Ini 10 Risiko Umroh Backpacker, Jangan Tergiur Umroh Murah!

Umroh dengan biaya murah tentu menjadi incaran para calon jemaah. Bahkan muncul istilah umroh backpacker, yaitu umroh yang keberangkatan tidak diurus oleh travel umroh dan dilakukan secara mandiri, sehingga biaya umrohnya jauh lebih murah.

Namun, ternyata ada banyak risiko dan kendala jika kita memilih umroh backpacker, terutama dalam segi administrasi, keamanan, dan keselamatan.

Risiko berangkat umroh backpacker
Gambar: Risiko berangkat umroh backpacker, ternyata tak resmi dari Kementerian Agama

Mengapa Umroh Backpacker Tidak Dianjurkan?

Dibanderol harga murah, bahkan bisa setengah dari biaya umroh pada umumnya, banyak jemaah yang memilih umroh backpacker. Namun, Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama, yaitu M. Noer Alya Fitra tidak menganjurkan umroh backpacker. Hal ini diungkapkan pada tim Kompas.com, “Tidak boleh berangkat backpacker, harus melalui PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah).”

Pada dasarnya, ibadah umroh berbeda dengan liburan. Orang yang menunaikan ibadah umroh mendapatkan unsur pelayanan, pembinaan, dan perlindungan. Hal ini sudah tercantum dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, bahwa jemaah wajib mendapatkan ketiga aspek tersebut.

Ka'bah di Masjidil Haram
Gambar: Aturan dan larangan umroh secara mandiri yang tercantum pada undang-undang

Sementara orang yang berlibur mengatur segala sesuatunya sendiri dan bertanggung jawab penuh atas perjalanannya. Inilah yang membedakan umroh dengan liburan. Maka, tak salah jika Kementerian Agama menganjurkan jemaah untuk hanya mengikuti umroh dari travel umroh yang telah berizin sebagai PPIU.

10 Risiko atau Bahaya Umroh Backpacker

1. Gagal Mendapat Visa

Jika berangkat umroh secara mandiri, Sahabat tidak akan bisa memproses visa umroh. Sebab, yang dapat memproses visa umroh hanya PPIU.

Baca Juga: Kenali Kuota Roaming, Solusi Hubungi Keluarga dari Tanah Suci!

Risiko gagal mendapatkan visa
Gambar: Risiko gagal mendapatkan visa umroh jika berangkat umroh backpacker

Sahabat harus meminta bantuan pemrosesan visa pada PPIU, yang bisa memakan waktu lebih lama dan biaya yang lebih mahal.

2. Risiko Barang Tertukar dan Hilang

Jika Sahabat ikut umroh secara mandiri dan tak memahami seluk-beluk keimigrasian, akan sangat berisiko jika ada barang bawaan yang tertukar atau hilang saat di bandara. Sahabat harus mengurusnya sendirian. Namun, jika Sahabat berangkat umroh bersama travel, semua ini akan menjadi tanggung jawab penuh travel.

3. Kesulitan Akomodasi

Jika Sahabat berangkat umroh bersama travel, Sahabat tidak perlu memusingkan soal akomodasi, mulai dari maskapai, hotel, transportasi selama di Mekah dan Madinah, konsumsi, dan surat izin masuk yang dibutuhkan, misalnya tasrih (surat izin masuk Raudhah). Sahabat hanya tinggal duduk manis, karena semuanya telah diurus dan disiapkan oleh travel.

Risiko kesulitan akomodasi jika berangkat umroh secara mandiri
Gambar: Risiko kesulitan akomodasi di Mekah dan Madinah jika berangkat umroh backpacker

Jika berangkat umroh secara mandiri, Sahabat tentu akan kesulitan mengurus akomodasi, apalagi kalau belum memahami seluk-beluk aturan di Arab Saudi.

4. Kendala Bahasa & Budaya

Salah satu risiko dari umroh backpacker yaitu Sahabat akan kesulitan berkomunikasi karena perbedaan bahasa dan budaya, terutama jika Sahabat memang tak bisa berbahasa Arab dan baru pertama kali ke Arab Saudi.

Baca Juga: Kenali 5 Tempat Miqat yang Sering Dikunjungi Jemaah Umroh

Sementara jika Sahabat pergi umroh bersama travel, Sahabat akan didampingi Tour Leader yang telah puluhan kali umroh, muthawif atau pembimbing umroh yang memang tinggal di Arab Saudi dan paham budaya di sana, dan tour guide yang memandu Sahabat selama tour atau ziarah.

5. Jadwal City Tour Tak Menentu

Jika berangkat umroh secara mandiri, Sahabat harus mengatur itinerary atau susunan tempat wisata yang akan dikunjungi. Sahabat juga harus memahami jalan di Mekah dan Madinah untuk menuju lokasi. Ada kemungkinan bahwa GPS yang digunakan Sahabat tidak akurat dan pada akhirnya akan menyulitkan diri sendiri karena tersasar.

6. Umroh Backpacker Terancam Delay

Jika memilih umroh backpacker, Sahabat akan mengurus dan membeli tiket pesawat secara mandiri. Tentu yang dipilih adalah tiket pesawat yang termurah.

Jemaah umroh terancam delay
Gambar: Jemaah umroh terancam delay lebih lama jika memilih umroh backpacker

Sementara itu, tiket pesawat yang murah menuju Jeddah biasanya akan transit di beberapa negara terlebih dahulu. Hal ini akan memakan waktu perjalanan yang lebih lama, karena waktu transit biasanya selama 1 jam sampai 3 jam. Belum lagi jika ada kemungkinan pesawat delay.

Energi dan waktu akan terkuras habis. Sahabat akan merasa lebih lelah, karena terlalu banyak kendala, padahal baru perihal keberangkatan saja.

7. Risiko Sakit atau Meninggal

Yang membedakan umroh backpacker dan umroh dari travel, adalah perihal pengurusan kesehatan dan asuransi selama di Arab Saudi.

Jika Sahabat berangkat umroh secara mandiri, lalu jatuh sakit karena terlalu lelah, siapa yang akan mengurus jaminan kesehatan dan biaya rumah sakitnya? Tak menutup kemungkinan, bahwa maut bisa menjemput kita kapan pun, termasuk saat ibadah umroh. Jika berangkat umroh backpacker, siapa yang akan mengurus proses pemakaman dan asuransi jiwa untuk kita?

Baca Juga: Review Hotel Anjum, Hotel di Mekkah dengan View Masjidil Haram

Sedangkan jika umroh bersama travel, travel-lah yang akan mengurus jaminan jika kita jatuh sakit atau bahkan meninggal di Arab Saudi.

8. Risiko Kehilangan Dokumen

Paspor dan visa ibarat nyawa setiap jemaah umroh. Paspor dan visa ini memuat identitas Sahabat, terutama identitas dari negara asal. Jika Sahabat mengalami kehilangan dokumen dan permasalahan hukum, tentu akan sulit mengurus sendiri saat Sahabat memilih umroh backpacker.

9. Tak Ada Pembimbing Umroh

Umroh backpacker berarti berangkat umroh secara mandiri, tanpa didampingi Tour Leader, muthawif, dan tour guide. Bahkan Sahabat juga tak mendapatkan bimbingan umroh atau manasik sebelum keberangkatan. Seluruh tata cara ibadah umroh dan praktiknya harus dipelajari sendiri.

Umroh backpacker tanpa tour leader, tour guide, dan muthawif
Gambar: Umroh backpacker tanpa tour leader, tour guide, dan muthawif

Hal ini akan menjadi kendala, terutama bila Sahabat tidak menguasai ilmu umroh secara menyeluruh dan belum memiliki pengalaman umroh sama sekali.

Baca Juga: Titip Doa pada Orang yang Umroh? Ternyata Begini Hukumnya!

10. Umroh Backpacker Biayanya Bisa Lebih Mahal

Mengurus segala sesuatunya secara mandiri, mulai dari mengurus visa umroh, melakukan booking tiket pesawat dan hotel yang termurah, dan menggunakan transportasi umum selama di Mekah dan Madinah, tentu ini tak hanya merepotkan diri sendiri, tapi juga berisiko akan memangkas biaya yang lebih besar.

Awalnya, memilih umroh backpacker karena ingin berhemat, namun malah boncos. Bahkan hal ini bisa mengganggu kenyamanan dan kekhusyukan Sahabat dalam beribadah.

Banyak hal yang perlu dipertimbangkan jika Sahabat memilih umroh backpacker. Tentu Sahabat tak ingin perjalanan ibadah umroh justru jadi merepotkan, bukan? Sebab, kenyamanan dan kekhusyukan ibadah adalah prioritas utama.

Leave a Reply

Your email address will not be published.