwa secara langsung.”

Demikian pernyataan pihak Channel 13 News.

Baca Juga: Hotel Madinah Taiba Front Cuma 10 Langkah ke Masjid Nabawi!

Namun, hal ini tetap tidak meredam amarah dan rasa kekecewaan umat Islam. Pasalnya, tindakan Gil Tamary telah mencoreng kesucian Kota Mekah. Pihak Channel 13 News yang tidak mau menghapus videonya pun dinilai hanya mencari engagement.

Insiden Nonmuslim Nekat Masuk Kota Mekah dan Madinah

Sebelumnya di tahun 2017, seorang blogger asal Israel yaitu Ben Tzion, pernah mengambil foto dengan bangganya di Masjid Nabawi. Bahkan saat zaman penjajahan Belanda dahulu, ada mata-mata asal Belanda bernama Snouck Hurgronje, yang berkamuflase menjadi jemaah haji, agar bisa memahami pemikiran muslim dan mengalahkan Aceh dalam Perang Aceh yang sedang memanas saat itu.

Snouck Hurgronje, mata-mata asal Belanda yang berkamuflase menjadi jemaah haji
Gambar: Snouck Hurgronje, mata-mata asal Belanda yang berkamuflase menjadi jemaah haji

Snouck Hurgronje menggunakan nama samaran Abdul Ghofar. Bahkan ia juga menjalani aturan-aturan Islam, seperti disunat, shalat, dan berpuasa, meskipun dirinya tidak pernah benar-benar masuk Islam.

Mengapa Nonmuslim Dilarang Masuk?

Larangan nonmuslim memasuki Kota Mekah dan Madinah ini bukan karena diskriminasi. Namun, larangan ini bersumber dari firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 28:

“Hai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahabijaksana.”

Makna najis di ayat ini bukan raga atau fisiknya, melainkan keyakinan dan kesyirikannya.

Baca Juga: Umroh Musim Dingin, Apa Saja yang Perlu Disiapkan?

Gambar: Tanda larangan masuk bagi nonmuslim sebelum gerbang Kota Mekah dan Madinah
Gambar: Tanda larangan masuk bagi nonmuslim sebelum gerbang Kota Mekah dan Madinah

Larangan memasuki kota Mekah bagi nonmuslim juga untuk menjaga kekhusyukan umat Islam dalam menunaikan ibadah haji dan umroh. Jika Mekah dan Madinah menjadi area bebas masuk, kemungkinan akan terjadi kemacetan dan mengganggu kekhusyukan beribadah.

Akhirnya, pemerintah Arab Saudi melarang keras nonmuslim memasuki Kota Mekah dan sebagian kota Madinah (terutama di pusat kota dan Masjid Nabawi). Jika ada yang melanggar aturan ini, akan disanksi dengan hukuman denda, deportasi, bahkan dilarang masuk ke Arab Saudi seumur hidup.

Jika penyusup terlibat dalam organisasi teroris, hukumannya lebih berat lagi, yaitu dijatuhi hukuman mati. Seperti halnya kelompok pemberontak Juhaiman al-Utaibi yang dihukum mati karena menyerang Ka’bah dan membunuh ratusan jemaah haji tahun 1979.

Jadi, larangan ini bukan karena diskriminasi terhadap nonmuslim ya, Sahabat! Namun, semata-mata untuk menjaga kekhusyukan para jemaah haji maupun umroh yang tengah beribadah.

Saluran Qanat, Cara Mendapatkan Air Bersih bagi Penduduk Gurun

Saluran Qanat, Cara Mendapatkan Air Bersih bagi Penduduk Gurun

Pernahkah Sahabat membayangkan bagaimana cara nabi, para sahabat, dan penduduk gurun mendapatkan air bersih? Bagi penduduk gurun, mereka memiliki cara tersendiri untuk memenuhi kebutuhan air. Salah satunya dengan membuat saluran air Qanat.

Oasis, salah satu sumber air bersih di gurun pasir
Gambar: Oasis, salah satu sumber air bersih di gurun pasir

Apa Itu Qanat?

Penduduk gurun akan menggali sumur yang cukup dalam ke bawah tanah. Lalu mereka menggunakan bantuan unta untuk mengeluarkan air dari sumur tersebut. Namun, sebelum digunakan, air tersebut akan dialirkan ke bak penampungan terlebih dahulu, barulah selanjutnya dialirkan ke parit-parit untuk mengairi ladang para penduduk gurun.

Namun, parit di daerah gurun tidak sama seperti parit pada umumnya di Indonesia yang berada di atas permukaan tanah. Jika menggunakan parit terbuka, tentu saja air parit akan menguap dengan cepat karena suhu di Timur Tengah sangat tinggi. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, dibuatlah sistem saluran air bawah tanah yang disebut dengan Qanat.

Cara penduduk gurun mendapatkan sumber air melalui Qanat
Gambar: Cara penduduk gurun mendapatkan sumber air melalui Qanat

Qanat pertama kali diciptakan sejak 3.000 tahun lalu oleh rakyat Persia. Selama ribuan tahun, keberadaan Qanat ini telah memudahkan rakyat Persia untuk mengakses dan menyalurkan air bersih ke beberapa daerah yang paling tandus.

Baca Juga: 3 Alasan Nonmuslim Dilarang Masuk Kota Mekah dan Madinah

Qanat merupakan inovasi cerdas untuk memudahkan penduduk gurun mendapatkan air bersih dan mengatasi kelangkaan air. Sistem saluran air Qanat ini bahkan terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO pada 2016.

Fakta Unik dan Manfaat Saluran Pengairan

Secara sederhana, Qanat adalah terowongan atau saluran bawah tanah yang mengalirkan air dari wilayah pegunungan menuju Kawasan yang lebih rendah sebagai sumber irigasi.

Untuk mendapatkan air dari saluran air Qanat, penduduk gurun menggali lubang-lubang dengan kedalaman hingga 300 meter sebagai sumur. Sumur-sumur ini diposisikan secara berderet untuk mencapai sumber air. Keberadaan sumur tersebut berfungsi untuk menjaga agar jalan air tetap bersih dan sebagai ventilasi udara bagi para pekerja yang melakukan penggalian di bawah tanah.

Sistem saluran air Qanat yang ditemukan oleh orang Persia sejak 3.000 tahun lalu
Gambar: Sistem saluran air Qanat yang ditemukan oleh orang Persia sejak 3.000 tahun lalu

Di sinilah dibutuhkan perhitungan yang tepat untuk memastikan secara persis lokasi sumur-sumur yang digali sampai sudut kemiringan saluran air, sehingga air dapat mengalir ke dataran yang lebih rendah. 

Baca Juga: Pendapatan Arab Saudi dari Haji dan Umroh Hingga 450 Triliun, Gak Nyangka!

Saluran air Qanat di sekitar Kota Isfahan, Iran yang dulu merupakan wilayah Persia
Gambar: Saluran air Qanat di sekitar Kota Isfahan, Iran yang dulu merupakan wilayah Persia

Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan air minum, keberadaan Qanat juga berfungsi menurunkan suhu air karena airnya terdapat di dalam terowongan bawah tanah. Bahkan pada musim dingin, air yang bersumber dari Qanat akan dibiarkan membeku di ruang bawah tanah, sebelum akhirnya dipotong menjadi balok es dan disimpan untuk digunakan sepanjang tahun.

Inovasi saluran air Qanat ini akhirnya dikenal dan menyebar ke penjuru dunia. Bahkan inovasi saluran air Qanat ini juga dikembangkan oleh insinyur asal Romawi di Yordania. Saat itu, Romawi membangun terowongan air bawah tanah atau Qanat terpanjang, yakni sepanjang 170 kilometer.

Fakta Unik Masjid Quba, Cincin Rasulullah Pernah Hilang di Sini!

Fakta Unik Masjid Quba, Cincin Rasulullah Pernah Hilang di Sini!

Selain Masjid Nabawi, salah satu destinasi yang wajib dikunjungi saat di Madinah, yaitu Masjid Quba. Masjid ini merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah Saw. Tepat pada tahun pertama Hijriah, kedatangan Rasulullah Saw. ke Desa Quba disambut meriah oleh penduduk Madinah.

Masjid Quba di Madinah yaitu masjid pertama yang didirikan oleh Rasulullah Saw
Gambar: Masjid Quba di Madinah yaitu masjid pertama yang didirikan oleh Rasulullah Saw

Sejarah Pembangunan Masjid Quba

Selama singgah di Quba, Rasulullah Saw. tinggal di rumah Kultsum bin Hadam. Rumah Kultsum bin Hadam memiliki kebun kurma seluas 5.000 meter persegi. Tempat tersebut juga biasa digunakan untuk menjemur kurma.

Pembangunan Masjid Quba berawal dari ide sahabat Rasulullah yang bernama Ammar bin Auf. Ammar mengusulkan untuk membangun tempat berteduh bagi Rasulullah di Desa Quba yang tadinya hanya terdiri atas hamparan kebun kurma. Madain Project merilis foto Masjid Quba di zaman dahulu yang masih dikelilingi oleh kebun kurma.

Baca Juga: Tips Aman dan Nyaman Umroh Saat Hamil! Bumil Wajib Tahu!

Lokasi Masjid Quba yang dulunya adalah kebun kurma
Gambar: Lokasi masjid yang mulanya adalah kebun kurma

Akhirnya, pada hari Senin tanggal 8 Rabi’ul Awal 1 H, Rasulullah Saw. pun mendirikan masjid di atas kebun kurma tersebut. Peletakkan batu pertama Masjid Quba langsung dilakukan oleh Rasulullah Saw. Tahap pembangunan selanjutnya barulah dilakukan para sahabat nabi.

Kala itu, masjid yang dibangun baru seluas 1.200 meter persegi. Dindingnya terbuat dari tanah liat, bertiangkan pohon kurma, dan memiliki atap yang terbuat dari pelepah. Di tengah-tengah masjid, terdapat ruang terbuka yang disebut sahn. Di area tersebut, dulunya terdapat sumur untuk wudhu.

Masjid Quba merupakan masjid pertama yang dibangun Rasulullah Saw. Selain membangun masjid, Rasulullah Saw. juga melaksanakan perintah pertama untuk shalat Jum’at. Rasulullah Saw. memimpin langsung shalat Jum’at pertama bersama para sahabat ketika Masjidil Aqsha masih menjadi arah kiblat saat itu.

Baca Juga: Mau Umroh di Bulan Syawal? Ini Hukum dan Keutamaannya!

Pahala Shalat di Masjid Quba

Bagian dalam Masjid Quba
Gambar: Bagian dalam masjid

Masjid pertama yang dibangun Rasulullah SAW ini adalah tempat ibadah yang jika Sahabat shalat sunnah 2 raka’at di dalamnya, akan mendapat pahala seperti menunaikan ibadah umrah.

“Barangsiapa yang bersuci dari rumah, lalu mendatangi Masjid Quba dan melakukan shalat 2 raka’at di dalamnya, maka akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakan umroh.” (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Hilangnya Cincin Rasulullah di Masjid Quba

Diriwayatkan Ibnu Umar, Rasulullah Saw. pernah membuat cincin perak. Cincin itu bertuliskan “Muhammad Rasulullah” dengan huruf khat kufi. Setelah Rasulullah Saw. wafat, cincin tersebut dipakai oleh Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Ustman bin Affan sebagai cincin kekhalifahan. 

Namun, cincin tersebut terjatuh di sumur yang ada di pelataran Masjid Quba saat dipakai oleh Utsman bin Affan. Dahulu, sumur ini menjadi tempat favorit Rasulullah Saw. Di sumur inilah, Nabi kerap membersihkan kaki beliau sebelum masuk ke dalam masjid.

Telah dilakukan pencarian selama berhari-hari, namun cincin tersebut tak kunjung berhasil ditemukan. Akhirnya, Utsman membuat cincin baru yang mirip dengan tulisan “Muhammad Rasulullah”. Saat ini, bekas sumur tempat jatuhnya cincin tersebut disebut Sumur Cincin (Bir al-Khatim).

Sumur cincin yang berada di halaman masjid
Gambar: Sumur Cincin yang berada di halaman masjid

Baca Juga: Utsman bin Affan, Sahabat Nabi yang Hartanya Abadi

Perluasan Masjid

Saat ini, Masjid Quba telah mengalami perluasan dan renovasi beberapa kali. Renovasi pertama dilakukan oleh Khalifah Utsman bin Affan. Sementara itu, menara pertama dibangun oleh khalifah Dinasti Umayyah bernama Umar bin Abdul Aziz.

Masjid terus mengalami perubahan, termasuk pada masa Kesultanan Turki Utsmani. Saat ini, masjid dikelola oleh Kementerian Urusan Haji dan berada di bawah kendali raja Arab Saudi yang berkuasa. Kini, luas kawasannya sudah sekitar 5.035 meter persegi dan mampu menampung hingga 20.000 orang. Rencananya, masjid ini akan kembali diperluas dan diperkirakan dapat menampung sebanyak 66.000 orang.

Arsitektur masjid sebelum direnovasi
Gambar: Arsitektur masjid sebelum direnovasi

Setiap hari, masjid ini ramai dikunjungi oleh jemaah umroh dan pendatang dari berbagai penjuru dunia, karena memiliki keutamaan yang mulia. Semoga Sahabat berkesempatan untuk mengunjungi dan shalat di masjid ini ya!

Benarkah Sumur Zamzam Tak Pernah Kering Selama Ribuan Tahun?

Benarkah Sumur Zamzam Tak Pernah Kering Selama Ribuan Tahun?

Selama lebih dari 4000 tahun, air zamzam telah dinikmati oleh miliaran umat manusia. Bahkan, konon sumur Zamzam tidak pernah habis dan kekeringan. Seperti yang tercantum dalam hadits riwayat Ibnu Abi Syaibah:

“Karena sesungguhnya air zamzam adalah salah satu mata air surga.”

Jemaah menikmati air zamzam di kawasan masjid
Gambar: Jemaah menikmati air zamzam di kawasan masjid

Nah, sebenarnya dari manakah sumber air zamzam ini ya, Sahabat? Apa keistimewaan lain dari air zamzam?

Yuk simak ulasan berikut ini, Sahabat!

Sumber Air Zamzam

Seorang profesor geologi dari African Research Institute, Abbas Sharaqi, mengungkapkan, air zamzam adalah air terbarukan. Sumber airnya berasal dari hujan di Mekah. Di Mekah, tepatnya di lembah Ibrahim, lembah itulah yang menyokong dan mengalirkan sumber air zamzam. Menurut Saudi Geological Survey, luas cekungan di lembah Ibrahim yaitu sebesar 60 kilometer persegi. Cekungan inilah yang menampung air hujan yang turun di Mekah.

Sumur zamzam memiliki kedalaman hingga 35 meter, dengan lapisan paling bawah yaitu bebatuan sedalam 21 meter dan air sedimentasi sedalam 14 meter. Air sedimentasi ini terbentuk dari air hujan di pegunungan yang turun ke dataran rendah.

Sumur Zamzam di Mekah
Gambar: Kedalaman sumur Zamzam di Mekah

Baca Juga: Rahasia Sejuknya Lantai Masjidil Haram, Terbuat Dari Marmer Termahal!

Jika dipompa, sumur zamzam mampu mengalirkan air sebanyak 11-18.5 liter/detik, 660 liter/menit, atau 40 000 liter per jam. Masya Allah, sangat berlimpah ya, Sahabat!

Sejarah Sumur Zamzam

Namun, ternyata sumur zamzam ini pernah kering karena tak dirawat dengan baik, lho, Sahabat. Dahulu, Nabi Ismail menikah dengan wanita dari kabilah Jurhum. Setelah Nabi Ismail meninggal, kekuasaan Kota Mekah dipegang kabilah Jurhum.

Namun, kabilah Jurhum tidak mengurus tanah suci Mekah dengan baik. Mereka melanggar kehormatan Baitullah. Mereka juga mengambil dan memakan harta yang diperuntukkan untuk pengelolaan dan perawatan Ka’bah.

Akhirnya nikmat Allah berupa air zamzam pun dicabut sedikit demi sedikit hingga air zamzam pun berangsur-angsur habis dan kering. Kabilah lain yang mengetahui perbuatan buruk kabilah Jurhum tidak rela Ka’bah dihuni oleh orang zalim. Terjadilah pertempuran besar antara kabilah Jurhum dengan sekutu Kinanah dan Khuza’ah.

Baca Juga: Batas Usia Umroh Terbaru, Bolehkah Anak-Anak & Lansia Umroh?

Pertempuran berakhir dengan kekalahan kabilah Jurhum. Namun, kabilah Jurhum tidak ingin keberadaan sumur zamzam diketahui kabilah lain setelah kepergian mereka. Dengan licik, mereka mengubur rapat-rapat sumur zamzam, hingga sumurnya tidak lagi tampak dan rata dengan tanah.

Sumur Zamzam di zaman dahulu
Gambar: Sumur Zamzam di zaman dahulu

Hingga berabad-abad kemudian, sumur itu kembali ditemukan oleh kakek Nabi Muhammad, yaitu Abdul Muthalib. Kini, lokasi sumur zamzam ada di bawah area tawaf di Masjidil Haram. Hingga tahun 2005, sumur tersebut masih bisa diambil airnya secara langsung oleh jemaah.

Pengelolaan Sumur Zamzam di Arab Saudi

Namun, untuk merawat kejernihan air dengan lebih baik, pemerintah Arab Saudi menutup sumurnya dan air zamzam diambil melalui pipa bawah tanah dan dibawa ke tempat penyaringan yang lokasinya 4 kilometer dari Masjidil Haram.

Hal ini juga untuk mencegah mencegah pemalsuan dan penyalahgunaan distribusi air zamzam. Maka pemerintah mempercayakan pada hanya satu perusahaan yang mengelola dan mengemas air zamzam, yaitu National Water Company.

Pengelolaan dan pengemasan air Zamzam di Mekah
Gambar: Pengelolaan dan pengemasan air Zamzam di Mekah

National Water Company memastikan bahwa kandungan air zamzam 100% asli dan tidak ditambahkan zat apapun. Air zamzam dari sumur disaring agar tak terkontaminasi karat-karat dalam pipa. 

Baca Juga: Fakta Unik Masjid Quba, Cincin Rasulullah Pernah Hilang di Sini!

Keistimewaan dan Khasiat Air Zamzam

Air zamzam dijaga dan dirawat kejernihannya karena air ini merupakan air paling murni di dunia. Berdasarkan penelitian, ilmuwan menemukan bukti kalau air zamzam bebas kuman dan bakteri sehingga aman dikonsumsi langsung tanpa proses pematangan.

Salah satu ilmuwan asal Jerman, yaitu Knut Pfeiffer, juga melakukan riset, ternyata air zamzam mengandung mineral yang sangat kaya yang mampu meningkatkan energi serta baik untuk sistem jaringan tubuh.

Kemurnian air
Gambar: Kemurnian air Zamzam

Air zamzam juga dipercaya bisa digunakan untuk penyembuhan, bahkan bisa memenuhi berbagai hajat keinginan manusia dengan izin Allah Swt. Seperti yang tercantum dalam hadits:

“Air zamzam itu sesuai dengan apa yang diniatkan peminumnya.” (H.R. Ibnu Majah)

Masya Allah ya, Sahabat! Inilah mengapa kita sebagai umat Islam perlu menjaga kemurnian dan kesucian air zamzam. Kabar baiknya, jika Sahabat mengunjungi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, ada banyak petugas yang membagikan air zamzam secara gratis menggunakan botol sekali pakai.

Hajar Aswad, Batu Surga yang Ternyata Pernah Dicuri

Hajar Aswad, Batu Surga yang Ternyata Pernah Dicuri

Hajar Aswad merupakan batu dari surga yang diturunkan ke bumi saat Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah membangun Ka’bah. Mulanya, batu ini berwarna putih, namun karena refleksi dari dosa-dosa manusia, warnanya berubah jadi hitam.

Hajar Aswad, Ka'bah
Gambar: Rukun Hajar Aswad, Ka’bah

Bentuk Batu

Banyak yang mengira, batu lonjong berwarna hitam di dalam bingkai perak inilah yang dinamakan Hajar Aswad.

Namun, tahukah Sahabat Ventour, Hajar Aswad sesungguhnya yaitu berbentuk pecahan batu warna hitam kemerahan yang direkatkan pada batu berbentuk lonjong. Bukan keseluruhan batu yang dilindungi oleh bingkai perak.

Foto Hajar Aswad
Gambar: Potret Hajar Aswad dengan resolusi tinggi

Baca Juga: Umroh Ramadhan, Lakukan 6 Tips Ini Agar Ibadah Maksimal!

Sejarah Batu Surga yang Pernah Dicuri

Mulanya, batu surga ini berbentuk layaknya batu utuh. Namun, karena berbagai insiden yang menimpa selama sejarahnya, batu itu kini terpecah menjadi delapan bagian dengan ukuran yang berbeda-beda. Batu ini sempat dicuri dari Ka’bah pada tahun 930 M oleh kaum Qaramitah, salah satu kelompok Muslim Syiah di Arab Timur.

Aksi pencurian ini dipimpin oleh Abu Tahir Al-Qarmuthi dan disertai dengan pembantaian 30.000 jamaah haji yang sedang berada di Masjidil Haram. Hajar Aswad dibawa kabur oleh Abu Tahir ke masjid miliknya, Masjid Al-Dirar di Bahrain. Ternyata alasan ia mencuri batu tersebut karena ia ingin mengalihkan ibadah haji dari Masjidil Haram ke masjidnya. Innalillahi, ini termasuk ajaran sesat ya, Sahabat Ventour!

Sejarah Hajar Aswad
Gambar: Hajar Aswad zaman dahulu

Batu surga ini hilang dari Kabah selama 23 tahun, sebelum akhirnya dikembalikan pada tahun 953 M. Menurut sejarawan, kaum Qaramitah sempat meminta tebusan kepada Bani Abbasiyah apabila batu tersebut ingin dikembalikan. Akhirnya kaum Qaramitah mengembalikan batu tersebut dengan cara dilempar, sehingga batu ini pecah menjadi beberapa bagian.

Benarkah Ada Hajar Aswad di Turki?

Pecahan batu surga ini diisukan tersebar di Turki. Pecahan ini dipercaya dipindahkan pada masa pemerintahan Kesultanan Turki Utsmani oleh Sultan Sulaiman. Pada masa itu, Kesultanan Turki Utsmani memang menguasai wilayah Arab Saudi dan banyak menyimpan peninggalan sejarah Islam.

Pecahan yang diduga batu surga dan berada di Turki ini berjumlah enam buah. Yang pertama dipajang di mihrab Masjid Biru, satunya lagi terletak di atas pintu masuk makam Sulaiman Agung, dan empat pecahan sisanya terdapat di Masjid Sokullu Mehmet Pasa (satu di atas mihrab, satu di bawah mimbar bawah, satu lagi di atas mimbar atas, dan terakhir di pintu masuk). 

Baca Juga: Penting! Inilah 10 Perlengkapan Umroh yang Wajib Dibawa

Namun, keaslian pecahan batu ini masih dipertanyakan, karena belum ada bukti-bukti yang menguatkan. 

Kepingan batu yang diduga Hajar Aswad di pintu masuk makam Sulaiman Agung
Gambar: Kepingan Hajar Aswad di atas pintu masuk makam Sulaiman Agung

Keutamaan Mencium dan Mengusap Hajar Aswad

Dijuluki batu mulia dari surga, pada saat ibadah umroh maupun haji, Sahabat Ventour disyariatkan untuk mencium serta mengusapkan tangan pada Hajar Aswad.

Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah Saw.:

  مَنْ فَاوَضَهُ، فَإِنَّمَا يُفَاوِضُ يَدَ الرَّحْمَنِ 

“Barangsiapa bersalaman dengannya (Hajar Aswad), seolah-olah ia sedang bersalaman dengan Allah yang Maha Pengasih.” (H.R. Ibnu Mâjah) 

Maqam Ibrahim Ternyata Bukan Kuburan, Inilah Sejarah dan Keutamaannya!

Maqam Ibrahim Ternyata Bukan Kuburan, Inilah Sejarah dan Keutamaannya!

Banyak yang salah kaprah menganggap Maqam Ibrahim di Masjidil Haram adalah kuburan. Namun, ternyata bangunan ini adalah batu tempat berdirinya Nabi Ibrahim saat membangun dan meninggikan Ka’bah. Maqam dalam bahasa Arab artinya tempat berpijaknya dua kaki, berdiri, atau bangun.

Letak Maqam Ibrahim
Gambar: Maqam Ibrahim yang terletak 10-11 dari arah timur Ka’bah

Sejarah

Banyak yang meyakini, batu yang dipijak oleh Nabi Ibrahim adalah batu keramat yang diturunkan dari surga bersamaan dengan Hajar Aswad. Batu ini kemudian diambil oleh Nabi Ismail dan diberikan pada ayahnya, Nabi Ibrahim, sebagai tempat berpijak saat meninggikan Ka’bah.

Bentuk dan Letak Maqam Ibrahim

Maqam Ibrahim terletak dan berjarak 10 hingga 11 meter dari timur Ka’bah. Dilansir dari Saudi Gazette, Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci merilis foto jejak kaki Nabi Ibrahim dengan kualitas 49.000 piksel.

Foto jejak kaki Nabi Ibrahim
Gambar: Foto jarak dekat jejak kaki Nabi Ibrahim

Batu bekas jejak Nabi Ibrahim berwarna perunggu, agak kehitam-hitaman. Bentuk batunya bujur sangkar dengan panjang 40 sentimeter dan lebar serta tinggi sekitar 20 sentimeter.

Baca Juga: Le Meridien Tower: Inilah Hotel Bintang 5 Terfavorit di Mekah!

Jejak kaki Nabi Ibrahim berada di tengah-tengah batu. Panjang telapak kaki pada permukaan batu adalah 27 sentimeter dan lebarnya 14 sentimeter, dengan kedalaman jejak kaki sekitar 9-10 sentimeter.

Relokasi dan Renovasi

Menurut sejarah, bentuk bangunan yang melindungi batu jejak kaki Nabi Ibrahim ini terus mengalami perubahan. Mulanya, batu ini terletak menempel di dinding Ka’bah. Bangunan tersebut membuat area tawaf menjadi semakin sempit, seiring dengan peningkatan jumlah jamaah setiap tahunnya.

Letak Maqam Ibrahim
Gambar: Proses tawaf mengelilingi Ka’bah

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, akhirnya batu jejak Nabi Ibrahim ini digeser mundur agar jamaah lebih leluasa saat melakukan tawaf.

Pada 1967, bangunan pelindung batu jejak Nabi Ibrahim diubah menjadi kotak kaca kristal, yang dilapisi emas dan perak. Bagian luarnya juga dilapisi kaca bening setebal 10 sentimeter yang tahan terhadap panas dan antipecah seperti saat ini.

Bangunan kaca pelindung Maqam Ibrahim
Gambar: Maqam Ibrahim yang dilindungi dengan bangunan kaca berlapis emas dan perak

Baca Juga: Hajar Aswad, Batu Surga yang Ternyata Pernah Dicuri

Keutamaan Maqam Ibrahim

Maqam Ibrahim juga memiliki keutamaan yaitu sebagai tempat shalat sunnah setelah menunaikan tawaf dan sebelum menuju bukit Safa-Marwah. Dalam hadits riwayat Bukhari, Umar bin Khattab pernah berkata:

“Saya bertanya pada Rasulullah, “Maukah engkau jadikan batu tempat berdirinya Nabi Ibrahim sebagai tempat untuk mengerjakan shalat?”

Maka turunlah firman Allah surah Al-Baqarah ayat 125, “Dijadikanlah sebagian Maqam Ibrahim itu sebagai tempat shalat.”

Namun, saat musim haji, tentu bukan perkara mudah untuk bisa shalat sunah tepat di area ini. Area ini dijaga ketat oleh petugas karena di tempat itu sangat padat orang yang ingin melakukan shalat sunnah.

Petugas juga mengingatkan jamaah agar tidak mengusap-usap dan berdoa di Maqam Ibrahim karena dikhawatirkan mengandung penyembahan dan penghormatan yang berlebihan.

Sejarah Kelam Ka’bah Diterjang Banjir Besar, Apa Penyebabnya?

Sejarah Kelam Ka’bah Diterjang Banjir Besar, Apa Penyebabnya?

Pada 24 November 2022, tercatat banjir bandang di Kota Jeddah hingga menewaskan dua orang. Ternyata banjir bukan hanya pernah terjadi di Mekah, tapi juga pernah merendam Ka’bah di Masjidil Haram. Padahal Arab Saudi adalah daerah yang tandus dan kering, namun kenapa bisa dilanda banjir parah? Apa penyebabnya?

Yuk simak ulasannya berikut, Sahabat!

Banjir yang merendam Ka’bah pada tahun 1941
Gambar: Banjir yang merendam Ka’bah pada tahun 1941

Sejarah Banjir Menerjang Ka’bah

Sebelum diangkat menjadi nabi, banjir besar pernah melanda Ka’bah saat Nabi Muhammad berusia 35 tahun. Banjir menyebabkan dinding Ka’bah retak. Kaum Quraisy khawatir sewaktu-waktu Ka’bah bisa roboh, sehingga Ka’bah harus segera direnovasi.

Maka Ka’bah yang semula tingginya 4.5 meter dirobohkan dan diganti bangunan baru yang lebih tinggi yaitu sekitar 11 meter. Pintu Ka’bah ditinggikan dua meter agar tidak mudah dimasuki, kecuali oleh orang-orang tertentu. Pintu Ka’bah yang tadinya dua, lalu satunya ditutup hingga tersisa satu saja.

Baca Juga: Tragedi Duka Terbesar di Terowongan Mina, Ribuan Jemaah Haji Tewas!

Namun, ketika akan meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempat semula, terjadi perselisihan. Masing-masing suku mengklaim lebih berhak untuk meletakkan Hajar Aswad. Untunglah ada usul seorang kepala Bani Makhzum, yaitu Abu Umayah ibnul Mughirah al-Makhzumi, untuk mengatasi perselisihan itu.

Abu Umayah mengusulkan, yang berhak meletakkan Hajar Aswad adalah orang yang pertama kali memasuki Masjidil Haram. Ternyata yang pertama memasuki masjid adalah Nabi Muhammad. Keempat suku tersebut akhirnya setuju jika Nabi Muhammad-lah yang meletakkan Hajar Aswad, karena mereka percaya Nabi Muhammad merupakan sosok yang terpercaya.

Ilustrasi peletakkan Hajar Aswad oleh keempat perwakilan suku di Mekah
Gambar: Ilustrasi peletakkan Hajar Aswad oleh keempat perwakilan suku di Mekah

Namun, Nabi Muhammad meminta dibentangkan sehelai kain. Lalu Hajar Aswad diletakkan di atas kain tersebut. Nabi Muhammad meminta perwakilan keempat suku untuk mengangkat masing-masing ujung kain dan meletakkan Hajar Aswad secara bersama-sama. Masya Allah ya, Sahabat! Inilah sikap kebijaksanaan dan keadilan Baginda Nabi Muhammad Saw.

Tragedi pada Masa Kekhalifahan Umar

Setelah direnovasi, ternyata banjir kembali menerjang Ka’bah saat masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Kabah kembali rusak karena komposisi Ka’bah masih berupa batu-batuan yang direkatkan oleh tanah dan lumpur. Untuk mencegah banjir yang lebih parah, Khalifah Umar bin Khattab membangun bendungan di sebagian lembah yang rawan banjir, seperti Lembah Fathimah.

Tragedi pada Masa Turki Utsmani

Namun pada masa kesultanan Turki Utsmani tahun 1630, terjadi hujan deras yang dimulai dari jam dua pagi dan bertambah dahsyat derasnya waktu Zuhur dan Asar, hingga menyebabkan banjir besar di Kota Mekah.

Banjir memasuki area Masjidil Haram hingga airnya mencapai pengikat lampur di Ka’bah. Ka’bah sisi dinding Syami roboh total, sebagian dinding sebelah Timur dan Barat pun ikut roboh. Diperkirakan korban yang meninggal akibat musibah banjir ini sebanyak 500-1000 orang. Akhirnya Ka’bah pun kembali direnovasi.

Baca Juga: Asal-Usul Gelar Haji, Ternyata Taktik Licik & Warisan Belanda!

Tragedi Banjir Ka’bah Tahun 1941

Setelah itu, banjir tidak terjadi lagi hingga tahun 1941. Tahun itu merupakan masa terburuk karena banjir merendam Ka’bah hingga ketinggian hampir setengah bangunan. Banjir ini disebabkan hujan deras yang mengguyur kota Mekah selama sepekan penuh. Air pun meluap dan membuat aktivitas di Mekah lumpuh total.

Pada musibah banjir tahun 1941 inilah, beredar sebuah foto seorang anak muda yang berenang mengelilingi Ka’bah untuk tawaf. Ternyata sosok tersebut adalah Syekh Ali Ahmad al-Iwadhi saat muda, yaitu apoteker terkemuka dari Bahrain.

Syekh Ali Ahmad al-Iwadhi saat muda yang melakukan tawaf dengan cara berenang
Gambar: Syekh Ali Ahmad al-Iwadhi saat muda yang melakukan tawaf dengan cara berenang

Ka’bah yang terendam banjir tak mematikan semangatnya untuk beribadah, termasuk melakukan tawaf. Ia bersama saudara dan satu temannya berenang mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran.

Tawaf di kala banjir yang dilakukan Syekh Ali Ahmad ini bukan yang pertama kalinya. Salah satu sahabat nabi yang dikenal sebagai sosok yang taat, yaitu Abdullah bin Zubair, ternyata pernah tawaf sambil berenang, karena waktu itu Ka’bah dilanda banjir.

Banyak kesaksian para tokoh yang mengatakan, “Sesulit apapun kondisi untuk beribadah, Abdullah bin Zubair selalu tetap melaksanakannya. Ka’bah pernah direndam banjir, namun ia tetap melakukan tawaf dengan cara berenang.”

Untuk mengurangi risiko banjir yang semakin parah, pemerintah Arab Saudi melakukan renovasi drainase di sekitar Masjidil Haram. Hasilnya, hujan deras sempat menerjang Mekah, terutama pada musim dingin, namun tidak menimbulkan luapan air di kawasan Masjidil Haram.

Baca Juga: Le Meridien Tower: Hotel Bintang 5 Paling Favorit di Mekah!

Penyebab Banjir di Mekah

Penyebab banjir di Mekah ini bukan hanya dari curah hujan yang tinggi, tapi juga karena letak geografis, struktur tanah, dan sistem drainase di Kota Mekah. Mekah berada di antara bukit dan termasuk dataran rendah yang letaknya di dalam cekungan. Struktur tanah Kota Mekah yang terdiri dari pasir dan batu-batuan juga mengakibatkan air sulit terserap.

Sangat jarang ditemukan drainase atau saluran air yang ada di Kota Mekah dan sekitarnya, sehingga mudah banjir meskipun hanya hujan sebentar. Warga Kota Mekah juga sempat mengeluhkan infrastruktur yang buruk sebagai penyebab terjadinya banjir di Jeddah tahun 2022.

Hujan deras yang terjadi di kawasan Masjidil Haram
Gambar: Hujan deras yang terjadi di kawasan Masjidil Haram

Banjir ini juga bisa disebabkan karena Arab Saudi tidak memiliki sungai yang mengalirkan air langsung ke laut. Hanya ada oase-oase dimana Arab Saudi bisa memenuhi kebutuhan air penduduknya, selain dari desalinasi air laut.

Dari musibah ini, Sahabat bisa mengambil hikmah dan pelajaran, bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi. Allah mengajarkan kita bagaimana untuk bersikap menjaga rumah suci-Nya. Daripada menghujat takdir, setiap kali terjadi hujan, alangkah baiknya kita memohonkan doa, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad saat hujan:

اَللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيًّا وَسَيِّبًا نَافِعًا

“Ya Allah, jadikan ini hujan hujan yang membawa manfaat.” (H.R. Bukhari)

Itulah sejarah musibah banjir yang pernah terjadi di Ka’bah. Semoga Sahabat dapat mengambil hikmah dan lebih lapang dada dalam menghadapi apapun takdir Allah, termasuk nikmat hujan saat beribadah di Tanah Suci.