Rahasia Sejuknya Lantai Masjidil Haram, Terbuat Dari Marmer Termahal!

Melaksanakan shalat di Masjidil Haram adalah impian semua umat Islam. Apalagi sensasi kenyamanan yang dirasakan saat shalat di sekeliling Ka’bah, karena lantainya yang terasa sejuk meski di tengah cuaca terik. Sebenarnya apa rahasia di balik sejuknya lantai Masjidil Haram, meski matahari bersinar sangat terik?

Rahasia sejuknya lantai Masjidil Haram di Mekah meski di bawah cuaca terik
Gambar: Rahasia sejuknya lantai Masjidil Haram di Mekah meski di bawah cuaca terik

Kenapa Lantai Masjidil Haram Terasa Sejuk?

Reasahalharamain, sebuah lembaga yang mengurusi dua masjid kota suci, yaitu Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, mengungkapkan alasan mengapa lantai masjid terasa dingin meskipun cuaca panas. Ternyata bukan karena ada mesin pendingin atau AC di bawah lantai masjid, lho, Sahabat. Namun, sejuknya lantai Masjidil Haram karena terbuat dari marmer berkualitas tinggi.

Dikutip dari Saudi Gazette, marmer tersebut didatangkan langsung dari daerah bernama Thassos di Yunani, sehingga dinamai marmer Thassos. Sejak zaman kuno, daerah Thassos telah dikenal sebagai penghasil marmer putih berkualitas yang digunakan oleh orang Romawi untuk membangun bangunan dan monumen megah.

Gunung marmer putih di Thassos, Yunani
Gambar: Gunung marmer putih di Thassos, Yunani

Asal-Usul Lantai Masjidil Haram

Marmer Thassos memiliki kristal warna putih salju yang membuatnya berkilau jika terkena pancaran cahaya. Tak hanya digunakan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, marmer Thassos juga digunakan di Masjid Hagia Sophia, Istanbul-Turki. Masya Allah, pasti lantainya sangat indah dan cantik ya, Sahabat!

Baca Juga: Batas Usia Umroh Terbaru, Bolehkah Anak-Anak & Lansia Umroh?

Marmer Thassos berasal dari batuan alam. Batuan alam ini dapat menghambat perpindahan panas dari sinar matahari atau cuaca ekstrem. Inilah mengapa penggunaan marmer Thassos dapat membuat lantai dapat menyerap panas dan lebih sejuk.

Marmer Thassos juga dapat menyerap kelembaban di malam hari. Tak hanya itu, ketika marmer Thassos dijadikan pelapis dinding, marmer mampu meredam kebisingan suara yang berasal dari luar bangunan. 

Bongkahan marmer Thassos dari Yunani yang diolah secara khusus di Arab Saudi
Gambar: Bongkahan marmer putih di Thassos, Yunani yang dibawa dan diolah secara khusus di Arab Saudi

Khusus untuk Masjidil Haram, marmer Thassos diimpor dalam bentuk bongkahan batu langsung dari Yunani, kemudian diolah dan dibentuk secara khusus di Arab Saudi. Marmer Thassos di Masjidil Haram dipasang dalam bentuk persegi panjang yang tebalnya 5 cm. Tingkat ketebalan ini turut mempengaruhi kesejukan lantai, lho, Sahabat.

Keistimewaan Marmer Thassos

Berkat marmer Thassos, lantai Masjidil Haram tetap dingin walau suhu di Mekah bisa mencapai 50 derajat Celcius. Marmer Thassos tak hanya dipasang di area pelataran dan bagian dalam masjid, tapi juga di area tawaf, sehingga Sahabat tidak perlu berjingkat kaki karena kepanasan saat siang hari.

Baca Juga: Shalat di Masjid Quba, Pahala Setara Umroh! Ini Syarat-Syaratnya!

Karena keistimewaannya ini, marmer Thassos merupakan salah satu marmer termahal di dunia. Berdasarkan situs Alibaba, harga marmer Thassos yang langsung didatangkan dari Yunani mencapai USD 200 atau sekitar Rp 2.87 juta per meter persegi.

Proses pembangunan lantai Masjidil Haram menggunakan marmer Thassos
Gambar: Proses pembangunan lantai Masjidil Haram menggunakan marmer Thassos

Siapakah yang Membangun Lantai Masjidil Haram?

Konon diceritakan, bahwa arsitektur di balik pembangunan lantai Masjidil Haram dan Masjid Nabawi adalah Muhammad Kamal Ismaeel. Ia adalah insinyur dan arsitek Mesir, yang pernah mencetak rekor sebagai orang termuda yang dikirim ke Eropa dan mendapatkan tiga gelar doktor dalam Arsitektur Islam.

Sewaktu membeli marmer Thassos untuk Masjidil Haram, Muhammad Kamal langsung menuju Yunani. Ia membeli marmer untuk Masjidil Haram, hampir setengah dari gunung marmer yang ada di Yunani.

Kisah Unik Pembangunan Lantai Masjid Nabawi

Setelah proyek pembangunan Masjidil Haram selesai, pemerintah Arab Saudi meminta Muhammad Kamal kembali memasang marmer yang sama di Masjid Nabawi.

Baca Juga: Utsman bin Affan, Sahabat Nabi yang Hartanya Abadi

Saat Kamal kembali ke Yunani untuk menanyakan marmer yang tersisa, ternyata setengah gunung marmer sisanya telah dibeli orang lain. Perlu diketahui, marmer ini bukan material yang dihasilkan dari pabrik, melainkan terbuat dari batuan alam, jadi cukup terbatas jumlahnya.

Gunung marmer putih di Thassos, Yunani
Gambar: Gunung marmer putih di Thassos, Yunani

Muhammad Kamal pun mencari tahu siapa pembeli marmer tersebut. Akhirnya ia menemukan alamat pembelinya, yaitu sebuah perusahaan di Arab Saudi. Lalu ia mendatangi kantor perusahaan tersebut. Rupanya, semua marmer masih ada dan belum digunakan sama sekali.

Muhammad Kamal menyodorkan cek kosong dan meminta pemilik marmer menuliskan nominal yang diinginkan, berapa pun besarnya. Namun, saat pemilik perusahaan tahu marmer itu akan digunakan untuk pembangunan Masjid Nabawi, ia menolak marmernya dibeli.

Jemaah dapat melakukan tawaf di Masjidil Haram tanpa menggunakan alas kaki meski cuaca terik
Gambar: Jemaah dapat melakukan tawaf di Masjidil Haram tanpa menggunakan alas kaki meski cuaca terik

“Allah yang membuat saya membeli marmer ini. Itu artinya marmer ini memang sudah ditakdirkan Allah untuk Masjid Nabawi,” katanya. Sang pemilik marmer akhirnya menyumbangkan marmer Thassos yang dibelinya untuk pembangunan Masjid Nabawi. Masya Allah ya, Sahabat!

Leave a Reply

Your email address will not be published.